Part 26 - Forgotten

403 58 13
                                    

Bern, Swiss. 7 years later.
(Bern, Swiss. 7 Tahun Kemudian)

Seorang pria berperawakan tinggi dengan kulit putih susunya tengah melirik wanita di dalam foto yang ada di tangan kirinya.

Ia tersenyum melihat wajah tanpa ekspresi si wanita yang tetap terlihat begitu cantik dan menawan. Meskipun tidak ada seulas senyuman yang menghiasi wajah wanitanya saat itu.

Matanya lalu berpindah pada sebuket bunga cantik yang tertaruh di kursi mobil di sampingnya.

"Aku harap kau menyukainya."

Ia bergumam seorang diri dan kembali fokus pada jalanan di depan.

Sudah hampir dua minggu ini, sang pria tidak menemui kekasihnya itu. Ia sangat rindu dan ingin sekali bertemu. Tidak melihat kekasihnya sehari saja sudah sangat membunuhnya, apalagi harus berminggu-minggu lamanya.

Tapi dia merasa bahagia karena sebentar lagi, dia akan bertemu dengan wanitanya. Lebih tepatnya, calon tunangannya.

Hwang Minhyun.

Minhyun memasuki sebuah apartemen mewah dan melihat sang pujaan hati duduk santai di sofa ruang tengah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minhyun memasuki sebuah apartemen mewah dan melihat sang pujaan hati duduk santai di sofa ruang tengah.

Jangan tanya kenapa dia bisa masuk begitu saja. Itu karena Minhyun sudah hapal betul sandi tempat tinggal kekasihnya. Karena hampir setiap tidak ada pekerjaan, Minhyun akan menyempatkan diri untuk datang atau sekedar mampir.

Dari kejauhan, Minhyun melihat Jiae yang tengah sibuk membaca majalahnya. Sampai-sampai dia tidak sadar bila Minhyun telah berdiri di hadapannya.

"Hwang Minhyun? Ya Tuhan, Bibi tidak menyangka kau akhirnya kembali."

Yoo Chaewon yang sebelumnya berada di dapur kemudian mendekat dan memberikan pelukan hangat untuk Minhyun.

Perhatian Jiae pun teralihkan pada Minhyun. "Kapan kau pulang?"

Minhyun melepaskan pelukannya dan beralih menatap Jiae. "Aku berangkat dari Seoul tadi malam. Kebetulan tidak ada pekerjaan lagi disana. Jadi aku memutuskan untuk langsung pulang dan menemuimu."

"Oh, begitu." jawab Jiae singkat. Ia kembali fokus dengan majalahnya.

Minhyun mendecak. "Lihatlah putrimu, Bibi. Bagaimana bisa dia bersikap tidak acuh pada calon tunangannya sendiri? Padahal aku sudah meninggalkannya selama dua minggu lebih. Tapi sikapnya masih saja dingin terhadapku."

Chaewon tersenyum dan menyentuh pundak Minhyun.

"Kau seperti tidak mengenal Jiae saja. Kau tahu, selama kau tidak ada dia selalu menanyakan kabarmu. Jiae juga sangat merindukanmu, Minhyun."

Tangan Jiae yang hendak membuka lembaran majalah mendadak terhenti. Ia menghela nafas, karena lagi-lagi Ibunya mengatakan hal yang tidak pernah terjadi.

UNWANTED FANGIRL [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang