•Chapter- 18•

41.2K 2.1K 47
                                    

Jam menunjukan pukul 7 malam. Axel yang baru saja pulang dari kantor langsung melangkahkan kakinya menuju kamar. Senyum terus terlihat di bibirnya.

"Valya?" panggil Axel membuka pintu. "Val? Aku pulang?!"

Kosong. Itulah yang pertama kali Axel lihat di dalam kamarnya. Rahangnya mengeras dan kedua tangannya terkepal kuat.

"Edwar?!" teriak Axel berjalan keluar kamar. "Edwar?!"

Edwar yang di panggil bergegas menghampiri Axel. "I-iya Tuan?!"

"Kemana Valya?!"

"Nyonya Valya, beliau pergi sejak tadi pagi Tuan."

"Kenapa kau membiarkannya pergi?!"

"Maaf Tuan." Edwar menunduk. "Nyonya tadi pagi pergi di antar oleh, Joni Tuan."

"Panggil Joni."

"Baik Tuan!" Edwar beranjak dari hadapan Axel.

Axel mengusap wajahnya kasar, nafasnya memburu rahangnya mengetat keras menahan amarah.

"Tuan. Ada apa anda memanggil saya?!" tanya Joni menundukan kepalanya.

"Kemana kau mengantar Valya?!" tanya Axel kembali.

"Tuan. Beliau meminta saya turunkan si pinggir jalan!" jawab Joni menundukan kepalanya.

"Sial!" gumam Axel. "Pergi dari sini."

Joni dan Edwar mengangguk lalu beranjak dari hadapan Tuannya yang terlihat sangat marah.

Axel melangkahkan kakinya memasuki kamarnya lalu ia meraih Handphonenya dan mencari nama Valya.

"Hal—————"

"Kau dimana? Kenapa kau pergi dari Mansionku kau pergi tanpa izin dariku?!" sambar Axel menahan amarah.

"Axel. Tunggu. Dengarkan aku!"

"Kau. Seharusnya kau tidak pergi. Kau lupa dengan janjimu Heh?!"

"Astaga Axel. Aku ingat akan janji itu, dengarkan aku. Saat kita sarapan aku sudah izin kepadamu bahwa aku ingin menemui sahabatku Arina."

Axel terdiam ia mencoba mengingat kembali.

'Axel, sejak kemarin hingga saat ini aku selalu bersamamukan? Apa boleh jika hari ini aku pergi. Maksudku pergi menemui sahabatku Arina.'

Axel memijat pelipisnya ucapan Valya teringat, ia mendengus ketika mendengar suara ketawa dari sebrang telfonnya.

"Hahaha! Apa Kau Sudah Ingat Hm?"

"Diamlah! Jangan tertawa." gerutu Axel memutuskan panggilan, ia terkekeh sendiri karena kebodohannya. "Sial! Kau bodoh sekali heh."

TOK TOK TOK!!

"Tuan?!" panggil Edwar mengetuk pintu.

"Ya?!" sahut Axel dari dalam membuka pintu. "Ada apa Ed?!"

"Tuan di bawah ada Ny. Almira bersama Tn. Ernata."

"Mommy dan Dad? Dia ada di bawah?"

"Ya Tuan."

"Baiklah! Katakan pada mereka aku akan ganti pakaian lebih dulu."

Edwar mengangguk. "Baik Tuan." lalu Edwar pun beranjak dari depan kamar Axel.

Axel menghela nafas kasar ia sudah tahu siapa ulah di balik kedatangan Almira dan Ernata. Tentu saja karena ulah Alexander.

My Husband Trillionaire [SUDAH DI BUKUKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang