Baekhyun menghembuskan nafas perlahan sebelum akhirnya dia membuka pintu salah satu kamar pasien. Ia melihat perempuan sedang terbaring lemah di atas tempat tidur seorang diri.
Tanpa gadis itu sadari, Baekhyun telah mengambil langkah mendekatinya.
Cukup lama Baekhyun berdiri di samping pembaringan dan akhirnya gadis itu menyadari keberadaan Baekhyun yang sama sekali tidak pernah dia bayangkan akan datang menemuinya.
"Baek-Baekhyun.... kau datang?" bibir gadis itu bergetar saking gugupnya. Ia meluruskan duduknya dan menatap lekat Baekhyun yang juga sedang menatap penuh dirinya.
"Kau tidak apa-apa? Apa kau terluka?" tanya Baekhyun yang jelas tidak bisa menyembunyikan perasaan khawatirnya.
Yeoreum tersenyum tipis. "Aku baik-baik saja, Baekhyun. Aku tidak terluka. Terima kasih sudah menyempatkan diri datang kemari."
Baekhyun terdiam tidak menyahut. Sebelah tangannya bergerak menyentuh pelan bahu Yeoreum.
"Syukurlah kau baik-baik saja. Lain kali kau harus memberitahu padaku jika sesuatu terjadi padamu." ucap Baekhyun lembut.
Yeoreum mengangguk lemah. Ia menyentuh tangan Baekhyun di pundaknya. "Aku merindukanmu, Baekhyun. Aku senang kau mau menemuiku lagi setelah sekian lama. Aku kira kau sudah lupa dengan....."
"Yeoreum, aku kesini karena aku khawatir dengan kondisimu. Aku datang sebagai seorang teman, tidak lebih dari itu." Baekhyun terpaksa memotong kata-katanya.
Senyuman di wajah Yeoreum memudar. Ia seharusnya sadar bila Baekhyun dan dirinya sudah tidak memiliki hubungan apapun, dan mereka berdua telah sepakat untuk menjadi teman biasa. Namun apa salah jika Yeoreum berharap lebih dari perhatian Baekhyun padanya? Bagaimanapun juga Baekhyun pernah mengisi hati gadis itu bahkan sampai sekarang.
Yeoreum menggigit bibirnya. Ia terlanjur kecewa dengan kalimat yang Baekhyun ucapkan.
"Ya, aku tahu. Aku sadar kau mungkin telah melupakan aku sepenuhnya."
Baekhyun menatap lirih gadis yang telah memalingkan wajahnya. "Maafkan aku, Yeoreum. Bagiku semuanya adalah masa lalu. Aku ingin kau melupakan semuanya, dan memulai hubungan baik denganku sebagai teman. Kau mau, kan?"
Yeoreum menghela nafas. Sekuat hati dia menahan untuk tidak menangis di depan mantan kekasihnya itu.
"Tentu. Aku bahagia kau masih mau menjadi temanku." balas Yeoreum sekenanya.
Baekhyun tersenyum kecil. "Kalau begitu beristirahat lah dengan baik. Jangan sampai hal ini terulang lagi. Sebagai teman, aku berhak mengingatkanmu."
Yeoreum tersenyum kecut. "Iya, terima kasih sudah mencemaskan aku."
"Kalau begitu aku pergi. Sampai bertemu nanti..."
Baekhyun hendak melangkah menjauh, namun tanpa disangka Yeoreum malah berdiri dan memeluk tubuhnya dari belakang.
Yeoreum mulai terisak menangis. Ia membenamkan wajahnya di pundak Baekhyun.
"Baekkie, bisakah kita seperti dulu lagi? Kau harus tahu perasaanku masih sama terhadapmu. Aku mohon, jangan menjauh dariku lagi. Aku benar-benar merasa tersiksa."
KAMU SEDANG MEMBACA
UNWANTED FANGIRL [Completed]
FanficByun Baekhyun menyadari hidup menjadi idola tidaklah mudah. Bukan hanya berbekal kemampuan, fisik dan kerja keras, tapi juga tanggung jawab untuk selalu memberikan yang terbaik bagi penggemarnya. Namun, mengapa dari jutaan penggemarnya di luar sana...