igapan; hera butuh mereka!

24.2K 3.3K 1.2K
                                    

23.50

Hera buka matanya perlahan walau sakit. Dia membiasakan matanya terdahulu sama ruangan serba putih itu. Rasanya pusing. Cuma itu yang hera rasain. Yang bisa dia liat cuma putih dan burem.

Dalem hati dia terus-terusan ngutuk karna sakit yang dia rasain sekarang.

Dia gerakkin tangannya perlahan buat nyentuh kepalanya. Begitu kaget dia ketika tau ada lilitan perban di area kepala.

"Gue kenapa?" Dalem hati dia bertanya.

Dia noleh ke samping kiri. Ada seorang cowo yang ketiduran tanpa ngelepasin tangan hera.

"Kak mingyu." Kata hera. Pelan bgt. Hampir ga kedengeran sama telinganya sendiri.

"Aku nyusahin kamu ya?" Hera ngelus kepala mingyu pelan tanpa ngebuat mingyu bangun.

"Maaf aku ngelibatin kamu disini." Sekali lagi hera ngomong. Sambil nahan sakit, ngga sadar hera jatuhin air matanya.

Tiba-tiba aja mingyu ngerenggangin badannya. Dia ngumpulin nyawa buat bisa natep hera.

"Loh ra? Kamu udah bangun ternyata." Mingyu senyum.

Langsung buru-buru hera ngapus air matanya.
"Eh iya gue udah bangun."
Mingyu senyum lagi.

"Maaf ya."

"Maaf kenapa?"

"Maaf ngerepotin lo lagi dan lagi."

"...ngga kok. Selama aku bisa, kenapa ngga?"

"...ssstt."  Hera nutup matanya erat-erat.

"Kenapa ra? Sakit?" Hera cuma ngangguk pelan.

"Sssstt sini-sini mana yang sakit?" Mingyu ngelus pelan kepala hera. Lembut banget.

"Lo ga bilang siapa-siapa kan?" Mingyu geleng,

"Ngga kok seperti yang lo minta."
Mingyu senyum, cuma kali ini agak terpaksa.

"Gue mau ngabarin taehyung. Gue mau ngabarin abang. Gue mau dia dateng. Mana hp gue?"

Sejenak mingyu hening.
"Lowbat. Lagi di charger. Nanti aja."

"Tapi kalo nanti gue lupa."

"Nanti rara."

Hera natep mingyu teduh. "Iya udah nanti."
"Kamu kalo mau pergi juga gapapa."

"Barusan kamu bilang, aku?"

"Kenapa? Risih?"

"Ngga."
"Aku ngga mau pergi. Aku mau temenin kamu ra."

Hera milih buat diem.

"Kamu harusnya tau ra.." dalem hati mingyu bilang.

Flashback
17.03

Mingyu POV

Gue udah berkali-kali nelepon siapapun yang bisa menjangkau hera tapi ngga ada yang angkat.

Hera mana?

Di ruang operasi.

Kenapa?

Pendarahan.

Kok bisa?

Ya gimana ga bisa sih. Gue yakin keseimbangannya hilang dan dia jatuh.
Kepalanya bocor.

Gue bener-bener gabisa mikir jernih.

Ga sekali gue ngutuk keadaan.

Najis 2🌸kth✅ [in editing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang