Part 24 - Feel So Sorry

382 57 5
                                    

Jiae menyeka air mata yang merembes di pipinya. Sebelah tangannya kemudian terulur menekan bel di samping pintu dengan corak gelap itu.

Untuk kesekian kalinya Jiae menekan benda itu hingga saat ketika pintu pun terbuka dan seseorang muncul dari dalam sana.

"Oh, Jiae? Ternyata kau. Ayo masuk...."

Jiae terdiam menatap pria tampan di hadapannya. Padahal dia berharap Baekhyun yang muncul dari balik pintu tersebut, sehingga dia bisa langsung memeluk tubuh kekasihnya.

Hanya dekapan hangat Baekhyun yang mampu menenangkan perasaannya saat ini. Tapi sayangnya orang itu bukan Baekhyun. Dia, Sehun.

Jiae tidak menyahut. Ia menuruti ucapan Sehun yang menyuruhnya untuk masuk ke dalam apartemen. Lalu, tanpa disuruh Jiae mengambil tempat duduk di sofa ruang tengah.

"Sehun, aku ingin bertemu dengan Baekhyun." ujar Jiae dengan mata bulatnya yang berkaca-kaca.

Sehun mengerutkan keningnya setelah menyadari wajah Jiae terlihat sembab dan tubuhnya tampak lemas. Tidak seperti Jiae yang biasa dia lihat selama ini.

"Jiae, apa kau sedang sakit?" tanya Sehun sedikit cemas.

Jiae menggeleng lemah. "Tidak. Aku baik-baik saja. Sehun, aku ingin bertemu dengan Baekhyun. Dimana dia?"

"Baekhyun hyung sedang pergi ke kafe di seberang jalan. Katanya dia ingin membeli minuman. Paling sebentar lagi pulang. Kau tunggu disini saja, ya?"

"Sehun, bisakah kau hubungi dia untuk pulang lebih cepat? Aku ingin Baekhyun. Aku butuh dia sekarang."

"Iya, Jiae. Tapi Baekhyun hyung bilang dia hanya sebentar, jadi...." Sehun tak kuasa melanjutkan kata-katanya saat isak tangis Jiae mulai terdengar.

"Eh, eh. Kenapa kau malah menangis? Ada apa denganmu? Jangan membuatku takut."

Jiae tidak memedulikan perkataan Sehun. Ia menangis dengan tubuhnya yang bergetar. Hal itu semakin membuat Sehun khawatir tapi dia juga tidak memahami apa yang terjadi pada Jiae saat ini.

Sehun mengambil tempat duduk di samping Jiae, berusaha untuk menenangkannya. "Jiae, jangan menangis dulu. Baekhyun hyung tidak akan lama. Percaya padaku."

Kata-kata Sehun bagai angin lalu. Akibatnya tangisan Jiae semakin menjadi dan mampu membuat Sehun kewalahan menghadapinya.

"Jiae, aku mohon jangan menangis. Kalau Baekhyun hyung melihatmu seperti ini, dia pasti mengira aku telah berbuat macam-macam padamu."

Sehun mengacak rambutnya. Ia hendak menyentuh punggung gadis itu tapi terurungkan saat mendengar suara pintu yang terbuka. Akhirnya Sehun bisa bernafas dengan lega setelah melihat siapa yang datang.

Tanpa diberitahu, pandangan Baekhyun telah terkunci pada keberadaan Jiae disana. Ia sendiri heran mengapa Jiae bisa berada di apartemen mereka.

Bukannya kekasihnya itu baru saja pulang bersama Moonkyu dengan alasan kedua orangtuanya baru pulang dari luar negeri.

Dengan segera Sehun menghampiri Baekhyun yang juga berjalan ke arahnya.

"Hyung, sebaiknya kau tenangkan Jiae. Aku tidak tahu alasan dia menangis. Saat kutanya, dia tidak menjawab."

Baekhyun mengangguk, lalu menyerahkan bungkusan minuman pada Sehun.

"Hun, sebaiknya kau masuk ke dalam kamar. Biarkan aku bersama dengan Jiae sekarang."

Tanpa menolak, Sehun langsung menuruti pinta Baekhyun. Ia lantas meninggalkan Baekhyun dan Jiae berdua saja di ruang tengah.

Ternyata Jiae belum menyadari kehadiran Baekhyun di dekatnya. Pikiran Jiae masih dipenuhi oleh kejadian saat di kediamannya. Pertengkaran itu masih tercetak jelas dalam benak Jiae saat ini. Hatinya kembali pilu hanya dengan mengingatnya.

UNWANTED FANGIRL [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang