🥀3. A Man With Black Suit

5.5K 783 118
                                    

Aku mengikat tali sepatuku setelah membereskan buku-buku yang ada di meja. Mulutku terlihat menggigit roti selai kacang yang belum sempat aku telan. Aku sudah terlambat, pagi ini aku harus menghadiri upacara penerimaan mahasiswa baru di kampus. Merepotkan memang, terlebih untukku yang sangat malas untuk bangun pagi. Tapi, untuk kali ini bukan karena aku malas namun karena aku memikirkan apa yang aku dapatkan semalam.

"Sayang, telan—"

"Aku berangkat dulu, Ayah!" potongku.

Setelah mencium pipi ayah, aku segera berlari ke halte bus di persimpangan jalan dekat rumah. Aku yakin dalam hati pasti ayah ingin sekali memukulku karena mengabaikannya.

Bersyukurlah, bus baru saja berhenti saat aku sampai di halte. Aku segera naik dan mencari tempat duduk yang nyaman. Setelah mendapatkannya, aku memasang earphone di kedua telingaku. Menikmati musik dan menunggu bus mengantarku sampai ke kampus.

Keempat roda bus tersebut mulai berjalan jika seseorang tidak memukul bodynya. Sang sopir menghentikan bus itu lalu mempersilahkan orang yang membuatku bersungut-sungut masuk. Tadinya aku tidak peduli, tapi—

Mata itu menangkap mataku seketika. Mata yang tidak asing. Ia memakai almamater hitam dan kaos warna hitam dengan sepatu putih di kaki jenjangnya. Apakah dia—

'bruk!'

Dia menjatuhkan tubuhnya tepat di kursi seberang tempatku duduk. Kini matanya beralih menatap ke depan kemudian merogoh pocket almamater hitamnya lalu mengeluarkan buku. Kecil seperti kamus, tapi aku yakin itu bukan kamus. Ia membacanya dengan serius bahkan tak memperhatikan apapun kecuali buku tersebut.

"Bodoh!"

Aku mengatai diriku sendiri, sejak kapan aku memperhatikan orang lain hingga sedetail itu. Lalu apa gunanya juga untukku. Aku kembali pada rutinitasku sembari menatap ke arah luar melalui jendela bus hingga bus behenti tepat di halte depan kampusku.

Beberapa orang yang memiliki tujuan yang sama denganku segera turun termasuk orang yang sedaritadi aku perhatikan. Oh, apakah dia mahasiswa baru di kampusku?

Jawaban yang tepat adalah iya!

Orang itu memasuki area kampus terbesar di kota Seoul yang juga merupakan tempatku menuntut ilmu dan ia berjalan tepat di hadapanku sampai —

"Ji—"

"Ya!"

Aku berteriak kaget saat seseorang mengangetkanku dari belakang dan ternyata adalah —

"Seokjin-ah!!"

Dia tertawa.

Seokjin adalah sepupuku, dia bersekolah di tempat yang sama denganku.

"Kau berjalan seperti maling," ujar Seokjin.

"Cih!"

"Ruang panitia di sebelah sana, bukan disana," kata Seokjin sambil menunjuk arah ruang panitia dengan telunjuknya.

"Aku tau,"

Lantas ku lenggangkan kakiku ke ruang panitia yang ada di fakultas kesenian. Namun tetap saja, mataku tidak lepas memandang pria dengan almamater berwarna hitam tersebut.

Acara dimulai tepat jam 7 pagi. Upacara penerimaan berlangsung sama seperti acara penerimaan di universitas lain. Aku yang bertugas menjalankan slide power point mulai merasa bosan dan berharap bahwa acara ini akan berakhir secepatnya.

"Ini,"

Seokjin menyodorkan americano ice padaku.

"Terima kasih," kataku sambil menerima cup tersebut.

검은 튤립 [Black Tulip] × Jungkook [CLOSED PO] [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang