Part 9. Gundah

819 43 0
                                    

Assalamu'alaikum. Alreaders.
Scroll ke bawah ya Akhi. Ukhti.

.

.

Prisa POV

             Sejak hari dimana aku bertemu dengan Erick, hari ini entah mengapa Erick yang mengusik pikiranku. Mengapa namanya yang selalu mengiang di kepalaku, apa aku masih cinta sama Erick ?. Nggak Pris, nggak boleh lu jatuh cinta untuk kedua kalinya pada orang yang sama, orang yang telah menyakitimu secara perlahan hingga engkau kini tak ingin mengenal apa yang namanya cinta, tapi kenapa hingga detik ini namanya sulit sekali hilang dalam pikiranku, sulit, sangat sulit. Apa karena dia cinta pertamaku. Persoalan ini membuat kepalaku serasa ingin pecah.

Pandanganku kini ku alihkan keluar jendela rumah, malam yang di selimuti kabut kini sedikit demi sedikit mengeluarkan rintik nya, kabut nya yang mulai menebal mulai mengeluarkan beberapa arti di dalam nya terutama arti kerinduan kata banyak orang, awalnya aku gak percaya tapi mengapa saat ini aku merasakan hal itu, kerinduan kepada seseorang. Seketika pikiranku langsung teralihkan kepada seseorang yang langsung berubah di hadapanku. " Bram " nama yang begitu hangat jika ku sebut satu satunya orang yang dapat melelehkan hati ini setelah di bekukan oleh orang lain. " Apa ia tidak ingin bertemu dengan ku lagi, mengapa ia tidak menatapku saat itu, seolah-olah mencoba menghindar ". Kini langit sudah menurunkan hujannya, hujan yang menitipkan banyak kerinduan.

Tok..Tok..Tok..

Suara ketukan pintu itu membuyarkanku dari lamunanku seketika semuanya langsung hilang begitu saja di bawa oleh hujan yang semakin deras menurunkan rintik nya.

" Siapa ? " Tanya dengan cukup keras melawan suara hujan dari luar.

" Kakak Pris, Kak Zakiah.. " Ucap nya dari luar pintu yang juga dengan suara yang sedikit keras. Dengan sigap langkahku mulai mendekati pintu meraih gagang pintu dan membukanya, setelah pintu kamarku utuh terbuka kulihat Kak Zakiah sedang membawa makanan di tangannya.

" Ini Kakak bawakan makanan, kakak lihat kamu dari tadi belum makan, Kenapa sih ? " Ucapnya sambil bertanya padaku. Harus ku akui Kak Zakiah orang nya memang sangat baik. Mendengar ucapan Kak Zakiah aku hanya mengedikkan bahuku.

" Kak, Nabila mana ? " Tanyaku mengalihkan pembicaraan.

" Nabila sudah tidur dengan ayahnya " Ucap Kak Zakiah. Aku pun hanya mengangguk dan langsung meraih nampan yang sedang di pegang oleh Kak Zakiah.

" Ya udah kamu makan yah, Kakak balik ke kamar dulu " Ucap Kak Zakiah. Aku hanya mengangguk dan mengucapkan terimakasih sebelum kak Zakiah beranjak. Galau, bisa di bilang begitu. Pikiranku masih kalut untuk bisa memikirkan semuanya satu persatu.

Bram POV

Hari yang cukup melelahkan menghindari dia dan yang lainnya yang bukan mahramku. " Tetap tenang Bram, ini awal langkahmu. Langkah hijrahmu Insya Allah. " Batinku. Hujan malam ini seperti tau dimana tempat ia jatuh, mengisi kesenduan hati seseorang. Semoga dapat memberi manfaat bagi semua.

اللَّهُمَّ صَيِّباً ناَفِعاً

" [Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat] ".

" Ya Allah, jika ia jodohku. Aku akan menunggu sampai engkau menyatukan kami. Jika tidak, aku tidak bisa menolak kehendakmu yang mungkin telah memilihkan yang terbaik untukku " Do'a ku di malam hari yang penuh rahmat ini, di waktu terbaik memanjatkan do'a dikala hujan turun.

Menunggu dan berusaha jadi yang terbaik lah yang bisa ku lakukan saat ini. Entah mengapa pikiranku berpindah ketika kulihat saat ia menangis berlarian di koridor kampus pagi itu karena Yani belum menceritakannya kepadaku jadi aku belum mengetahuinya sama sekali. Entah apa yang membuatnya menangis, yang jelas itu adalah hal yang tersedih yang mungkin sedang ia rasakan. Aku tidak bisa untuk bertanya maupun memberi masukan padanya, karena ku tau aku tidak berhak atas itu. Malam semakin larut, mataku tak kunjung lelah, ngantuk pun belum kurasakan. Ku lirik jam dinding sekarang sudah menunjukkan pukul 22.30 ku coba berdiam diri dalam keheningan menyembunyikan kegundahan yang kurasakan malam ini, kegundahan yang bisa menyalahkanku jika salah dalam mengambil keputusan. Ku serahkan semuanya kepada sang pemilik hati hanya ia yang dapat membolak balikkan hati hambanya.

Entah mengapa hatiku berkata ia tidak memikirkanku, melainkan ia sedang memikirkan orang lain yang mungkin lebih penting untuknya, Masih banyak pertanyaan yang mengiang di kepalaku tentangnya " Astaghfirullah Bram.. " Ucapku lirih sembari menggelengkan kepalaku pelan, memohon ampun karena sudah memikirkan sesuatu yang tidak patut aku pikirkan. Aku hanya bisa berdo'a semoga Allah SWT dapat menjawab segala kegundahan yang masih mengganjal di benakku.

" Bersabar Bram, semua akan indah pada waktunya " lirihku.

إِنَّ اللهَ مَعَ الصَّبِرِيْنَ

“Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.”

.

.

.................................

Assalamu'alaikum Readers ^^.

'Afwan, Masih banyak Typo😄
Ikutin terus...😉 'Afwan part ini sedikit pendek yah.

😊Bram & Prisa😊
or
☺Bram & Marwah☺
Vote and Comment
Wassalam
~Barakallah~

HIJRAH ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang