Part 4. Sebuah Surat

1.1K 79 4
                                    

Assalamu'alaikum. Alreaders.
Scroll ke bawah ya Akhi. Ukhti.

.

.

Setelah kejadian beberapa hari lalu di rumahnya, Prisa enggan bertemu dengan Bram maupun Feri. Tapi tak lama setelah itu ia memutuskan untuk bertemu mereka guna untuk meminta maaf karena sifatnya yang begitu pemarah sewaktu dirumahnya, meski dengan hati yang penuh kebimbangan. Prisa memberanikan diri melangkahkan kaki untuk dipijaki di koridor menuju fakultas ekonomi dimana itu adalah fakultas Bram, tidak seperti biasa Prisa tidak di temani oleh Yani dan Yuyun. Prisa yang sudah berada tepat di depan pintu kelas Bram langsung terdiam seketika ternyata tak jauh dari tempat ia berdiri ada Bram yang sedang berbincang dengan Marwah dan Abi. Prisa mengumpulkan keberaniannya untuk masuk dan menghampiri Bram.

" Assalamu'alaikum " Ucap Prisa yang sudah berada tepat disamping mereka.

" Wa'alaikumussalam " Jawab mereka bertiga bersamaan sembari menoleh ke arah yang memberi salam namun tidak dengan Bram.

Jauh di luar dugaan Prisa, Bram yang menjawab salamnya namun tidak menoleh ke arahnya, melihat itu Prisa hanya menghela nafas pelan dan mulai membuka suara dengan ketenangan yang ia miliki.

" Hhmm.. " Guman Prisa sebelum memulai pembicaraan " Gini, gue kesini mau minta maaf soal kejadian dirumah waktu itu dan mengucapkan terimakasih karena lu sudah nemuin pulpen gue " Ucap Prisa dengan menatap lekat Bram namun yang di tatap hanya mengangguk tanpa menoleh. Wajah Prisa memerah menahan amarahnya yang mulai meluap. Sampai detik ini Bram belum mengeluarkan sepatah kata pun untuk merespon ucapan Prisa.

Abi dan Marwah hanya saling tatap bingung melihat tingkah keduanya. Prisa pun tertunduk agar amarahnya masih bisa di redamnya, tapi merasa diabaikan Prisa pun memukul meja yang sedang mereka pakai untuk berkumpul, orang-orang di kelas termasuk Abi dan Marwah kaget dan langsung menatap ke Prisa. Sementara Bram masih terlihat biasa saja.

Prisa langsung keluar dari kelas Bram dengan amarah yang meluap. Sesaat Prisa pergi di situlah Bram mulai melihat Prisa, semakin jauh wanita itu hilang di balik tembok. Sedangkan Abi dan Marwah bingung seperti sangat banyak pertanyaan di kepala mereka yang ingin di tumpahkan ke Bram.

" Bram. Apa yang terjadi ? " Tanya Abi. Bram hanya menggeleng dan berlalu meninggalkan Abi dan Marwah yang masih terpaut pada kebingungan. Marwah merasa ada yang aneh diantara keduanya, Marwah sempat berpikir bahwa Bram benar-benar pergi ke rumah Prisa, apa ini kesalahannya karena memberikan alamat rumah Prisa ke Bram.

Di tengah perjalanan menuju Kantin Bram hanya melamun.

" Apa aku salah ya, mendiami dia kayak tadi " Batin Bram bertanya pada diri sendiri. " Ahhhkk, bingung aku " Batin Bram kacau.

**

Terdengar isak tangis dari taman sebelah perpustakaan, Prisa yang tak biasa mengeluarkan air matanya hanya untuk hal-hal sepele seperti ini, kini menumpahkan kesedihannya. Entah kenapa ?, apa dia malu, marah, atau sakit hati karena merasa tidak dihargai oleh seseorang yang bahkan baru dikenalnya belum lama ini.

Kedua sahabat Prisa yang kebetulan melintasi taman perpustakaan mendengar isak tangis seseorang.

"Eh, Yun. Kamu dengar gak kayak ada orang nangis gitu " Ucap Yani

" Iya Yan dari taman situ kayaknya " Ulas Yuyun kemudian mereka berjalan menuju asal suara. Mereka berdua sontak kaget mendapati ternyata yang sedang menumpahkan kesedihannya itu adalah sahabat mereka.

" Pris, kamu kenapa ? " Tanya Yani dan Yuyun saling susul, kemudian langsung duduk di samping kiri kanan Prisa. Dengan cepat Prisa langsung menghapus air matanya saat kedua sahabatnya duduk di sampingnya.

HIJRAH ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang