•Chapter - 11•

43.9K 1.8K 41
                                    

Axel mengerjapkan matanya berulang kali. Kepalanya masih terasa pusing ia beranjak dari kingsize yang berukuran cukup besar.

"Sial! Kepalaku sangat pusing." gerutu Axel.

Kakinya melangkah kearah kamar mandi yang terletak di kamarnya. Setengah jam berlalu. Axel keluar dengan handuk yang melilit di pinggangnya.

TOK TOK TOK!!

"Permisi Tuan?" ucap Edwin dari luar mengetuk pintu. "Tuan. Ada telfon dari kantor anda."

Axel berjalan kearah pintu lalu membukanya. "Apa?"

"Ada telfon dari kantor anda. Hm. Orang itu menyebutkan namanya, Rere. Ya namanya Rere. Beliau mengatakan jika jam satu siang nanti anda sudah harus bersiap untuk terbang ke Spanyol."

Axel mengangguk. "Ya!"

Edwar tersenyum kecil, ia menutup pintu lalu berbalik pergi dari depan kamar Axel.

TOK TOK TOK!!

"Xel?" panggil Ariel dari luar. "Xel. Ini aku Ariel."

"Masuklah."

Pintu terbuka Ariel masuk ke dalam matanya menatap Axel yang sedang memakai jas.

"Kau hari ini akan ke kantor."

"Ya! Ada meeting yang sempat kutunda."

"Lalu?"

Axel menghentikan aktivitasnya. "Lalu apa maksudmu?" Axel mengernyit heran.

"Tidak!"

"Kenapa heh? Kau masih terpengaruh minuman?"

"Sial kau bung. Aku mabuk karenamu."

Axel terkekeh. "Kau menyalahkanku. Aku tidak memintamu untuk minum."

"Kau yang mengajakku bung."

Axel memakai jam tangannya lalu meraih tasnya. "Aku akan berangkat sekarang." ucap Axel.

"Pakai dasimu yang benar. Jangan seperti anak sd." sahut Ariel.

Axel mendengus. "Aku sudah memakainya dengan benar." balas Axel kesal.

"Bahkan anak sd lebih pintar dari mu." kekeh Ariel.

"Anak sd itu di pakaikan oleh Mommynya. Sedangkan aku bukan lagi anak kecil." protes Axel.

"Kau sudah berumur bahkan kau sudah tua Xel. Kau bisa mencari wanita yang ingin kau nikahi." Ariel bersedekap Dada di depan pintu. "Setelah kalian menikah. Mintalah untuk memakaikanmu dasi."

Axel mendengus ia melangkahkan kakinya keluar dari dalam kamar. Sedangkan Ariel terkekeh dia menutup pintu kamar Axel lalu ikut turun kebawah.

"Tuan. Anda ingin di kirimkan jam berapa kopermu?" tanya Edwar menunduk hormat, ketika melihat Axel sudah berada di ruang tengah.

"Antarkan pada jam sebelum aku berangkat kesana. Ed, suruh Antoni bersiap untuk terbang ke spanyol." jawab Axel. "Jangan sampai telat Ed. Aku tidak ingin ada keterlambatan."

Edwar mengangguk. "Baik Tuan."

Axel melangkah tangannya mengancingi jas dan bergegas keluar untuk mengambil mobil.

"Tuan. Mobil anda sudah siap." ucap Doni menunduk hormat.

Axel mengangguk. "Ya! Ah ya. Hari ini biarkan saya membawa mobil sendiri." sahut Axel.

"Tap..."

"Kau diam disini." sela Axel. "Nanti kau bisa ambil mobil di kantor saya."

"Baik Tuan."

My Husband Trillionaire [SUDAH DI BUKUKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang