SENIOR'S--20--

311 7 0
                                    


Aku percaya pada langit malam yang selalu melihatmu, Melihat dirimu yang sedang candu dengan aksaraku, atau malah menutupi candumu untuk terus menghindariku, Untuk jawaban semua itu aku harus memandang bintang malam ini.
Aluna Revalina.

***

"Yai Ujian Nasional udah selesai dann kita mau kemana hari ini bray" Tanya Reno Kepada Dika, teman dekatnya.

"Gue juga nggak tau nih, bertepatan banget kan ini juga bulan puasa mau kita ngopi pun juga nggak bisa." Keluh Dika dengan terus memandangi benda kotak pipihnya yang sekarang terpampang foto manis Wulan di layar handphone nya.

"Yaudah pulang aja." Ucap Reno mengambil keputusan.

"Ah elu masa pulang nggak asik gimana kalau lo gue ajak ngintipin rumah Wulan?" Tawar Dika girang.

"Ah elu apa apaan, gak ah gua mau pulang aja." Jawab Reno dan dia langsung mengacir menuju parkiran sekolahnya disusul Dika dibelakangnya yang sedang teriak teriak tidak jelas.

"Wulan, nomer 9 apa?" Tanya Diar yang sedang kebingungan memilih. Oh ya bagi Diar memang memilih bukanlah hal yang mudah apalagi soal UKK kali ini adalah pilihan ganda semuanya.

"Eh kamu peserta nomor 007 kok clingak clinguk terus dari tadi." Tegur pengawas ruang dan dengan spontan Diar langsung mengalihkan pandangannya ke lembar soal nya.

"Udah Ujian terakhir susah banget lagi." Gumam Aluna yang sedang kebingungan memecahkan satu soal yang mengajaknya berkeliling Dunia.

"Anak-Anak waktu tinggal 5 menit lagi, diharap suasana tidak boleh kacau dan tetap mengerjakan sendiri-sendiri" Ujar Pengawas Ruang yang kebetulan adalah salah satu guru laki-laki Paling Killer di SMP Lasba.

Semua Siswa di Ruang itu hanya bisa tertunduk tanpa bisa melirik kesana kemari, Karena sudah menjadi kebiasaan Bapak Surip yang pada menit menit terakhir selalu berkeliling di Ruangan. Terkecuali Mahfud, Seorang Siswa yang Lawakannya sungguh Retceh dan garing sekali malah mencoba untuk mengeluarkan benda kotak pipih dari saku celananya, Memang Mahfud adalah siswa yang bermodal-Los saja bagi dia pengawas bukan penghalang untuk dia bisa membuka Internet.

"Mahfud leher mu kenapa dari tadi nunduk terus?" Tanya Pak Surip dari sudut ruangan sebelah Kanan.

"Oh ini pak jadi tadi malem saya kurang tidur terus sekarang sakit deh lehernya." Jawab Mahfud dengan amat santai.

'Tet.....Tet.....Tet' Bel Berbunyi pertanda bahwa Ujian Kenaikan Kelas hari terakhir itu telah Usai. Sorak Sorai Seluruh siswa kelas 7 dan 8 SMP Lasba terdengar amat sangat keras, ada yang merencanakan liburannya kelak. Terkecuali gerombolan Wulan, Aluna, Diar, Permata, Aisyah, dan Vina yang saat ini duduk Termenung menatap Dedaunan yang sedang menari di depan matanya, Mungkin mereka sedang memikirkan hal yang tak amat berguna, ataupun sedang menahan lapar karena Puasa.

"Ekhm..." Suara Aluna yang kini memecahkan keheningan diantara mereka.

"Ekhm Juga..." Lawakan Retceh dari Aisyah yang sudah mulai tertular Virus Mahfud.

"Bayangin nggak bentar lagi kelas 9 tuh udah lulus." Keluh Diar yang kebetulan baru-baru ini sedang menaruh hati pada Senior juga, dan secepat ini akan kehilangannya.

"Hem yaudah lah ikhlasin dulu aja, kita juga nggak bisa buat apa apa kan, emang udah gini jalan takdirnya." Sahut Aluna matanya melamun.

"Kita fokus aja dulu sekolahnya, masalah begituan jodoh udah nggak kemana." Lanjut Permata bijak.

"Eh iya kita nggak ada rencana Buka Bersama gitu?" Tanya Vina mengalihkan pembicaraan kegalauan diantara mereka.

Senior'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang