"I GOT MY OWN BACK."
-Baekhyun♡♡♡
Mata Jiae menyipit saat wajahnya terkena sinar matahari pagi yang menerobos masuk melalui celah gorden. Perlahan kedua matanya membuka dan melirik ke sekitar.
Jiae menyingkap selimut tebal yang menutupi tubuh polosnya. Kemudian berusaha bangkit. Namun belum sempat dia berdiri, tubuhnya kembali terjatuh di atas tempat tidur.
Jiae meringis kesakitan. Lebih tepatnya merasakan sakit di area bagian bawah tubuhnya.
Dengan kekuatan seadanya, Jiae akhirnya beringsut dari sana, lalu berjalan menuju lemari pakaian.
Jiae mengambil satu kemeja putih milik Baekhyun dan langsung mengenakannya. Ia tersenyum kecil memandangi tubuhnya yang tenggelam dalam kemeja Baekhyun.
Jiae turun dari anakan tangga dan langsung disambut dengan sarapan pagi di atas meja makan. Ia memperhatikan ke sekeliling ruangan, tapi dia tidak menemukan siapapun disana.
Sayup-sayup Jiae mendengar alunan suara piano yang dimainkan. Ia langsung menuju asal suara dan berjalan dengan hati-hati. Mengingat bagian bawah tubuhnya masih berdenyut nyeri.
Jiae membulatkan mata ketika menemukan seseorang tengah memainkan piano dengan penuh penghayatan.
Gadis itu bertepuk tangan setelah Baekhyun menyelesaikan sebuah lagu dengan iringan piano yang dia mainkan.
Baekhyun sontak menoleh dan memberikan senyuman manis untuk gadisnya. "Kau sudah bangun?"
Jiae mengangguk. "Baru saja. Apa aku menganggumu?"
"Tentu saja tidak. Kemarilah." pinta Baekhyun sambil menepuk-nepuk tempat duduk di sampingnya.
Jiae berjalan dengan sangat pelan. Bahkan sesekali dia meringis tiap kali kakinya berpijak di lantai.
Baekhyun memperhatikan Jiae dengan kening berkerut. Ia bingung mengapa cara jalan gadis itu terlihat berbeda. Padahal malam tadi dia tampak baik-baik saja.
Baekhyun tersenyum simpul setelah menyadari satu hal. Ia baru sadar bahwa semua ini karena ulahnya.
Tidak menunggu lama, Baekhyun mendekati Jiae dan langsung membopong tubuhnya. Hal itu membuat Jiae terpekik karena terkejut.
Baekhyun mendudukkan tubuh Jiae di kursi piano dengan hati-hati. Kemudian memberikan kecupan lembut pada bibir gadis itu.
"Maafkan aku. Pasti aku sudah menyakitimu semalam. Apa masih sakit?"
Pipi Jiae mendadak bersemu merah. Ia refleks memukul lengan Baekhyun karena malu. "Kenapa kau tiba-tiba bertanya seperti itu?"
Baekhyun tersenyum jahil. "Aku hanya khawatir padamu. Apa aku bermain kasar semalam?"
KAMU SEDANG MEMBACA
UNWANTED FANGIRL [Completed]
FanfictionByun Baekhyun menyadari hidup menjadi idola tidaklah mudah. Bukan hanya berbekal kemampuan, fisik dan kerja keras, tapi juga tanggung jawab untuk selalu memberikan yang terbaik bagi penggemarnya. Namun, mengapa dari jutaan penggemarnya di luar sana...