•Chapter- 12•

41.7K 1.9K 37
                                    

Sudah hampir dua jam namun dokter belum juga keluar dari dalam Ruang Operasi. Allano dan Valda mereka berdua yang sudah kembali setelah selesai makan. Dari tadi mereka berjalan kesana-kesini di depan pintu Operasi menunggu sang dokter keluar.

Valya yang melihat kedua orang tuanya hanya menghela nafas pelan. "Pah. Mah. Kalian duduklah! Aku pusing melihatnya. Kalian berdua seperti setrikaan!" ucap Valya purau.

"Nak. Papa khawatir. Mengapa dokternya lama sekali!" kesal Allano. "Apa. Papa masuk saja?"

"Pah. Kita tidak boleh masuk! Sudahlah ayo duduk. Dokter masih di dalam. Dan pasti akan keluar nanti."

Allano mengangguk menuruti ucapan sang puteri begitupun dengan Valda yang ikut duduk.

Tiga jam sudah berlalu. Namun sang dokter belum juga keluar dan itu membuat Allano semakin cemas. Ia berdiri dari kursi lalu berjalan kearah pintu Operasi.

"Valya?" panggil Allano. "Mana? Kenapa dokternya belum keluar? Kenapa lama sekali?"

"Pah. Bersabarlah! Dokter sedang bertindak jangan khawatir."

"Papa tidak tenang!"

Valya berdiri dari kursi menghampiri Allano. "Tenanglah. Semua akan baik-baik saja." bisik Valya. "Papa. Istirahatlah! Aku akan pergi sebentar!"

Allano mengangguk. Valya tersenyum kecil ia melangkahkan kakinya pergi dari sana. Valya menatap kedua orang tuanya dari kejauhan.

"Permisi?" ucap seorang dari arah belakang. "Nona Valya?"

Valya yang sedang terdiam terkejut. Ia langsung menoleh ke belakang. "Iya? Ada apa?" tanya Valya bingung.

"Saya dari pihak perusahaan Tn. Axel, tadi Handphone anda sempat berbunyi! Saya menemukannya di ruangan Tn. Axel!" ucap orang itu memberikan Handphone milik Valya.

"Ah iya. Terima kasih." Valya mengambilnya. "Hm. Kau? Dori... Tidak kau Doni? Benar tidak?"

Doni mengangguk ia tersenyum. "Benar nona. Saya Doni. Anda masih mengingat saya?"

Valya tersenyum. "Tentu. Aku tidak akan melupakan Mu."

Doni terkekeh. "Baiklah. Nona. Saya permisi!"

Valya hanya mengangguk. Doni berbalik dan pergi. Valya menghela nafas pelan menatap Handphonenya dan beralih menatap Allano juga Valda.

Ya Tuhan! Lancarkan Operasi adikku. ———– batin Valya.

Valya berbalik menuruni anak tangga satu persatu, sampai di anak tangga terakhir Handphonenya berbunyi. Valya mengernyit menatap layar dan nomer yang tidak ia kenali. Ia pun menggeser tombol hijau mengangkatnya.

"Ha———–"

"Bagaimana? Operasi adikmu?"

"Ini?"

"Jangan berpura-pura tidak mengenaliku Valya. Ingat kau mempunyai hutang padaku."

Valya meneguk salivanya ia menghela nafas perlahan. "Axel?"

"Ya! Besok kuusahakan kembali. Dan kau harus siap!"

"Kenapa tidak lama saja? Maksudku. Kau bilang kau akan lama bukan?"

"Tidak!"

"Ba-baiklah." Valya memutuskan sambungan dan mematikan Handphonenya. "Sial! Aku lupa akan janji itu." gerutu Valya.

Valya bergegas pergi menuju kantin untuk mengisi perutnya yang terasa lapar. Sesampainya di kantin Valya langsung memesan beberapa makanan karena ia memang sangat lapar.

My Husband Trillionaire [SUDAH DI BUKUKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang