🥀21. Don't Leave Me

3.1K 383 220
                                    

Rinai hujan tak pernah bosan turun membasahi rumput di atas tanah, menciptakan bau yang sangat khas dan suara gemercik hantaman pada benda dibawahnya. Angin bertiup konstan, membawa dedaunan—menuntun air mengikuti kemana mereka bergerak. Menabrak kaca bahkan bangunan, mengibaskan tirai putih transparan seperti yang terjadi didalam sebuah kamar besar bernuansa putih. Disudut sana, terlihat sebuah lukisan karya Picasso yang nampak mahal dengan berbagai ornamen sederhana yang mengelilinginya. Begitupula dengan kursi putih yang nampak menghadap keluar seolah mengintip bagaimana hujan mampu membuat bunga liar disana menunduk dan patah karenanya. Di lain sudut, berdirilah sebuah kotak kaca dengan bunga tulip merah cerah yang telah diawetkan oleh pemiliknya. Ia juga begitu menawan dipandang dari segala arah. Namun, itu semua tak berarti. Mereka semua hanya saksi. Hanya benda mati yang gunanya untuk memoles ruangan agar tak terlihat sepi. Bagian paling penting dari kamar itu adalah sepasang insan yang kini tengah duduk diatas ranjang besar. Bisu. Tak ada suara. Hanya terlihat si laki-laki yang memangku tubuh telanjang gadis itu dengan dirinya yang juga tak memakai sehelai benangpun. Selimut putih nampak menutupi sedikit bagian intim mereka dan hanya berfungsi agar menjaga gadisnya tetap hangat. Mereka saling berhadapan. Gadis itu nampak meletakkan dagunya diatas kepala si laki-laki dan mengusap daun telinga dengan ibu jarinya. Lembut, penuh kasih sayang. Ia juga sesekali mengecup puncak kepalanya lelakinya. Menyasap harum aroma shampoo yang digunakan. Ah … sungguh, ia sangat menyukai itu. Berbeda dengan si lelaki yang asik meletakkan kedua tangannya pada pinggang ramping di hadapannya. Ia juga nampak mencium lembut dada si gadis penuh gairah. Halus, tanpa paksaan dan seolah ia juga menghirup aroma kesukaannya membuat bulu halus sang gadis meremang nikmat.

"Jangan tinggalkan aku," titah si lelaki.

"Kookie?"

"Aku mencintai Noona," lanjutnya.

Diam, hening. Gadis yang tidak lain adalah Jiseo tak sanggup mengatakan apapun. Ia hanya mengusap telinga dingin itu lebih lembut sementara si pria—Jungkook—memiringkan kepalanya, menyandarkan telinganya di dada Jiseo sambil mendengarkan detak jantungnya yang bagi Jungkook sangat berharga.

"Aku menyukai musik, dan itu adalah detak jantungmu." ujar Jungkook.

"Aku sangat menyukai seni, dan itu adalah dirimu," balas Jiseo.

"Kalau begitu jadikan aku mahakaryamu selanjutnya, Noona," pinta Jungkook. Ia nampak bergelayut manja ketika Jiseo beralih memainkan surai hitam malamnya.

Keheningan menguasai atmosfir mereka berdua. Jungkook yang terus menerus mengusapkan telinganya di dada Jiseo dan Jiseo yang hanya mampu terpejam sembari mengacak rambut Jungkook.

"Aku sayang Noona." kata Jungkook.

Sebenarnya, masih ada banyak pertanyaan yang melayang di otak Jiseo, tentang Jiyeong, tentang reingkarnasinya dan tentang rahasia kerajaan yang sama sekali ia tak mengingatnya juga tentang perasaan yang Jungkook rasakan sebenarnya. Iya, Jungkook adalah makhluk mitologi yang telah hidup selama 100 tahun. Ia dihukum, dikutuk untuk mencintai cintanya seumur hidup. Mencari sang kekasih yang sudah terlebih dahulu meninggalkannya dan tetap meyakini bahwa kekasihnya akan hidup entah menjadi manusia atau makhluk lain. Tapi bukan itu masalahnya, hanya apakah benar setiap kata 'cinta' yang Jungkook ungkapkan, setiap perlakuan lembut yang ia lakukan karena 'cinta'? Cinta pada seseorang yang kini telah ia temukan dan diyakini sebagai reingkarnasi kekasihnya, atau … perasaan sebenarnya bukanlah milik dari reingkarnasi kekasihnya melainkan tetap pada kekasihnya?

Rumit. Jiseo tidak mengerti, ia bahkan bukan Jiyeong kekasih Jungkook. Jadi benarkah Jungkook jatuh hati padanya, atau pada Jiyeong yang bereingkarnasi menjadi Jiseo?

"Kookie?"

"Mmm?"

Benarkah itu?"

Jiseo bertanya tiba-tiba. Jungkook yang lantas mendongak, menangkap kosong mata yang kini menunduk mengawasinya.

검은 튤립 [Black Tulip] × Jungkook [CLOSED PO] [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang