Prolog

5.3K 188 41
                                    


Jakarta, Indonesia.

Bram POV

Aku Bramasta Alziz usiaku yang menginjak 20 tahun membuatku lebih semangat lagi untuk menjalani kehidupan ini apalagi mencari kerja itu yang aku tunggu tunggu sejak dulu, tapi sayang aku masih harus melewati satu semester lagi untuk bisa menempuh apa yang aku inginkan itu. Dengan sabar, berdo'a, berusaha dan tawakal serta ikhtiar aku yakin pasti aku bisa melewatinya dengan mudah, walaupun aku dari keluarga yang bisa dikatakan tidak terlalu  berada tapi aku cukup menyerahkan semuanya hanya kepada Allah SWT.

Tahun ini adalah tahun dimana aku mulai menyusun skripsiku, aku akan berusaha dengan sebaik baiknya untuk bisa menyelesaikannya dengan hasil yang baik nantinya.

Hari menjelang petang di mana orang orang di kota ini masih belum berhenti berlalu lalang, ketika beberapa saat adzan berkumandang yang membuat hati setiap pendengarnya menjadi tenang dan nyaman, begitu indah terdengar di indra pendengaranku. Tak tunggu berlama-lama lagi aku sesegera mungkin membersihkan diriku dan bergegas pergi ke masjid untuk melaksanakan shalat maghrib. Terasa tenang melihat orang berbondong-bondong datang ke masjid untuk menunaikan kewajiban.

**

Kini waktu menunjukkan pukul tujuh lewat tiga puluh menit,dimana orang-orang sudah selesai mengerjakan shalat isya. Aku melangkah keluar masjid dan sesuatu yang mengejutkanku terjadi yaitu seseorang menabrakku dari belakang entah siapa yang sontak membuat tubuhku menjauh saat melihat ternyata seorang yang bukan mahramku.

"Aduh, 'afwan aku gak sengaja " Ucapku setelah tabrakan itu terjadi.

" Lu bisa jalan gak sih, jalan itu pake mata " Sahut gadis itu dengan suara yang lantang dan terlihat dari raut wajahnya dia sangat marah. Namun dari raut wajah itu terlihat kebaikan yang tersembunyi di dalamnya.

" 'Afwan. Bukannya kamu yah yang nabrak aku, kok malah kamu yang marah " Jawabku mencoba tetap tenang walaupun orang yang didepanku sudah emosi ditingkat tinggi.

" Ehh, malah nyalahin gue lagi " Jawab gadis itu dan beranjak pergi meninggalkanku yang masih berdiri di tempat tabrakan tadi.

Aku tersadar dari lamunanku entah apa yang aku lamunkan. Mendengar panggilan dari arah masjid membuatku langsung berbalik.

Itu sepupu aku Feri Imran Alziz, kerap di panggil Feri. Dia tinggal bersama kami di rumahku daripada dia ngekos mending tinggal di rumahku bisa hemat biaya.

" Kenapa lu Bram ? " Tanya Feri

" Hmm... aku, gak kenapa-kenapa " Jawabku mengelak.

Setelah selesai berbincang, kami berduapun langsung  menuju rumah.

**

Pagi yang cerah, sinar matahari yang tampak masuk kedalam rumah melalui pori pori bangunan ini seakan menaburkan kehangatan pagi. Setelah shalat subuh tadi aku sudah mempersiapkan apa saja yang akan di bawa ke kampus.

Feri yang tertidur kembali setelah shalat subuh tadi, kemudian ku bangunkan.

" Fer bangun Fer kamu gak ke kampus ? "  Ucapku membangunkan Feri dari alam bawah sadarnya.

" Hmm.. Bentar Bram 5 menit lagi " Jawabnya santai dan masih menutup matanya.

" Mangkanya setelah shalat subuh gak usah tidur Fer " Ucapku lirih didekatnya.

" Fer bangun udah jam 10 nih, oh kamu gak kekampus yah" Ucapku santai, sembari berjalan keluar kamar.

" Hah !! Jam 10.. " Feri sontak langsung bangun dari tidurnya dan tanpa melihat kiri kanannya ia langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya bersiap siap menuju kampus. Karena ia kira dirinya sudah sangat telat, aku hanya terkekeh di ambang pintu kamar.

Setelah selesai dengan segala sesuatunya Feri menemui aku dan Mama di meja makan yang tengah tersedia makanan yang di masak oleh Mama nampak asap masih mengepul dari setiap makanan.

" Assalamualaikum, tante " Ucap Feri ke Mama sembari menarik kursi dengan perasaan yang gelisah karena terburu-buru.

" Wa'alaikumussalam " Jawab Mama mengernyit bingung melihat ekspresi Feri. " Kenapa Fer ? Kok kamu buru-buru gitu ? "

" Aku ada mata kuliah yang masuk hari ini tan. Ini aja udah telat banget " Jawab Feri di detik kemudian memasukkan sesuap nasi ke mulutnya dengan cepat.

" Makannya pelan-pelan Fer. Nanti kamu tersedak " Ucap Mama menasehati, aku hanya diam tak mengeluarkan sepatah katapun. Aku tak henti-hentinya tertawa geli melihat Feri. Sungguh, kenapa juga nih anak gak ada inisiatifnya dikit buat ngelirik jam.

" Jam berapa kuliah kamu ? "  Tanya Mama memastikan.

" Jam 8 Tan.. " Jawab Feri, kemudian meneguk segelas air di sela-sela makannya.

Aku belum juga berhenti tertawa pelan melihatnya tentu tanpa sepengetahuannya, kulihat Mama juga terkekeh pelan melihat Feri setelah mengetahui bahwa Feri salah memahami waktu.

" Kok malah ngetawain aku sih Bram, tan " Sahut Feri, setelah menyadari bahwa kami menertawakannya.

" Ini baru jam 7 Lewat  Fer " Jawab Mama yang sambil tertawa.

" Tapi tadi... Jangan bilang lu bohongin gue " Ucap Feri dengan wajah yang agak kesal menatap kearahku. Aku hanya mengangkat sebelah alisku sambil tertawa mengikuti tawa Mama, Feri hanya menunduk menutupi perasaan malunya.

" 'Afwan, brother. Kamu sih di bangunin susah amat " Ucapku sembari melihat wajah Feri yang mulai memerah karena menahan marah, tapi di redamnya amarah itu dengan meneguk segelas air yang ada di depannya. Lepas itu kami tertawa bersama di sela-disela makan.

Setelah usai makan kami berdua langsung beranjak pergi ke kampus setelah sebelumnya sudah berpamitan sama Mama, di tengah perjalanan bayangan gadis itu seakan menari di kepalaku. Kejadian semalam mengingatkanku pada sosok wanita yang jutek tapi dalamnya baik menurutku.

.

.

..............................

Assalamu'alaikum. Alreaders...

Scroll kebawah, terus ikutin.

😊Bram & Prisa😊
Vote and Comments
Wassalam
~Barakallah~

HIJRAH ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang