🥀9. Your Touch! [M]

7.1K 671 319
                                    

Jiseo melihat-lihat seluruh ruangan bernuansa putih bersih yang ia tempati. Tangannya mengusap perlahan kasur dengan badcover putih layaknya kapas. Disudut sana, terdapat berbagai macam lilin yang menyala diatas meja kayu coklat menambah keklasikan ruangan dengan lukisan mural di beberapa tempat. Buku-buku yang tertata rapi di rak dan kertas yang berserakan diatas meja juga-sebuah tulip dalam kotak kaca yang sepertinya sudah diawetkan. Hujan kini sedang mengguyur dengan derasnya membuat Jiseo mengusap kedua lengannya karena dingin. Tak lama kemudian, Jungkook masuk dan membawakannya segelas coklat hangat untuknya.

"Aku tau kau menyukainya," ujar Jungkook.

"Ah terima kasih," kata Jiseo sembari menerima coklat itu dari Jungkook.

Jiseo menyasap perlahan coklat hangat tersebut sembari terus memperhatikan sekeliling seolah mencoba mengenali dimana ia berada sekarang. Sementara Jungkook hanya menatapnya dengan senyum tipis di bibirnya.

"Kau tumbuh dengan baik, huh?" kata Jungkook.

"Uh, maksudmu?" tanya Jiseo.

Jungkook tidak menjawab apapun saat Jiseo meliriknya dengan ekor matanya. Oh god, Jungkook sekarang seperti pedofil yang mengencani seorang noona atau psikopat yang terobsesi dengan buruannya.

Perlahan, tangan Jungkook terulur. Ia mengusap lembut rambut Jiseo lalu menatapnya dengan senyum. Jiseo tentu saja senang ketika Jungkook tersenyum layaknya bulan sabit yang sekarang jarang sekali ia lihat ketika malam karena awan mendung selalu menutupinya. Usapan itu turun ke pipi Jiseo sebelum terpaksa berhenti karena Jiseo meletakkan cangkirnya diatas meja.

Jungkook terkekeh melihat ada bekas noda coklat di bibir Jiseo. Cepat-cepat, ia membersihkannya dengan jarinya dan membuat Jiseo menatapnya tanpa berkedip.

"Lihatlah, kau nampak tidak mengetahui apa-apa," ujar Jungkook yang kemudian mencubit hidung Jiseo.

Jiseo tertunduk malu, tersenyum kecil dan mengeratkan tangannya pada mantel yang ia kenakan.

"Hey! jangan menunduk, lihatlah kemari?" pinta Jungkook.

Pria itu benar-benar memperlakukan Jiseo dengan lembut. Tangannya kini menyentuh dagu Jiseo dan menegakkannya.

"Kau sangat indah melebihi bunga tulip sekalipun," kata Jungkook.

Namun, walaupun Jungkook tersenyum Jiseo bisa melihat ada gurat sedih di mata pria itu. Jiseo mendekatkan tubuhnya, menyingkirkan tangan Jungkook lalu mengusap pipinya. Dingin, bahkan darah tidak terlihat mengalir disana. Kini giliran Jungkook menyentuh pergelangan tangan Jiseo. Ia menciumnya, meletakkannya di hidung sampai bibirnya seakan meminta Jiseo untuk terus menyentuhnya. Jungkook seolah menyukai sentuhan itu sampai akhirnya ia menarik tubuh Jiseo kasar, membantingnya diatas tempat tidur lalu menempatkan gadis itu dibawahnya.

"Jung-Jungkook-ssi?"

Jiseo kaget, ia sangat takut ketika Jungkook menatapnya dengan tatapan mengerikan layaknya singa menemukan rusa buruannya. Ia mengeratkan pegangannya di pergelangan tangan Jiseo hingga darah berhenti mengalir. Sebelah tangannya merayap ke leher Jiseo lalu perlahan menekannya, mencekik gadis itu hingga memohon mengais udara.

"Jung-akh! Jungkook-akkk!!"

Kaki Jiseo terus bergerak, tangannya yang terkunci, tubuhnya yang benar-benar pada posisi terpojok seolah tidak bisa lari. Ia akan benar-benar menjadi mangsa sang Singa sekarang.

"To-tolong akkkk!!"

Tidak ada, tidak ada yang menolong gadis itu dari jerat kematiannya. Ia ingin sekali berteriak memanggil ayahnya. Dan baru pertama kalinya, Jiseo menyesal karena mengabaikan ayahnya dan memilih pulang dengan orang asing yang belum lama ia kenal. Namun itu tidak berlangsung lama saat Jungkook mengendurkan tekanan dilehernya. Tangannya bergerak turun, mengusap pakaian yang Jiseo kenakan.

검은 튤립 [Black Tulip] × Jungkook [CLOSED PO] [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang