gitu lho

2.8K 228 5
                                    

"hai gendut." Sapa Shani.

Gracia menghentikan kegiatan melukisnya, menatap tak suka pada sosok Shani.

"Apa!" Galaknya.

"Santai dong, Gre."

"Kenapa, Shani?" Gracia kembali melanjutkan acara melukisnya.

"Ngga, cuma mau nyapa aja. Udah ya, gue ke kantin dulu." Pamit Shani.

Gracia menatap punggung Shani, sudut bibirnya terangkat pelan.

Sepuluh menit berlalu, Shani kembali ke kelas. Mengintip apa yang tengah di lukis oleh temannya itu.

"Hoo, lo ngelukis anak kelas sebelah? Siapa tuh namanya, yang anak basket. Oh iya, si Hamids." Celetuk Shani.

Gracia terkejut, menoleh ke arah Shani.

"Apaan sih. Bukan. Jangan sok tahu." Kesalnya.

Shani tersenyum mengejek.

"Gracia udah makan?"

"Udah." Jawabnya singkat.

"Gracia udah mandi, kan, pagi tadi?"

"Ya udah, lah." Sewotnya.

"Gracia udah moveon?" Tanya Shani kembali.

"Ud--- apaan sih! Sana jauh-jauh." Gracia mengusir Shani.

"Hoi, Gracia belum moveon dari hamids!" Shani berteriak.

Se-isi kelas menatap Shani dan Gracia.

"Yah, gagal dong lo deketin Gre." Celetuk Desy, teman Shani.

"Justru itu, Des. Gue makin semangat deketin dia, gue mau bikin dia moveon." Ucap Shani lantang.

Teman sekelas Shani mencibir, sementara Desy memberi tepuk semangat.

"Gracia, pulang nanti bareng gue ya." Shani berlalu setelah mengucapkan kata itu.

..

Gracia tengah menunggu kedatangan Shani. Ia duduk di atas motor milik Shani.

Shani terlihat berjalan kearahnya, sesekali menyapa balik orang yang menegurnya.

"Tumben lo cepet ke parkirannya."

Gracia turun dari motor Shani.

"Kamu aja yang lama datengnya. Abis ngapain kamu?" Jawab Gracia.

"Biasa, ada bisnis sama Desy." Shani menarik dasi milik Gracia, mengelap mulutnya yang sedikit kotor.

"Kebiasaan banget! Ini tuh bersih, udah aku cuci kemarin." Gracia menarik dasinya.

"Tinggal di cuci lagi aja, susah banget."

"Kamu siapa nyuruh-nyuruh aku." Sinis Gracia.

"Pacar lo, lah."

Gracia tertawa mendengar ucapan Shani.

"Sejak kapan? Lagian mana mau aku sama cewek agresif kaya' kamu gini. Pedenya tinggi."

Shani mengangkat kerah bajunya, bergaya sok keren.

"Gini-gini juga lo suka sama gue." Shani mencolek dagu Gracia.

"In your dream, Shan."

Gracia berbalik badan, malu di goda oleh Shani.

"Hoo. Jadi engga suka nih sama gue?" Jawab Shani sok sedih. "Oh iya, lo mana ada suka sama gue." Lanjutnya.

"Ya iyalah! Haha." Gracia tertawa. Menepuk pipi Shani dengan pelan. "Sabar ya." Ucapnya

"Tapi lo sayang, kan, sama gue." Shani menaik-turunkan kedua alisnya.

Setelah mengatakan itu, Shani langsung menyalakan motornya.

Gracia memberengut kesal.

Di perjalanan, hanya hening yang menemani.

"Shan?" Panggil Gracia.

"Ya, Gre."

"Kamu kenapa bisa suka sama aku?" Gracia penasaran.

"Suka? Gue ngga suka sama lo."

"Tapiiii, tindakan kamu selama ini ke aku itu, artinya apa?" Suara lirih Gracia terdengar.

Shani menoleh spion sebelah kiri, menatap Gracia.

"Iya gue ngga suka kok sama lu. Tapi gue cinta." Jawab Shani.

"Serius. Kenapa kamu bisa suka?"

"Ngga tahu."

"Kok ngga tahu?"

"Gue ngga pernah mikirin apa alasan gue suka sama lo." Jawab Shani.

"Bisa gitu?"

"Bisa lah, Gracia. Gini, untuk suka bahkan cinta sama orang itu, ngga perlu punya alasan. Kita ngga bisa memilih buat cinta sama orang. Aku ngga tahu kenapa bisa aku cinta sama kamu, tiba-tiba perasaan itu muncul. Dan suatu saat bisa aja perasaan itu hilang." Jawab Shani tenang.

"Berarti, kamu suka sama aku cuma buat sementara?" Gracia sedih.

"Bukan sementara, sih. Lebih tepatnya untuk saat ini. Perasaan aku belum hilang buat kamu, masih sama besarnya." Jelas Shani.

"Kamu bilang suatu saat bisa aja hilang, kan? Terus misalnya saat itu tiba, perasaan kamu udah hilang. Kamu mau ngelakuin apa?"

"Aku tadi bilang kan, cinta ngga bisa memilih kepada siapa dia akan jatuh?"

"Iya," Gracia berpikir sejenak. "Gimana kalo kita bisa memilih?" Lanjutnya.

"Nah. Pertanyaan bagus. Kalo kita bisa memilih, ya aku bakal tetap milih kamu, lah." Shani tersenyum hangat.

Senyum itu menular pada Gracia.

"Jadi, jangan khawatir soal rasa yang aku punya. Sebab, sekalipun itu hilang, kamu pasti punya banyak cara untuk buat aku bisa jatuh cinta lagi sama kamu." Tutur Shani.

Gracia memeluk Shani. Kali ini Gracia sudah yakin, ingin membuka hati sepenuhnya hanya untuk Shani.

--"

Yasudah, biarkan mereka berdua ya. Kita cukup nyimak aja.
Mungkin beberapa part lagi, cerita akan selesai. Karena sudah mulai sibuk. Arigatou.

Story GrshnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang