•Chapter- 3•

62.7K 1.9K 29
                                    

Axel turun dari mobilnya, dia melangkahkan kakinya masuk ke dalam Mansion. Dengan perasaan yang sulit diartikan.

"Selamat sore Tuan." sapa Edwar menunduk hormat.

Axel mengangguk ia menaiki anak tangga satu persatu, lalu masuk ke dalam kamarnya. Melemparkan tasnya kesembarang tempat.

"Argh!" geram Axel mengusap wajahnya kasar, dia meraih handphone nya dan mulai menghubungi seseorang.

"Hallo! Saya ingin informasi tentang Valya Almano secepat mungkin!" ucap Axel, langsung memutuskan sambungan.

TOK TOK TOK!!

"Tuan?" panggil Edwar, mengetuk pintu kamar Axel.

"Ya?" sahut Axel dari dalam.

"Ada Mr. Ariel, ingin menemui anda." ucap Edwar.

"Suruh dia masuk!" sahut Axel, tak lama pintu kamarnya terbuka Ariel masuk dan langsung duduk di sofa.

"Kupikir kau masih di kantor!" ucap Ariel. "Kenapa? Kacau banget kayanya."

"Wanita itu membuatku emosi."

"Wanita? Siapa?"

Axel menatap tajam Ariel. "Jangan berlaga bodoh Ariel."

Ariel terkekeh. "Valya?"

Axel mengangguk. "Ya! Kau pikir siapa lagi heh?"

"Ada apa dengannya?"

"Dia membuatku emosi, mulutnya sangat tidak bisa di jaga."

"Dia berbicara sesuatu?"

"Ya! Dia mengataiku bodoh dan gila."

Ariel tertawa terbahak. "Waw! Sungguh pemberani, apa dia tidak mengetahu kau siapa?"

"Kurasa dia mengetahuinya."

"Ku beri dia ancungan jempol, wanita pemberani yang berani mengataimu bodoh dan gila!" kekeh Ariel.

Axel mendengus kesal. "Ada apa kau datang kemari?"

"Hanya ingin menemuimu."

"Baiklah!"

"Kau tau Arinakan? Sahabat Valya itu?" tanya Ariel.

Axel mengangguk. "Hm! Kenapa?" jawab Axel.

"Dia cantik, dan ya kerjanya pun bagus." ucap Ariel tersenyum.

"Lalu?" tanya Axel bingung.

"Sepertinya aku menyukai dia." jawab Ariel.

Axel memutar bola mata malas. "Lalu? Kau ingin menjadikannya kekasih?"

"Ya sepertinya."

"Jangan gila El, kau tau bukan? Sahabatnya aja seperti itu lalu bagaimana dengan dia?"

Ariel terkekeh. "Lalu mengapa kalau dia sahabat Valya? Mereka bersahabat dan bukan berarti sikap mereka sama Xel."

"Terserah kau."

"Ya! Baiklah!" ucap Ariel. "Bagaimana hubunganmu dengan si jalang?"

"Nana, maksudmu?"

Ariel mengangguk. "Ya siapa lagi? Dia jalang bukan? Kau tetap menjalani hubungan dengan dia."

"Ya dia memang jalang! Aku hanya sedikit bermain-main saja! Nantiku buang setelah bosan."

"Kapan kau akan berhenti memainkan hati wanita?"

"Entahlah."

"Tidak semua wanita seperti Kay..."

"Sudahlah! Jangan membahasnya." sela Axel membuka jasnya.

My Husband Trillionaire [SUDAH DI BUKUKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang