part 35.1

6.7K 347 10
                                    

Selesai makan malam ia bergegas menuju ke kamar untuk mengambil hoodie miliknya.

Ia akan pergi menemui ezra di taman kompleks. Entah apa yang mau di bicarakan oleh ezra tetapi yang ia tangkap dari pesan yang dikirim oleh ezra, bahwa ada sesuatu yang penting yang ingin dia sampaikan padanya.

Sandra bercamin sejenak. Celana pendek selutut dengan hoodie merah. Tidak buruk. Ia tidak perlu berdandan rapi bukan? Lagi pula inii bukan sebuah kencan. Dan sandra tidak menyukai kencan.

Sandra menuruni anak tangga dengan handphone di tangan kanannya. Dan menemukan daddy nya sedang menonton televisi di ruang tengah.

"Dad sandra mau ke pergi bentar" pamit sandra. Alvaro menatap anak perempuannya itu dari atas hingga bawah.

"Mau kemana Malam-malam gini?" tanya alvaro.

"Ketemu temen bentaran doang dad" jawab sandra.

"Temen siapa? Yang daddy tau kamu gak punya temen deh selain sahabatmu yang pindah ke Prancis itu" ucap alvaro.

Sandra mendengus mendengar ucapan daddy nya. Bukannya ia tak memiliki teman. Selama ini ia telah menjaga hubungan baik dengan yang lain, berarti mereka berteman bukan? Hanya saja tidak ada yang seperti sahabatnya itu.

"Daddy agak kesini. Sandra mau bisikin sesuatu" pinta sandra. Sambil sesekali menolehkan kepalanya kearah tangga, takut kedua saudaranya mupun noah menuju ke ruang tengah.

Alvaro menatap anaknya dengan pandangan bingung "Kenapa harus di bisikin kalau bicara biasa aja bisa? Emang kamu mau ketemu siapa sih?" tanya alvaro.

"Sini dulu nanti sandra beritahu. Sandra takut kalo tiba-tiba dave maupun edward tiba-tiba ada disini dan ngedenger apa yang mau sandra sampaikan ke daddy" jelas sandra.

Alvaro mendekatkan dirinya kepada sandra dan sandra langsung membisikkan kata-kata yang membuat alvaro tersenyum. Bukan karena kata-katanya tetapi karena nama seseorang yang akan di temui oleh putrinya itu.

"Sandra mau ketemu ezra" bisik sandra.

"Kenapa malah di taman komplek? Kan dia bisa main kesini? " tanya alvaro bingung.

Sandra hanya mengedikan bahunya lalu betdiri untuk bersiap pergi.

"Mungkin karena dave dan edward. Mereka kan kayak macan" ucap sandra dan bertepatan dengan edward yang baru saja tiba di ruang tengah.

"Siapa yang kau sebut sebagai macan?" tanya edward.

"Kau ed. Kau galak seperti macan" ucap sandra hendak membuka pintu tapi pertanyaan dari edward membuatnya berhenti.

"Mau kemana kau?" tanya edward.

"Mau cari angin bentar" ucap sandra acuh lalu menutup pintu rumahnya sebelum saudaranya itu bertanya yang aneh-aneh.

****

Sandra tiba di taman sepuluh menit kemudian. Tamannya memang tidak terlalu jauh dari rumahnya.

Mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru Taman. Malam ini taman sedikit ramai dari biasanya dan lagi pula ini masih jam tujuh malam. Masih belum terlalu malam untuk sekedar menongkrong. Dan tatapannya jatuh pada sesosok laki-laki dengan sweater abu-abu.

Sandra menepuk pundak ezra dengan wajah seperti biasa-datar-.

"Duduk al" ucap ezra. Sandra mendudukan dirinya di sebelah ezra.

Setelah itu terjadi keheningan diantara mereka. Ezra maupun sandra tidak mengeluarkan sepatah katapun. Hingga membuat sandra sedikit kesal. Ini sudah beberapa menit berlalu tetapi ezra tak kunjung memberitahu apa yang ingin laki-laki itu katakan.

Sandra menghela nafas kasar "Lo mau ngomong apaan sih? Kalo gak ada yang lo omongin mending gue pulang dari pada gue duduk-duduk gajelas disini" ucap sandra pada akhirnya.

"Maaf kalo udah bikin lo keluar malam" menarik nafas panjang sebelum mengatakan yang sesungguhnya.

"Gue cuman mau ungkapin sesuatu yang gue rasain selama ini ke elo" lanjut ezra

"Gue gak tau mau ngomong apa, gue juga bukan sosok laki-laki yang terlalu romantis tapi disini gue mau jujur sama lo kalo gue suka sama lo" ezra menjilat bibirnya yang kering lalu menatap sandra tepat pada maniknya.

"Gue tau kedua saudara lo gak suka sama gue. Dan itu gue anggep wajar karena gue orang baru di hidup kalian apalagi lo perempuan satu-satunya. Sekarang gue gak berharap banyak sama lo karena gue tau lo gak pernah ada rasa sama gue. Tapi biarkan gue berusaha untuk ngeluluhin hati lo yang sekeras es itu" ucap ezra sambil menggenggam tangan sandra.

"Lo... Lo suka sama gue? Sejak kapan?" tanya sandra kaget akan pernyataan yang di terimanya.

"Gue suka sama lo sejak pertama kali gue kenal sama lo. Sejak lo nunjukin dimana letak kelas gue" jawab ezra.

Sekali lagi sandra menghela nafas dalam-dalam. Ia begitu bingung dengan apa yang ia rasakan. Semuanya bercampur menjadi satu. Rasa bingung kaget dan sedikit merasa bersalah.

"Gue gak tau harus jawab apa. Lo tau gue gak suka berkomitmen untuk saat ini hingga gue bener-bener sukses. Itu pendirian gue sejak dulu. Dan gue gak bakal seenak jidat ngehapus semua itu" ucap sandra.

Sandra melepas genggaman tangan ezra. Menatap kosong kearah depan. Pikirannya melayang memikirkan ucapan ezra.

Walaupun ini bukan yang pertama kali seseorang menyampaikan perasaan padanya tetapi ia masih merasa enggan. Enggan untuk membuka pintu hatinya.

Hatinya telah terkunci, terpaku pada sesosok kakak dari sahabatnya yang telah lama pergi di sini. Kekasih atau mantan kekasih, bahkan mereka tidak mengatakan bahwa hubungan mereka berakhir.

Ia telah berjanji untuk tidak berkomitmen terlebih dahulu hingga ia menjadi orang sukses.

Mungkin hanya itu alasan yang selalu ia sampaikan kepada seseorang yang menyukainya, tapi tidak ada yang tau jika dibalik itu semua ada alasan tersendiri.

Alasan yang membuatnya benar-benar menutup diri pada kaum adam. Tidak ada yang tau akan hal itu. Bahkan kedua saudaranya pun tidak tau. Yang mereka tau jika sandra telah putus sejak laki-laki itu pergi.

Sandra mampu mengendalikan perasaan itu. Ia benar-benar menutupi semuanya dengan muka datar dan hati yang keras. Berperan jika ia tidak pernah merasakan perasaan itu. Perasaan yang sempat membuatnya lemah.

Perasaan yang dulu sangat membuatnya bahagia. Tapi sayang perasaan itu kini telah membuatnya menjadi sedikit lemah. Tapi dari sana ia juga belajar menjadi orang yang kuat.

Menjalin kasih selama hampir tiga tahun bukanlah hal yang mudah dilupakan. Kenangan manis yang mereka lewati terkadang berputar sendiri didalam pikirannya.



*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-
Up up nih
Yang kangen mana suaranya? Udah lama ya gak update?
Kangen gak nih ? Kangen siapa coba? Hahaha maaf lama gak update soalnya lagi sibuk dan gak ada kuota ini aja minta hotspot ke ayah. Hahahaha

Udah udah kok jadi curhat. Semoga suka ya sama ceritaku dan masih mau nungguin aku update.

Surabaya, 14-04-18
See you next chapter

The Angels Or Demons [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang