Don't like don't read
●
●
●
Darah amis mengalir pelan lewat lehernya. Hinata terbelalak horror saat bermandikan darah.
Brughhh....
Seogok daging tanpa nyawa kini terjatuh lemas. Hinata hampir menjerit saat merasakan tepukan kecil di pundaknya.
"Kau tak apa, adik?"
Deg...
"Kenapa... kau disini?" Tanya Hinata tak percaya.
"Jelas bukan? Menolong adikku." Ucap Gaara dengan senyum tipis.
Set...
Usapan lembut Hinata rasakan di puncak surainya. Maniknya menatap jeli sebuah katana yang bermandikan darah.
"Disini berbahaya, kembalilah pulang." Dingin Hinata.
Gaara menyerngitkan alisnya. Lantas membentuk senyuman tipis.
"Kau lah yang seharusnya pulang. Perempuan itu seharusnya di rumah. Bukan berkeliaran malam di tempat berbahaya seperti ini." Ucap Gaara lembut.
Hinata terpana sesaat. Memang benar apa yang di katakan Gaara. Tapi bisakah dia melakukan itu sekarang?
"Aku tak bisa menjamin nyawamu."
Hinata mulai menyiapkan pistolnya. Tak perlu menunggu balasan dari Gaara mengenai ucapannya. Karna Hinata tau, dengan datangnya Gaara kesini. Otomatis "dia" pasti ada disini.
Izumo kembali siaga. Mengarahkan anak buahnya untuk mengawasi sekitar.
Psyuuuu...croott...
Sebuah peluru melewati sebelah kanan telinganya. Memberikan efek sayatan kecil dari angin yang terbelah. Seorang pria yang mengarahkan pistol padanya telah tumbang. Memecahkan kepalanya seketika. Namikaze Naruto, melesatkan sebuah peluru sniper dari pohon tinggi. Menyebabkan Izumo hampir terkena serangan jantung.
Czzttt...
"Jika kau meleset satu centi, kau sudah membunuh salah satu rekan kita bodoh." Umpat Gaara kesal.
Hinata terdiam. Tak menoleh maupun berbicara. Dia tau siapa orang bodoh yang di maksud Gaara. Senyum tipis kini terukir dari bibirnya. Hanya tinggal satu lantai sebelum Itachi mati di tangannya.
•
•
"Tuan, sepertinya ada bala bantuan. Pasukan kita juga tersisa setengah." Lapor salah satu yakuza.
"Cih, jalang sialan..!!" Umpat Itachi kesal.
Manik kelamnya menatap kesal Neji yang telah meringkuk kedinginan. Tubuhnya polos tanpa busana. Terikat oleh tali di tangan dan kaki ya. Nafasnya terputus-putus. Sakit menerpa tubuh ringkihnya. Sayatan cambuk pun nampak berdarah dan membiru.
Sakura mengalihkan pandangannya. Tak menyangka jika kakak Hinata telah disiksa seperti ini. Rasa kasihan dan bersalah mulai muncul di hatinya. Dirinya merapatkan tubuh ke belakang Sasuke yang terdiam dingin. Tak perduli karna diapun ingin menghukum Hinata seperti Neji.
KAMU SEDANG MEMBACA
Survive or Leave 18+ (Complete)
Fiksi PenggemarSemua tokoh Naruto hanya milik M.K Warning...!!!18+ #Naruhina slight Sasuhina Hinata harus memilih, antara Sasuke yang notabene adalah tunangannya yang selingkuh dengan sahabatnya. Atau Naruto yang selalu ada untuknya bahkan mencintainya.