Seminggu berlalu. Selama seminggu itu juga Axel menahan amarahnya pada wanita bernama Valya. Wanita itu bak di telan bumi menghilang begitu saja melupakan janjinya. Axel mencoba menghubunginya namun nomer wanita itu tidak lagi aktif.
Sepulang dari Spanyol Axel belum bertemu dengan Valya. Entahlah wanita itu tidak dapat dihubungi olehnya. Bahkan semua orang suruhannya tidak dapat menemukannya. Wanita itu benar-benar menghilang bersama janjinya yang di lupakan.
Karena kemarahannya seisi kantor selalu menjadi pelampiasan amarahnya. Seperti saat ini ia memarahi sang Ob hanya karena hal sepele yaitu kopi yang di pintanya terlalu pahit.
"Apa kau tidak bisa membuat kopi Ha?" bentak Axel melempar gelas itu hingga pecah.
PRANG!!
Ob itu terlonjak kaget ia menundukan kepalanya takut dengan kemarahan Axel.
"Maafkan saya Tuan. I-itu kopi yang biasa saya bikinkan untuk anda." ucap sang Ob.
"Benarkah? Pergi dan bersihkan." sahut Axel menyentak membuat Ob itu bergegas membersihkan lantai.
Seperginya sang Ob. Handphone Axel bergetar tanda panggilan masuk ia pun melihat nama yang tertera. Nomer tidak di kenal, Axel tidak mengangkat dan membiarkannya saja.
Handphonenya berhenti bergetar dan kembali bergetar sebentar menandakan pesan masuk ia pun bergegas membacanya dari nomer yang sama.
Nomer Tidak Di Kenal : Tuan? Ini Aku Valya. Handphoneku rusak. Aku ingin bertemu denganmu di Caffe milik pamanku. Kau masih ingatkan? Ketika dulu kau menabrakku membuat coffeku tumpah? Aku menunggumu disana.
Axel bergegas meraih jasnya ia meraih salah satu map lalu berjalan keluar ruangan meninggalkan pekerjaan yang begitu menumpuk di kantor dan menunda semua meeting hanya karena seorang wanita. Yaitu Valya.
Axel memasuki liftnya ia memencet lantai satu melirik arloji yang melingkar di lengannya. Lift berhenti tepat di loby.
Mobil Axel sudah berhenti tepat di hadapan sang pemilik. "Tuan. Mobil anda?" ucap Doni menunduk hormat.
"Pergilah. Saya akan membawa sendiri." sahut Axel masuk ke dalam mobil lalu menginjak pedal gasnya ia pun melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Doni hanya diam menatap mobil Lamborghini yang sudah menghilang dengan begitu cepat ia mengangkat bahunya dan bergegas pergi menggunakan mobil kantor.
Di tempat lain. Valya menunggu kehadiran Axel. Ia meminum jusnya sesekali melirik kearah pintu masuk. Tak lama Axel masuk ke dalam dengan wajah yang terlihat menahan amarah.
BRAK!!
"Kau?!" bentak Axel menunjuk wajah Valya.
Valya terkejut ia menatap sekeliling yang memerhatikan keduanya. "Tuan. Tenanglah ayo duduk. Aku akan jelaskan." ucap Valya pelan.
Axel menghela nafas kasar lalu duduk di hadapan Valya. "Mengapa kau baru menemuiku? Kau melupakan janjimu Ha?" sahut Axel menatap Valya tajam.
Valya menggelengkan kepalanya. "Tidak! Aku tidak lupa. Maafkan atas keterlambatanku. Ada masalah yang harus kuurus. Dan lagi pula kemarin aku kurang enak badan jadi—————"
"Kau sakit?" sela Axel mengulurkan tangannya memegang kening Valya.
Valya membeku menatap tepat manik Axel. "Ti-tidak a-aku sudah baikan."
"Benarkah? Kau ingin kuantar kerumah sakit?"
"Tidak-tidak! Tidak usah. Aku sudah baikan." Valya tersenyum. "Aku ingin minta maaf karena tidak dapat kau hubungi. Handphoneku rusak. Dan aku juga baru merasa baikan hari ini. Jadi aku baru bisa menemuimu hari ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Trillionaire [SUDAH DI BUKUKAN]
RomantikAxel Xaviro Fransesco. Adalah seorang Trillionaire di Mexíco. Ia memiliki reputasi besar sehingga mampu mengalahkan reputasi sang Daddy- Ernata Felix Fransesco. Selain reputasinya yang besar, Axel juga di kenal sebagai Trillionaire, Axel banyak di k...