🥀6. Jeon Jungkook

5K 787 299
                                    

"Ayah?"

Jiseo terlihat sudah siap berangkat ke kampus sesaat Taehyung akan menyasap tehnya. Pria tampan itu melongok keluar jendela. Ia melihat deret awan mendung yang menggantung kemudian meletakka koran yang ia baca di meja.

"Ayo,"

Taehyung dengan senang hati mengambil ransel yang ada di punggung Jiseo. Ia memakainya lalu menggandeng tangan putrinya lembut.

"Mengapa hujan selalu turun setiap hari?" keluh Jiseo.

"Karena ini musim hujan, sayang. Jika ini musim semi pastilah banyak sakura bermekaran," Taehyung membukakan pintu mobil untuk putrinya.

"Aku tau ayah," ujar Jiseo.

"Kau sudah membawa payungmu?" tanya Taehyung.

"Sudah, ayah. Tapi sebaiknya ayah mengantarku sebelum hujan turun karena aku benci jika pakaianku basah," jawab Jiseo.

Taehyung mengusak rambut Jiseo lalu berjalan ke sisi lain mobil setelah menutup pintu mobil sisi satunya. Taehyung mengendarainya dengan kecepatan sedang sembari mengobrol dan mencuri waktu bersama dengan putrinya.

"Nanti ayah akan menjemputmu," ujar Taehyung setelah sampai didepan kampus Jiseo.

"Ayah ..."

"Sayang, ayah sangat menyayangimu ... Ayah tidak ingin-"

"Ayah tidak ingin aku hilang seperti ibu."

Jiseo memotong pembicaraan Taehyung lalu menatap ayahnya.

"Maafkan aku, ayah," lanjutnya.

"Ini bukan kesalahanmu," lirih Taehyung.

"Seharusnya Ibu memilih nyawanya daripada aku, bukan menyelamatkanku dan membuat ayah kehilangannya," ujar Jiseo.

"Sayang, bukan-"

"Kelasku berakhir jam 3 sore, setelah itu aku ingin ke perpustakaan sekitar 1 jam dan bertemu Taera setengah jam untuk mengembalikan flashdisk. Setelah itu aku ingin makan burger, Ayah," kata Jiseo.

Taehyung mendengus, ia mengangguk lalu mengusak rambut Jiseo.

"Aku berangkat, Ayah," ujar Jiseo.

Taehyung mengangguk, ia mencium kening putrinya sebelum membiarkan gadis manis itu turun.

"Aku mencintaimu," kata Jiseo.

"Mm, Ayah juga mencintaimu," balas Taehyung.

Taehyung menutup kaca mobil hitamnya lalu segera pergi ke kantor untuk bekerja.

"Ah ... apakah orang tua serumit itu?" tanya Jiseo ketika melihat mobil ayahnya telah berbelok di tikungan.

Jiseo mengeratkan ransel di punggungnya kemudian berjalan masuk ke dalam area kampus. Namun, tepat saat ia akan melangkah hujan perlahan turun dari atas langit. Ia mendongak, mendengus kesal karena ia malas mengambil payung didalam ranselnya.

"Apakah kau membenciku, huh!" gerutunya.

Ia lantas mengobrak-abrik isi ranselnya, tapi-

"Uh?"

Belum sempat Jiseo berhasil menemukan payungnya, seseorang terlebih dahulu memayunginya dan pria itu adalah- Jeon Jungkook-.

"Pakaianmu bisa basah jika kau berlama-lama dibawah hujan," Jungkook tersenyum miring.

"Mmm ... tapi ak-aku membawa payung sendiri," kata Jiseo.

Gadis itu berusaha menghindar jika saja Jungkook tidak berhasil mengambil lengannya.

검은 튤립 [Black Tulip] × Jungkook [CLOSED PO] [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang