Semua

1.7K 158 11
                                    

Selamat membaca

🎊



Murid laki-laki dengan snickers merah terlihat menyenderkan punggungnya pada dinding yang  tak jauh dari pintu masuk kantin.

Mata bulatnya tak lelah memeriksa setiap wajah murid murid yang datang dan dengan teratur masuk untuk mengantri makan siang mereka.

Jungkook tak memperdulikan tatapan heran sekaligus risih yang mereka layangkan padanya juga bisikan-bisikan seperti ibu-ibu penggosip dari beberapa siswi yang tengah menikmati makannya.

Niat Jungkook hanya satu, memeriksa sekali lagi teman sekolah yang ia rasa mirip dengan seseorang yang selama ini terpisah dengan Jungkook.

Menurut analisis Jungkook, waktu terbaik bisa melihat lebih seksama setiap wajah dari murid murid disekolah ini adalah pada jam istirahat seperti sekarang, terlebih lagi waktu istirahat yang lumayan panjang membuat jungkook serasa mendapatkan angin segar untuk rencananya.


Lama Jungkook berdiri pada posisinya, hingga suara salah satu ahjumma dikantin menghentikan kegiatannya.
sepertinya bukan hanya murid murid yang risih dipandangi oleh jungkook setiap mereka akan masuk kekantin namun juga ahjumma yang bertugas memberikan makan siang  pada mereka.







"astaga !, sebenarnya dia kelas berapa sih ?," gerutu Jungkook sembari menaiki satu persatu anak tangga menuju atap sekolah.

Setelah lelah dengan kegiatannya menjadi deketektif dadakan dan mendapat protetesan dari beberapa orang dikantin, Jungkook memilih pergi ke rooftop sekolah untuk  melepas penatnya. Mengabaikan rasa laparnya yang sedari tadi ia tahan demi menjawab rasa penasaran yang meluap menenggelamkannya sampai puncak ubun-ubun semenjak insiden pagi tadi.

Jungkook duduk ditepian rooftop yang diberi pembatas berupa tralis besi yang diapit dengan cor-coran beton.  Lantai rooftop dibeberapa bagian yang masih tergenang air hujan menambah pemandangan Jungkook ditengah rasa frustasinya.


Bukk  !

"astaga !."

Buru-buru Jungkook meremat ponsel yang sedari tadi ia pandangi gambar wallpapernya setelah menangkap suara berisik di sekitar Rooftop.

Mengumpat dalam hati siapa yang dengan seenaknya mengganggu waktu istirahatnya. Tidak tahukah Jungkook tengah dalam mode kesal setengah mati.

"kau sudah berani rupanya cacat  !." umpetan kasar penuh emosi semakin menuntun langkah Jungkook untuk mendekat kesumber suara.


Glekk !, liur jungkook seakan tersangkut ditenggorokan.

Bersyukur sekali Jungkook tak jadi mengeluarkan umpatannya dengan suara lantang.

Rasa penasaran Jungkook mengambil alih kekesalannya. Jungkook bahkan lupa dengan resiko yang  bisa ia dapat jika dirinya tertangkap basah. Bisa-bisa Jungkook akan menjadi samsak dadakan setelah ini atau mungkin menjadi bulan-bulanan mereka dan berakhir sama seperti siswa yang tengah dikelilingi 3 orang siswa lainnya.

"seharusnya kau simpan saja otak jeniusmu itu untuk dirimu sendiri !."

Bukkk ! Satu tinjuan melesat mulus tepat pada bagian tengah tulang pembungkus organ lunak yang sangat vital.

"arggghh !."

Uhuk Uhuk !

"semenjak kau datang, kau membuatku tersingkir dasi posisiku !."

My Son Our Brother [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang