Jogja

1.6K 143 22
                                    

Keduanya duduk didalam sebuah angkringan, yang satu sedang menikmati makanan, sedangkan satunya tengah sibuk memperhatikan. Seulas senyum tak hentinya Shani pamerkan, apalagi saat melihat Gracia begitu lahap memakan makanan yang ada.

"Pelan-pelan aja, Gre. Ngga ada yang mau curi makanan kamu kok," Shani menasihati.

"Huuuuh, bagi minum dong, Shan, punyaku habis," Gracia merebut gelas yang digenggam Shani. "Duh kenyangnya."

"Masa gitu aja kenyang? Padahal aku masih mau ajak kamu beli ice cream." Shani mengambil beberapa lembar uang, untuk membayar makanan yang mereka pesan.

"Tenang aja, lima menit lagi juga udah bisa masuk makanan, yaudah yuk, Shan. Aku mau gerak nih, biar ga begah-begah amat." Gracia beranjak dari tempatnya.

Setelah Shani membayar, keduanya berjalan beriringan menyusuri trotoar jalan. Malam ini cuaca cerah, banyak orang yang tengah melakukan hal yang sama seperti mereka, ada juga yang bercengkrama dengan teman sambil menikmati makanan ringan.

"Jogja selalu rame ya, Shan? Kok tiap aku kesini, ngga pernah sepi." Celetuk Gracia.

"Iya, sama kaya Jakarta mungkin. Namanya juga banyak pendatang, Gre, ngga akan sepi."

Gracia mengangguk tanda mengerti, sesekali dia memperhatikan kerumunan orang-orang disekelilingnya.

"Jadi beli ice cream?"

Gracia tersenyum lebar, "jadi lah, Shan!"

"Yaudah, tunggu sini sebentar. Aku mau ke tukang ice cream dulu, jangan keluyuran!" Shani segera melangkah jauh.

Gracia tersentak saat pipinya terasa dingin, sementara Shani tertawa kencang.

"Kok kamu kaget gitu? Nih ice creamnya, sama ini bunga buat Gracia, yang udah jauh-jauh dari Jakarta cuma buat ketemu Shani."

Gracia cemberut, "mana, ini mah ice cream bentuk bunga, bukan bunga asli

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gracia cemberut, "mana, ini mah ice cream bentuk bunga, bukan bunga asli."

Lagi, Shani kembali tertawa. "Yang penting bentuknya sama, kan? Yaudah, di makan dong, capek tau antrinya."

Gracia senang mendapat ice cream dari Shani, lalu mulai melahapnya.

"Duduk yuk, Gre. Capek juga jalan terus dari tadi, sini aku pegangin tas sama jaket kamu." Tawar Shani, lalu dia menarik lengan Gracia.

"Kamu ngga makan ice cream juga? Kok dari tadi aku liat, kamu cuma minum aja." Gracia heran.

"Aku tadi udah makan di rumah, lagian aku mau diet."

"Alah, ngapain sih diet-diet."

"Aku gendut tau, kamu ngga liat pipiku udah gemuk?"

"Ya biarin sih, yang penting sehat. Orang gendut tandanya bahagia, kamu ngga bahagia emang?" Gracia menyipitkan matanya.

"Apa deh, ngga ada hubungannya." Shani mengelak, membuka ponsel, lalu menghubungi seseorang.

Gracia mencuri lirik sebentar, lalu cepat-cepat dia memalingkan wajahnya saat Shani memasukan kembali ponsel itu.

"Shan," panggil Gracia.

"Hmm?"

"Shan, kayanya aku beneran jatuh cinta sama Jogja." Gracia memperhatikan sekelilingnya.

Shani diam, "jatuh cinta sama kotanya, atau sama orang Jogjanya?"

Gracia menoleh, memperhatikan wajah samping Shani. Bibirnya, alisnya, hidungnya, rahang, serta rambutnya yang tengah tertiup angin. Ah, bentuk wajah yang sangat Gracia hapal.

Shani berdehem, membuat Gracia tersadar.

"Kamu ngga usah perhatiin aku segitunya, aku tahu kalo aku itu cantik."

Gracia mendelik, "pede banget."

"Jadi, kamu jatuh cinta sama yang mana?"

"Sama Jogja dan isinya."

"Termasuk orangnya dong?"

Gracia mengangguk.

"Berarti, kamu juga jatuh cinta sama aku?" Shani kembali bertanya.

"E---eh, engga gitu. Yakali, hahaha!" Gracia merasa gugup sekarang.

"Padahal kamu sebenarnya ngga beneran jatuh cinta sama kotanya, kamu itu jatuh cinta sama orangnya. Dan orang itu adalah aku, karena aku adalah orang Jogja. Iya, kan, Gre?" Shani menebak asal.

Gracia tertawa pelan, lalu menunduk malu.

"Jawab dong, Gre."

"Kalau iya, emangnya kenapa?" Gracia berbisik di telinga Shani.

Shani terdiam, tubuhnya kaku.

"K----kamu s--erius?"

Gracia mengangkat bahunya.

"Tapi, a--aku udah punya pacar, Gre."

Kali ini Gracia terdiam, dia lupa akan fakta itu. Gracia memaksakan senyum, lalu bangkit dari duduknya.

"Pulang, yuk, Shan. Aku ngantuk, lagian kamu besok mesti siapin semuanya. Besok kamu mau rayain anniversary kalian, kan?" Gracia melangkah, meninggalkan Shani yang masih terdiam.

Ah, jatuh cinta memang serumit itu.

Sj.

Sejauh ini, part mana sih yang kalian suka? Terus, apa yang bikin kalian tertarik buat baca cerita ini? Mau baca yg kaya gimana nih, kalian? Ada saran, ngga?
Ditunggu komentarnya^^

Story GrshnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang