SENIOR'S--5--

761 12 0
                                    


  Jika bisa untukku memutar waktu, tak akan kubiarkan rasaku terpupuk dan akhirnya tumbuh sejauh ini.
-Aluna revalina

  ***

"Hei pagi bro. Diem diem bae, kabar baik kan." Guyonan pagi Aluna yang teramat ceria dengan hujan selasa pagi ini

"Eh elo lun gua mah baik baik, ceria banget lo pagi ini." Sahut Diar yang masih tidak menyangka temannya dapat seceria itu di kala hujan.

Mata Aluna manatap lurus ke cendela kelasnya dan langsung terpusat pada sosok senior dengan rambut kemerah merahan yang sepertinya sedang berjalan dengan santai menuju kantin SMPN 11 Bandung.

"Wulan, Diar buruan ikut gue buruan ada sesuatu yang mau gue tunjukin ke kalian." Ajak Aluna sambil berlari keluar kelas

Wajah Aluna tampak lebih sumringah dan lebih ceria lagi, hujan pagi ini benar benar membawa keberuntungan baginya, sebelum tadi dia tidak bisa menahan malu karena angkutan yang biasa ia tumpangi itu mengantarkan penumpangnya hingga sampai ke depan kelas.

"Selamat pagi selamat pagi." Ucap Aluna pada Aisyah dan Vina yang kebetulan berjalan tepat di depan Kak Reno.

"Mampus lo syah, vin kena PHP nya si Aluna." Ucap Wulan yang sudah tidak bisa menahan ketawa kencangnya itu

"Maksut PHP?" Tanya Aisyah dengan wajah yang teramat datar

"Tu tu tengok belakang lo." Jawab Wulan

Detak jantung Aluna sudah tidak bisa dikontrol lagi kecepatannya, Wajahnya sudah teramat merah, Namun senyumannya terus bertambah lebar dan serasa ia ingin pingsan di tempat karena ia tidak bisa lagi mengontrol detak jantungnya dan hanya bisa menunduk ketika Kak Reno berjalan tepat di samping dia.

'Dept---'
"Eh maaf" Ucap Aluna terhadap Reno karena badannya tidak sengaja terdorong oleh Wulan. Sakitnya, peemintaan maaf Aluna tidak digubris bahkan tidak didengar sama sekali oleh Reno.

"Oh jadi lo suka Lun sama Reno?" Tanya Diar yang baru saja mengambil kesimpulan dari kejadian hujan pagi ini.

"Engg ggggggg." Ucap Aluna dengan terbata bata

"Udah Lun ngaku aja, kelihatan banget boong nya lo." Sahut Wulan dengan tersenyum

"Gua udah coba sudah berusaha banget cegah rasa gue, gua udah berusaha buat gue gak boleh suka sama dia maupun senior lain, Sudah gua coba bilang nggak mungkin, tapi apa bisa buat, rasa gua udah terlanjur jatuh ke dia, dan sekarang ya gini." Jelas Aluna soal isi hatinya secara panjang dan lebar, dan Aluna Menitikkan air dari mata nya.

Mereka pun masuk kelas, dan kebetulan hari ini masih free karena habis Penilaian semester jadi kelas Aluna sekarang keadaan seperti ibu ibu yang menawar barang di pasar "Kemrepyek".

"Lun, Reno itu temen satu angkutan gue, dia rumahnya searah ama gue." Suara Diar yang mengawali pembicaraan

"Iya Lun, kalo lo suka sama dia beneran ya perjuangin, se berusaha apapun kamu buat nggak suka sama dia yang namanya rasa itu nggak ada yang tau dan nggak bisa buat dipaksain, Mungkin setelah ladang hati lo mati kena hama, kini udah mulai terisi oleh biji biji yang nantinya akan bertumbuh besar dan bakal lo petik." Tutur Aisyah dengan kata kata yang sangat dramatis itu

"Tapi asal kalian tau, gua takut sebenarnya ngejalanin yang kayak gini, gua takut nggak bisa ngedapetin apa yang gua perjuangin. Dia itu Senior, dia keren, dia juga termasuk pintar karena dia masuk ke dalam kelas unggul di sekolah ini, dan sepertinya dia juga masuk ke dalam orang orang yang dikenal di sekolah ini." Jelas ketakutan Aluna

"Tapi harus gimana lagi Lun, itu udah terlanjur ada benih di hati lo, dan kebetulan benih nya itu ya Senior, dan jadi apa lo bisa ngelak? Nggak kan? Lihat Permata coba lihat dia, awalnya dia juga kaya lo nggak mau suka ke senior, tapi dia tau kalo dia udah terlanjur ya dia harus berjuang  jadi lo juga harus berjuang dulu toh nanti hasilnya berhasil atau nggak, pikir keri Lun." Tutur Wulan seolah meyakinkan Aluna


***

Bel sekolah berbunyi 4 kali pertanda seluruh siswa dan siswi SMPN 11 Bandung dipersilahkan untuk meninggalkan sekolahnya. Aluna bergegas untuk pulang sebelum dia ditawari untuk jalan jalan sama Vina yang sangat suka berkeliling dunia itu. Sesampainya dirumah ia langsung menuju kamar dan ia masih membuat strategi perjuangan nya untuk bisa mengenal Kak Reno lebih lanjut lagi, tapi disisi lain ia juga memikirkan kalimat Wulan kemarin yang membuatnya harus berfikir balik 180 derajat untuk berjuang atau mundur saja.

"Yen, gimana nih Luna bingung banget Luna harus gimana, Kak Reno itu target yang teramat tinggi yen, tapi gimana rasa Luna udah terlanjur jatuh ama si Senior Reno." Curhat Aluna kepada Layen boneka kesayangannya.

"Lun luna, beliin kakak pulsa di konter sebelah dong." Suruh Kakak Intan yang merupakan kakak sepupu Luna.

Dengan langkah yang sangat malas itu Luna bergegas membuka pintu kamar dan meminta uang pulsa kepada kakak nya selanjutnya ia berangkat dengan menggunakan motor matic merahnya.

***

Malam sunyi bersama kerlip bintang diatas awan hitam, Aluna membuka gorden kamarnya kemudian menatap indahnya bintang dengan sebuah senyuman tulus dari hatinya, kemudian aplikasi hijaunya berbunyi menandakan ada sebuah pesan masuk.


Semangat belajar💙


Diar: Lun, gua tadi pulang
bareng Kak Reno tau,
dia di angkutan ngantuk tau,
ngakak gua😂

Ha ngantuk? Cunya
banget ya berarti😍

Permata: Hayo, Aluna
benih nya mulai
tumbuh ya lun😱

Vina: Ya iyalah Aluna
liat senior sekeren
itu leleh sekaligus lah pasti😂

Ini terlanjur kawan kawan,
jika bisa kuulangi nggak
mau gue naksir senior jijik dan ini problem banget.😑

Wulan🐻: Udah lah Lun jalani aja dulu, belajar dari
gua dong udah bisa awet
1 tahun ama senior😂

Aluna memutuskan untuk menutup ponselnya dan memilih untuk rebahan di ranjang tidurnya.

"Perjuangin, enggak? Perjuangin, enggak?" Tanya Aluna pada dirinya sendiri.

"Gue pengen banget berjuang, tapi gue takut salah. Gue pengen banget berhenti, tapi gue takut menyesal trus gimana dongg." Ucap Aluna dengan memijit-mijit kepalanya.


Hola🙌
Gimana? Keren kan part ini, Ciyah pastinya dong:v

Jangan Lupa voment ya🎇


Senior'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang