Setelah kemarin membicarakan tentang rencana ini dengan jack. Keesokan harinya sandra menghubungi alexa untuk meminta bantuannya agar ia dapat bertemu dengan dylan.
"Hallo aunty ini sandra" ucap sandra ketika sambungan telepon terangkat.
"..."
"Sandra boleh minta tolong sama aunty? "
"..."
"Aunty bisa temuin sandra sama dylan? "
"..."
"Enggak. Sandra cuman ingin kasih tau sama dylan itu agar gak datang lagi kerumah"
"..."
"Kalo bisa secepatnya ya aunty. Sabdra gak mau nunggu lama-lama, takutnya sandra gak bisa"
"..."
"Iya. Bye aunty" sandra mematikan sambungan teleponnya.
"Gimana? " tanya dave yang berbaring di kasur milik sandra.
"Aunty mau nolongin kita. Ia juga bilang akan ngusahain agar kita dapat bertemu dengan dylan secepatnya" jawab sandra lalu duduk di sofa kamarnya.
"Nanti kalo kita udah bertemu kita akan ngapain dia? " tanya edward.
"Kita kasih gertakan terlebih dahulu jika ia masih berani kita langsung aja jalankan rencana" jawab sandra.
"Kau yakin kita tak akan ketahuan oleh yang lain? " tanya edward sedikit takut.
"Kenapa harus takut kalau kita ketahuan? Kita kan berusaha melindungi mommy, jadi tidak mungkin mereka akan menghukum kita" ucap dave.
"Lagi pula semua telah tau bagaimana sifat kita ed" sahut sandra.
"Baiklah ..." ucap edward pasrah.
"Ed apa hubunganmu dengan ayah telah membaik? " tanya sandra tiba-tiba.
"Ya untuk saat ini hubungan kami membaik karena aku tak mungkin membuat situasi ini lebih parah dengan membuat keributan dengan ayah. Tapi kalau untuk kedepanya aku tak tau" jawab edward lalu berdiri menuju rak buku untuk mencari buku yang pas untuk ia baca.
"Apa kau tak capek ed? Aku sarankan setelah ini berbaiklah pada ayah. Kau tau tak ada yang tau umur seseorang dan aku tak mau kau menyesal dikemudian hari " nasihat sandra.
Edward terhenti dari kegiatan memilih bukunya untuk mencerna setiap kata yang diucapkan oleh sandra. Ia sadar ia tak seharusnya seperti ini, toh apa salahnya jika berbaikan dengan ayah kandungnya sendiri. Ia juga tak mau menyesal karena tak sempat berbaikan dengan ayahnya.
"Akan ku usahakan" ucap edward lalu kembali memilih buku milik sandra.
Dave dan sandra menghela nafas melihat sifat keras kepala yang edward miliki. Edward memiliki sifat yang tak jauh beda dengan tristan. Mereka memanglah seorang yang benar-benar keras kepala.
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-
"San ada temen kamu di bawah" ucap varo di depan pintu.Sandra, edward dan dave saling berpandangan satu sama lain karena selama ini tak ada yang main ke rumah mereka.
"San.. " panggil varo lagi. Sandra berdiri lalu membuka pintu.
"Siapa dad? Temen? " tanya sandra memastikan.
"Iya temen kamu. Dia laki-laki" jawab varo.
"Perasaan sandra gak janjian sama siapa pun deh" ucap sandra bingung.
"Kan itu temen kamu jadi apa salahnya jika dia main kerumah tanpa harus janjian. Udah kamu temuin sana. Gak baik tamu di tinggal lama-lama" ucap varo lalu melenggang pergi menuju kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Angels Or Demons [Slow Update]
Ficção AdolescenteKejam? Ya mereka adalah orang yang kejam. Baik? Mereka juga baik. Banyak orang yang menyebut mereka malaikat tapi mereka juga memiliki sifat iblis yang tak mengenal kata kasihan dan ampun terhadap musuh. I don't know how they could have this trait...