•Chapter- 13•

41.8K 1.9K 65
                                    

Dokter yang memeriksa Valya memberikan beberapa resep obat pada Arina. Saat ini jam menujukan pukul 8 malam. Dan Valya masih tertidur, tubuhnya panas maka dari itu Arina memanggil dokter untuk memeriksa keadaan Valya.

Arina meraih tasnya. Ia menempelkan telapak tangannya pada kening Valya. Masih sama. Tubuh Valya masih terasa panas.

"Valya?" bisik Arina pelan.

Valya membuka matanya. "Hm?" gumam Valya pelan.

"Aku akan pergi ke Apotek. Untuk menemus obatmu." ucap Arina. "Kau ku tinggal tidak apa-apakan?"

Valya mengangguk lemah. Arina tersenyum ia melangkahkan kakinya pergi dari Apartement menutup pintunya membiarkan Valya tertidur di dalam.

Valya menatap pintu yang tertutup. Ia tidak kembali tidur. Matanya menatap langit kamar. Matanya kembali memanas dan air matanya kembali mengalir tanpa di minta.

Valya meraih Handphonenya di nakas ia mendengus kesal ketika melihat Handphonenya mati tidak menyalah.

Bagaimana Keadaan Alby ya? Apa Alby sudah keluar? Apa Alby sudah sadar? ——— batin Valya.

Tak lama pintu apartement terbuka. Arina tersenyum melihat Valya yang sedang termenung. Namun senyumnya menghilang ketika melihat air mata yang mengalir.

"Hei. Kau kenapa?" tanya Arina bingung. "Val. Kau tidak apa-apakan?"

Valya menyerka air matanya ia terbangun dan mencoba duduk. Arina yang melihat membantu Valya bersender pada kepala kasur.

"Tidak Arin. Aku tidak apa-apa!"

"Kau yakin?" Arina menatap Valya tidak percaya. Diapun duduk di hadapan Valya. "Ada apa? Katakan padaku."

"Aku ingin tau kabar Alby."

Arina tersenyum. "Tadi saat aku berada di apotek. Mamahmu menelfonku. Dia mengatakan jika Alby sudah keluar dari ruang operasi."

Valya menatap Arina lekat ia tersenyum. "Benarkah? Kau tidak bohong? Ah aku senang."

"Tidak aku tidak bohong. Hanya saja Alby belum tersadar karena biusnya."

Valya menganggukan kepalanya. "Lalu bagaimana dengan Papa dan Mamahku?"

"Mereka baik. Ayo minum obatmu." Arina menyodorkan obat dan gelas pada Valya. "Aku lupa. Kau sudah makan?"

Valya memanggutkan kepalanya lalu meraih obat dan gelas, ia pun meminumnya.

"Arina. Kau tidak istirahat? Bukankah besok kau harus bekerja?"

"Aku akan tidur nanti. Ayo sekarang kau istirahat ya."

Valya menganggukan kepalanya ia kembali berbaring di susul oleh Arina yang berbaring di sampingnya.


_____________••••••••__________

Di tempat lain. Pandangan Valda terlihat kosong ia selalu terdiam sejak Alby keluar dari ruang operasi sejak satu jam yang lalu.

"Val?" panggil Allano memegang lengan Valda.

Valda tersadar dari diamnya, air matanya tiba-tiba saja mengalir membasahi pipinya.

"Kau kenapa? Mengapa kau menangis? Tenanglah Alby baik-baik saja. Ah ya. Beri kabar pada Val———–" ucapan Allano terhenti ia mengalihkan pandangannya kearah lain.

My Husband Trillionaire [SUDAH DI BUKUKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang