Selamat membaca semuanya...
🎊
"bagus.. Eomma tunggu kabar selanjutnya darimu honey..."
Tut !
Ceklek !
Seorang wanita muda dengan setelan casualnya menapaki lantai hingga menimbulkan suara yang sejenak menyita perhatian sang atasan.
Jisoo tersenyum ramah pada asistennya, Shin Hyorin.
"ada apa Nona Shin ?." tanya Jisoo setelah menyamankan posisinya pada kursi empuk kebesaranya.
Pandangan mata Jisoo tengah berfokus pada sketchbook yang berisi beberapa design baju dari designer butiknya.
"diluar ada Tuan Kim, Presdire. Beliau ingin bertemu dengan Presdire." jawab Hyorin sopan.
Jisoo tersenyum tipis dibalik kegiatannya yang masih mengamati salah satu design baju yang menarik perhatiannya.
"persilahkan beliau masuk."
"baik Presdire."
Hyorin meninggalkan ruangan Jisoo setelah membungkuk memberi hormat pada atasannya sekaligus pemilik butik yang walaupun terlihat kecil namun sudah memiliki banyak anak cabang diberbagai kota besar di Korea Selatan ini.
Tak lama sosok pria paruh baya dengan setelan Jass Formalnya memasuki ruangan Jsioo setelah sang bawahan pamit undur diri dari hadapan sang majikan untuk mempersilahkan suami dari majikannya utuk masuk.
Seokjin dengan setelan wajah angkuhnya tanpa disuruh oleh si Empunya ruangan langsung duduk menempati sofa empuk yang tersedia ditengah ruangan.
Mata tua pria itu menatap lurus kedepan, sebelum wajah cantik dan senyuman manis Jisoo yang sumpah demi apapun membuat Seokjin muak dan ingin secepatnya keluar dari ruangan wanita yang dianggapnya ular berkepala manusia yang sangat disayangkan adalah ibu dari kedua putranya.
Atmosfer diruangan Jisoo seketika berubah kala Seokjin berdekhem untuk mengusir hawa canggung yang dengan tidak sopannya malah ikut membaur bersama sepasang pasutri yang sudah lama tak saling menatap dalam jarak sedekat ini.
Sebaiknya Seokjin bertindak cepat kali ini.
Hahhhh..
"kedatanganku kemari ingin menanyakan tentang anak kita, Kim Jungso."
"ah tidak, Kim Jungso anakku lebih tepatnya." ralat seokjin.
Jisoo menatap remeh Seokjin yang masih melayangkan sorot mata tidak sukanya.
Dipandang seperti itu oleh suami yang amat Jisoo cintai jelas membuat Jisoo merasa sakit hati namun sebisa mungkin wanita yang nampak berkelas dengan balutan busana berwarna hitam dengan bagian bahu dibuat transparan itu menepis rasa yang membuatnya hanya akan terlihat lemah dihadapan prianya.
Prianya ? Masih bisakah Jisoo menyebut Seokjin sebagai prianya ? Setelah apa yang sudah mereka lewati selama 3 tahun terakhir ini ?
"untuk apa kau menanyakan seseorang yang sudah lama mati ?." lugas, tanpa keraguan Jisoo mengatakan hal yang membuat Seokjin lagi-lagi harus menahan kesabarannya demi sejumput informasi yang ingin ia dapatkan.
Mengehela nafas, Seokjin mencoba untuk tidak terpancing ucapan sang istri.
Pukk !
Sebuah amplop coklat Seokjin keluarkan dari dalam saku jasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Son Our Brother [END]
FanfictionOriginal cover by @naomyarmy Cast : Jungkook ( B ) NamJoon ( T ) Yoon-Gi ( S )