SENIOR'S--10--

372 14 0
                                    

Semakin gue kejar semakin lo ngejauh, tetapi semakin gur ngejauh semakin lo kejar. Mungkin ini yang disebut permainan dalam cinta:)
Aluna Revalina

***

Terik Mentari pagi itu menghangatkan tubuh Aluna sekaligus membangkitkan semangat Aluna yang sudah mulai lumpuh, Kokok Ayam tetangga Aluna sudah mulai terdengar lagi karena Aluna gadis cantik yang luluh dengan ayam itu sudah kembali bersemangat pagi hari ini.

"Nek, Aluna berangkat dulu, Assalamualaikum." Pamit Aluna kepada neneknya

"Hati hati lo nduk, Walaikumussalam." Jawab Nenek Aluna

Aluna segera menaiki angkutan yang sudah seperti biasa ia gunakan untuk bisa sampai di sekolah, karena ia tidak diperbolehkan sama sekali untuk membawa motor sendiri ke sekolah, karena ia belum cukup umur untuk membawa motor dan pastinya akan ugal ugalan di jalan.

"Assalamualaikum" Ucapan Salam Aluna

"Walaikumussalam" Jawab seluruh penghuni keras, terkecuali Wulan dan Vina yang langsung histeris melihat Aluna masuk sekolah seperti sedang menyambut Selena Gomes di sekolahnya.

"Aluna silahkan langsung duduk." Ucap bapak Budi selaku guru PPKN di kelas Aluna

Pelajaran berlangsung selama 2 jam.........

***


"Tetttt tetttt tetttt" bel istirahat berbunyi semua siswa SMPN 11 Bandung menyegerakan diri untuk pergi ke kantin, terkecuali Aluna dan teman temannya yang sibuk membaca buku cerita yang mereka pinjam di perpustakaan kemarin.

"Dek yang namanya Aluna sudah masuk?" Suara lelaki itu membuat semua teman teman Aluna yang sedang sibuk membaca buku pandangannya beralih ke orang itu.

"Ada apa ya?" Jawab Aluna dengan suara serak yang belum pulih.

"Kamu Aluna?" Tanya lelaki itu

"Iya, ada apa?" Tanya Aluna

"Nanti pulang sekolah gua jemput disini dan lo jangan kemana mana" Suruh lelaki itu kemudian dia langsung pergi.

Ya, dannnn Lelaki itu adalah Reno.

Semua teman teman Aluna menatap Aluna bingung dan seolah semua mata mereka bertanya gimana bisa Aluna diajak jalan sama Kak Reno.

"Udah kalian semua tenang aja, Gua sanggup, Gua yakin dengan ini masalah gua bakal cepat kelar." Ucap Aluna meyakinkan.

Sebenarnya temen temen Aluna tidak yakin bahwa Aluna bisa melewati ini sendirian tapi yakin tidak yakin Aluna harus sendiri karena jalan satu satunya buat masalah Aluna itu ya ini.

"Lun beneran kan lo kuat sendirian? Nanti kalau ada apa apa cepet hubungin kita." Tanya Wulan cemas

"Apa sih lo, gua kan terbiasa sendiri." Celutuk Aluna kali ini bisa membuat semua teman temannya tertawa.

Semua Siswa dan Siswi SMPN 11 Bandung pergi meninggalkan sekolah untuk kegiatannya masing masing, sama halnya dengan teman teman Aluna yang juga sudah pergi meninggalkan Aluna di kelas sendirian.


***

"Udah berapa lama?" Tanya Reno yang sedang duduk tepat di depan Aluna di salah satu meja cafe di Bandung.

"Ehm apanya Kak?." Tanya Aluna kaget

"Itu perasaan lo ke gua." Kata Kak Reno terang terangan.

Nafas Aluna tersedak satu kata pun sudah tidak bisa dibicarakan Aluna kepada Kak Reno dia hanya bisa diam dan tertunduk, ia tak mampu untuk mengatakan sebenarnya kepada Kak Reno hatinya terluka air matanya menitik pelan membasahi pipinya.

"Dek jangan nangis, tolong bilang ke gua yang sebenarnya, kasihan kamu dek." Bujuk Kak Reno kepada Aluna

"Maafin Luna kalau dengan perasaan Aluna Kakak jadi terganggu. Aluna nggak ingin suka sama senior, Aluna tidak ingin suka sama Kak Reno. Tapi ini semua gara gara rambut kakak. Dan perasaan nggak bisa dipaksa." Jawab Aluna polos

"Ha rambut?." Tanya Kak Reno bingung dan ia langsung mengacak acak rambutnya. Dia tertawa terbahak bahak membuat Aluna berhenti menangis.

"Kenapa dek rambut gue? Ini rambut gua biasa aja kok ada apa sih sebenarnya, jujur napa." Tanya Kak Reno lagi.

"Sebenarnya gua gak suka sama lo, udah gua mau pulang." Ujar Aluna dan ia langsung beranjak pulang.

"Tapi kalau misalnya gua suka sama lo gimana?." Ucap Kak Reno membuat langkah Aluna terhenti dan ia mematung di tempat.

"Ya lo gausah suka sama gua."  Ujar Aluna terbata bata

"Kata lo perasaan nggak bisa dipaksa, gimana dong?." Tanya Kak Reno membuat jantung Aluna tidak bisa berhenti untuk Marathon.

"Yaudah lo tahan pasti bisa." Ucap Aluna kesal

"Emang kentut bisa ditahan tahan? Masuk angin dong." Lirih Kak Reno memegang tangan Aluna dan membuat Aluna tertawa terbahak bahak.

Kak Reno menarik tangan Aluna agar dia bisa pulang bersama Kak Reno, Aluna dibonceng Kak Reno menggunakan motornya.

"Dek kalau takut pegangan dong nggak usah ditahan dong, nggak papa kok beneran." Ujar Kak Reno membuat Aluna terkena penyakit jantung lagi.

Aluna hanya bisa terdiam dengan semua ini, ia tidak bisa jika harus berlebihan terhadap semua ini, dia takut untuk jatuh lagi kesekian kali, dan Aluna hanya menganggap semua ini mimpi karena ia tak mau tersakiti.

"Neng turun neng, udah sampek." Suruh Kak Reno

"Makasih Kak." Jawab Aluna singkat.

"Makasih doang? Lo kira bensin gue pake air?" Tanya Reno membentak Aluna membuat dia menatap Reno kebingungan.

"Eh eh enggak Dek enggak nanti lo nangis lagi gue yang repot beliin es krim." Ledek Reno membuat Aluna kesal, Namun untuk kali ini Aluna tidak tau harus berbuat apa, Kesal, Bahagia, Sedikit kecewa, semua perasaan itu campur aduk dalam diri Aluna.

Aluna tidak menyangka jika semua ini terjadi, di satu sisi ia sangat sangat bahagia karena perasaan yang selama ini ia pendam dapat terbongkar oleh Kak Reno. Di sisi lain ia tidak mau jika ini hanyalah drama drama Kak Reno untuk membalas perasaan Aluna, Dia takut tapi dia bahagia, hatinya benar benar bimbang.----Degup jantungnya terus berdetak kencang bagai sedang dikepung oleh seribu singa dari seluruh sudut, aplikasi hijaunya berbunyi dan dia segera membukanya.


Ghifari Alvareno

Hai, selamat malam

Kembali

Besok ada acara?

Gtw

Bisa jalan bareng?

Aluna hanya menbaca pesan terakhir itu tanpa ia balas, karena ia sudah malas dan tidak ingin tersakiti lagi, dia tidak mau jika dirinya harus lagi terbohongi oleh cinta. Dia pun memutuskan untuk tidur.

Hola🙌
Jangan lupa Voment🎇


Senior'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang