Maaf. Baru bisa up karena akhir-akhir ini lagi sibuk bgt dan ga sempat untuk revisi. Makasih yang masih setia nungguin lanjutan cerita ini. Ehehe.
Enjoy!💕
*
*
*Jiae merasa senang setelah mengenal dekat Bibi Eunbi yang sangat baik dan penuh perhatian padanya.
Padahal ini adalah pertama kalinya mereka bertemu, namun sikap Bibi Eunbi seolah mereka memiliki ikatan kuat seperti Ibu dan putrinya.
Beliau memperlakukan Jiae seperti anak kandungnya sendiri, dan Jiae bersyukur Baekhyun telah mengenalkannya dengan Bibi Eunbi.
Jiae memeluk Bibi Eunbi, dan dibalas oleh beliau dengan rangkulan kasih sayang.
"Bibi, terima kasih untuk semuanya. Aku sangat senang bisa bertemu dan mengenal Bibi. Aku janji akan sering main kemari."
Pelukan mereka terlepas. Bibi Eunbi menatap Jiae dan menyentuh wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
"Bibi juga sangat senang bisa mengenal gadis cantik, baik, dan menyenangkan sepertimu. Bibi berdoa supaya kau dengan keponakanku Baekhyun bisa terus bersama. Bibi yakin Ibu dan Ayah Baekhyun juga pasti sangat senang bertemu denganmu." ujar Bibi Eunbi dengan senyuman tulus.
Jiae ikut tersenyum ke arahnya dan mengangguk pelan.
Bibi Eunbi beralih menatap Baekhyun. "Baekkie, Bibi sangat menyukai Jiae, jadi jangan pernah menyakiti perasaannya apalagi meninggalkannya. Kalian harus tetap bersama."
Baekhyun mengangguk. "Iya, Bibi. Aku berjanji akan bersama Jiae selamanya."
Jiae yang mendengar hal itu tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya. Apa itu artinya Baekhyun serius dengan ucapannya? Apa Baekhyun sangat mencintainya? Mungkinkah mereka akan terus bersama seperti ini? Jiae berharap semua keinginan dan harapannya itu bisa terwujud.
"Kalau begitu, kami permisi pulang. Sekali lagi, terima kasih untuk semuanya, Bi." lanjut Baekhyun.
Bibi Eunbi tersenyum. "Iya, kalian berdua hati-hati ya di jalan."
Baekhyun dan Jiae mengangguk secara bersamaan. Mereka berdua berlalu meninggalkan kediaman Bibi Eunbi untuk kembali ke kota Seoul.
Setelah menempuh waktu kurang lebih 3 jam di perjalanan. Akhirnya Baekhyun dan Jiae telah tiba di lingkungan tempat tinggal mereka.
Baekhyun segera memparkirkan mobilnya di basement gedung apartemen. Ia lantas menoleh ke samping, tepatnya ke arah Jiae yang tertidur sejak di tengah perjalanan pulang.
Baekhyun mengulurkan tangannya, lalu menyampirkan helaian rambut Jiae yang menutupi wajahnya ke belakang telinga.
Baekhyun menatap wajah gadisnya yang terlihat damai ketika tertidur. Bibir Baekhyun membentuk lengkungan kecil. Kepalanya bersandar di kursi mobil dengan masih memperhatikan Jiae yang masih tidak bergerak dari posisinya.
Cukup lama Baekhyun memandanginya hingga Jiae perlahan membuka kedua matanya yang tanpa sengaja menangkap mata lembut milik Baekhyun.
Jiae mengerjap sebentar dan melempar perhatian ke sekitar dan akhirnya menyadari bahwa mereka telah sampai.
Jiae kembali menatap Baekhyun dengan heran. "Baekhyun, kenapa kau tidak membangunkan aku?"
Baekhyun tersenyum. "Aku tidak tega membangunkanmu. Kau terlihat sangat pulas."
Jiae mendekatkan wajahnya sambil menaik-naikkan alisnya seperti menggoda. "Jadi, apa kau sudah puas memandangiku sedari tadi, Tuan Byun?"
Baekhyun terkekeh geli. Ia lantas mencubit pipi Jiae dengan gemas. "Belum. Aku belum puas memandangimu. Jadi bagaimana kalau kita lanjutkan saja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
UNWANTED FANGIRL [Completed]
Fiksi PenggemarByun Baekhyun menyadari hidup menjadi idola tidaklah mudah. Bukan hanya berbekal kemampuan, fisik dan kerja keras, tapi juga tanggung jawab untuk selalu memberikan yang terbaik bagi penggemarnya. Namun, mengapa dari jutaan penggemarnya di luar sana...