SENIOR'S--13--

355 9 1
                                    


Sebenarnya gua takut nggak amanah ngejaga tanaman cinta yang kamu tanam di hati gue."
-Ghifari Alvareno.

***

"Lun." Ucap Nenek Aluna yang tiba tiba duduk di sampingnya.

"E ehh iya nek ada apa?." Tanya Aluna

"Malah tanya ada apa, cepat siap siap kita kan mau pergi kerumah Pakpuh mu." Jawab Nenek Aluna

"Oh iya." Ujar Aluna sambil menepuk jidat lebarnya.

Aluna langsung pergi ke kamar mandi dan kemudian ia menggunakan gaun cantik berwarna merah maroon dengan make up yang memadai dengan warna bajunya, Oke Aluna sangat cantik malan ini, kebetulan memang ia dengan neneknya akan pergi kerumah Pakpuh nya karena Pertunangan anak Pakpuhnya.

"Eh iya rumah Pakpuh kan searah sama rumah Kak Reno. Mungkin gak ya misalkan Kak Reno juga diundang ke rumah pakpuh?" Gumam lirih Aluna di dalam mobil.

"Apa Lun, ngomong apa barusan?." Tanya Kak Intan yang sejak tadi mendengar gumaman Aluna, Walaupun tidak begitu jelas.

"Eh enggak kok Kak gapapa." Jawab Aluna singkat.

Mobil yang ditumpangi Aluna berjalan kencang hingga pada salah satu lampu merah supir Aluna mengerem mendadak sampai hampir menabrak seseorang yang menyebar di trotoar.

"Ish Bapak hati hati dong, coba kalau tadi sampek nabrak itu orang kan jadi rumit urusannya." Omel Kak Intan kepada pak sopir itu, sedangkan Aluna hanya diam mematung menatap jendela mobilnya sambil membayangkan sosok indah Kak Reno.

"Eh iya non maaf." Permintaan Maaf Supir Aluna sambil cekikikan

'Cekikkkk'  Suara rem mobil yang ditumpangi Aluna berbunyi karena mobil itu sudah sampai tepat di depan rumah Pakpuh Aluna, dan dep pandangan Aluna langsung tertuju pada sosok yang sedang berdiri di pintu samping rumah Pakpuhnya sambil mengotak atik benda kotak pipihnya dan merapikan rambutnya.

"Lun turun nggak, apa mau disini aja?" Tanya Kak Intan.

"Eh eh iya iya." Jawab Aluna dengan tergesa gesa membuka pintu.

Aluna langsung turun dari mobil kemudian berjalan menuju pintu masuk rumah Pakpuh nya, sesampainya di depan pintu masuk itu Aluna langsung bersalaman dengan Pakpuh dan Bude nya disusul dengan ia memeluk Bude nya erat erat.

"Eh Aluna makin cantik aja nak, yaudah silahkan makan makan sana dulu sebelum acara inti dimulai." Ujar Bude Aluna dengan menatap Aluna kegirangan.

"Oh iya Bude makasih, bude yang lebih cantik." Ucap Aluna menggoda budenya membuat budenya itu mengembangkan senyum manisnya.

Aluna berjalan menyusuri sepanjang ruang ruang yang ada di rumah Pakpuh nya itu, memang dia sudah biasa dan tidak punya rasa sungkan jika dirumah Pakpuhnya, karena dia menganggap itu seperti rumah dia sendiri.

Bruk.
"Eh maaf." Suara Aluna ketakutan dan dia masih tetap menunduk.

"Oh iya nggak papa, duh es buah kamu jatuh trus gaunmu jadi kotor ya, maaf...bentar bentar saya ambilkan tisue dulu," Suara orang itu yang terdengar merupakan suara laki laki dan tidak asing baginya.

"Kak Reno?" Tanya Aluna dan menatap Reno dengan kebingungan.

"Loh kok kamu disini?." Tanya Kak Reno balik ke Aluna.

"Harusnya aku yang tanya, kok kakak bisa disini?" Tanya Aluna balik pada Reno.

"Kalau gue, soalnya ini yang punya acara Kan Pakpuh gua." Jawab Aluna yang masih saja menggunakan bahasa elo gue kepada Seniornya.

"Oh jadi yang tunangan anaknya pakpuh kamu?." Tanya Kak Reno bingung.

"Iya, kalo Lo ngapain disini?." Tanya Aluna lagi.

"Oh jadi Om Rahman itu teman nya bokap gua, jadi aku kesini untuk nyaksiin pertunangan anaknya Om Rahman." Jelas Kak Reno.

"Yaudah yuk duduk disitu. Acara bentar lagi muali kata Pakpuh gua." Ajak Aluna sambil menunjuk dua bangku kosong di sebelah pintu samping rumah Pakpuhnya. Kemudian Aluna langsung berlari kecil dan diekori oleh Reno.

"Ya kita langsung masuk ke acara inti kita kali ini, Happy Engagement buat pasangan yang hari ini akan mengikat lebih lanjut hubungan mereka, dan berbahagialah buat para hadirin yang terhormat. Silahkan untuk pasangan segera saling memasukkan cincin nya secara bergantian" Ucap seorang MC dia acara pertunangan itu.

'Prok prok prok' Suara tepuk tangan sangat ramai dalam ruangan itu, ketika pasangan itu sedang memasukkan cincin secara bergantian dan mulai mengikat sebuah janji cinta yang tulus dari mereka. Sedangkan Aluna sangat terbawa suasana disaat itu, air matanya lolos tidak bisa terbendung lagi dan sekarang membasahi pipinya. Kak Reno yang duduk disampingnya bingung menatap Aluna yang tiba tiba menangis tanpa sebab itu.

"Eh Lun kenapa?." Tanya Kak Reno bingung.

"Eng enggak papa, cuma terbawa suasana aja habisnya so sweet banget." Ucap Aluna sambil mengusap air matanya kemudian ia tersenyum malu.

"Kirain kamu pengen kayak gitu." Ucap Kak Reno cekikikan membuat mata Aluna melotot ke Kak Reno.

Acara pertunangan selesai dan kemudian para undangan pulang meninggalkan rumah Rahman untuk menuju rumah mereka masing masing. Kecuali Keluarga besar Aluna yang masih bercanda ria dan sesekali mengambil gambar bersama.

"Rahman saya sama anak saya pamit dulu lagian ini sudah larut malam." Pamit Papa Reno dengan bersalaman kepada Rahman dan istrinya kemudian diikuti oleh Reno yang berpamitan kepada Rahman dan istrinya juga.

"Oh iya, hati hati dijalan, trus hari ini istrimu kenapa kok nggak ikut?" Tanya Rahman kepada Papa Reno.

"Oh iya Om tadi mama itu pusing jadi terpaksa nggak bisa ikut acara ini, mohon dimaafkan Om." Jelas Reno kepada Rahman.

"Oh iya nggak papa nak Reno, yaudah pulangnya hati hati." Jawab Istri Rahman dengan mengembangkan senyum manisnya, kemudian Reno dan Papanya berjalan meninggalkan harapan rumah Rahman.

Melihat punggung Reno dan Papanya mulai menjauh sekarang bergantian Aluna dan Kakak nya berpamitan, karena Nenek dan Kakek Aluna belum bisa ikut pulang karena masing ingin melepas rindu bersama anak dan cucunya.


Hola🙌
Jangan lupa Voment🎇

Senior'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang