Part 13. Allahu Akbar

644 33 0
                                    

Assalamu'alaikum. Alreaders.
Scroll ke bawah ya Akhi. Ukhti.

.

.

Bram POV

Pukul 10.00 AM

Satu kata yang muncul di benakku " Istiqomah ". Karena Hijrah itu mudah tapi istiqomah nya yang berat. Insya Allah aku akan berusaha untuk istiqomah. Aku terus-terusan melirik jam tanganku. Entah mengapa aku begitu gelisah. Entah apa, entah kenapa ?. Saat semua urusan di kampus selesai, aku memutuskan untuk pulang. Kulirik ke arah fakultas Feri, sepertinya Feri belum juga selesai mata kuliahnya.

" Bram "  Panggil Feri, yang ternyata dia sudah berada tepat di belakangku.

" Kirain kamu masih masuk " Ucapku.

" Udah selesai, hanya satu mata kuliah aja, setelah itu gue akan menyusun skripsi " Ucap Feri dengan senangnya. Aku hanya menyunggingkan senyum.

" Itu mulu yang kamu bilang Fer, jangan kelamaan entar wisudanya telat " Ucapku dan langsung berjalan mendahului Feri. Feri hanya tersenyum mendengar ucapanku, entah apa yang ia senyumkan.

Kita berdua pun berjalan menuju parkiran kampus. Saat di perjalanan pulang kami menemui taxi yang sedang mogok di pinggir jalan. " Sepertinya penumpang taxi itu sedang buru-buru " Gumamku. Aku mendekatkan motorku ke arah taxi tersebut.

" Kenapa Om ? " Tanyaku spontan.

" Ini nak. Ponsel Om baterainya habis, dan Om lagi buru-buru mau pulang tapi taxinya mogok. Mana disini jalannya sepi lagi, gak ada taxi yang lewat " Ucap Bapak itu yang menampakkan kegelisahan diraut wajahnya.

" Hm, gini Om. Gimana kalau Om aku anterin aja " Ucapku menawarkan.

" Eh Bram. Lah gue gimana ? " Ucap Feri, sembari menepuk bahuku agak keras.

" Mengerti dikitlah Fer, kasihan Bapak ini sepertinya ada hal yang penting penyebab dia buru-buru kayak gini " Ucapku pelan ke Feri. Feri pun turun dari motor dengan wajah yang di tekuk.

" Bener nih nak, gak ngerepotin ? " Tanya Bapak itu memastikan tidak merepotkan kami.

" Gak kok Om " Ucapku.

" Terus teman kamu gimana ?  " Tanya Bapak itu lagi.

" Dia disini aja Om, nanti aku balik lagi " Ucapku. Feri dengan senyum yang ia paksakan  " Aku gak apa-apa kok Om. Aku disini aja nunggu dia balik " Ucap Feri.

" Oke kalau begitu. Terimakasih yah nak " Ucap Bapak itu. Mendengar kata terimakasih dari bapak itu kulihat raut wajah Feri langsung berubah menjadi seperti biasanya. Sepeda motorku pun mulai melaju. Beberapa menit perjalanan, akhirnya kita sampai dirumah Bapak itu. " Ini kan rumah Prisa ? " Batinku bingung. Sontak Bapak itu langsung turun dari motor.

" Assalamu'alaikum... " Ucap Bapak itu sembari mengetuk pintu rumah.

" Wa'alaikumussalam... " Ucap seorang ART saat membukakan pintu. " Tuan " Ucap ART itu dengan air mata yang mengalir di pipinya, dan kemudian langsung mempersilahkan masuk Bapak itu. Aku hanya kebingungan diatas motor.

" Nak ayo masuk " Ajak Bapak itu.

" Oh iya om " Ucapku langsung melepas helm dan turun dari motor.

Setelah beberapa menit hening, Aku akhirnya membuka bicara.

" Om ngapain disini ? " Tanyaku masih belum paham, karena setauku ini rumah Prisa. Tapi kemana mereka.

" Ini.. "

" Soalnya ini rumah teman kuliah aku om, bukan teman sih cuma dekat aja " Ucapku dengan sedikit tersenyum karena sudah memotong ucapan Bapak itu. " Om mau bilang apa tadi ? " Tanyaku.

HIJRAH ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang