Namun,

965 117 17
                                    

NamJoon masih terlelap saat Jungkook masuk membawa semangkuk bubur dan susu vanilla hangat,

Jungkook melangkah hati-hati untuk menyeimbangkan bawaannya. Nampan berisi semangkuk bubur dan segelas susu itu ia letakan diatas meja kecil dekat ranjang NamJoon yang sudah satu pekan ini digunakan untuk mereka tidur bersama melepas rindu,

Sepasang mata bening milik Jungkook yang sekarang duduk diatas kursi belajar mengamati dengan binar wajah NamJoon yang terlihat lebih berona,
Jungkook masih tak menyangka, bahwa kakak yang selama ini hanya bisa ia pantau dari jauh setelah berhasil ia temukan, menghabiskan malam dengan berbaring dan menangis bersama. Jika diibaratkan, satu pekan ini menjadi malam pertama mereka setelah 10 tahun terakhir.

"kau bisa jatuh cinta pada Hyeong jika memandangiku sebegitunya kookie..."

Jungkook terkesiap, terlambat memberikan reaksi saat tangan namjoon membawanya kembali untuk berbaring,

"H-hyeong..." bahkan lidah jungkook terasa kelu,

"ssst.. Tidur lah, Hyeong tahu kwalitas tidurmu pasti tak sebaik aku, tidurlah..."

NamJoon berucap dengan kelopak matanya yang masih tertutup, tangan kanannya yang memeluk jungkook kini ia alih fungsikan untuk mengusap lembut surai Jungkook membuat sepasang mata bening yang kembali rebah nyaman itu berkaca-kaca.

kedua sudut bibir NamJoon tertarik keatas kala lengan Jungkook yang ia rasakan tengah memeluk pinggangnya erat, juga isakan kecil Jungkook yang teredam piyama NamJoon yang membuat pemuda berlesung itu semakin gencar memberikan usapan nyamannya pada serigala kecil yang telah berubah menjadi kelinci manis ditangan sang kakak.

"maaf karna terlambat datang, maaf karna Hyeong terlambat untuk memelukmu, dan terimakasih karna masih menunggu Hyeong kembali..." NamJoon berucap lirih, air matanya tak kuasa untuk ia bendung akibat bahu Jungkook yang masih bergetar.

"Hiks hiks hiks... Hyeong Jangan pergi lagi, aku benar-benar melewati hari yang berat tanpamu," Jungkook semakin meringsek nyaman dalam dekapan NamJoon, melupakan tujuannya datang membawa sarapan.

"tidak akan, Hyeong tidak akan meninggalkanmu lagi.. Hyeong akan selalu ada untukmu mulai sekarang, Hyeong tak akan membiarkanmu melewati hari yang melelahkan sendirian lagi kookie. Hyeong janji." NamJoon lega saat anggukan kepala dari Jungkook ia dapatkan. Seulas senyum manis lagi-lagi terbit dari bibir tebalnya.

Tuhan, maaf.. aku menjanjikan hal yang sulit untuk kupenuhi.. Hanya saja melihat bagaimana adikku menangis, membuat  hatiku sangat sakit dan hancur.

*******

Deru mesin mobil yang baru saja dimatikan, membuat salah satu bodyguard Taehyung mendekat guna memeriksa siapa tamu yang datang dijam yang masih terbilang pagi untuk bertamu.

Pria paruh baya dengan setalan jas mahal keluar dari mobil hitam. Secara reflek beberapa Bodyguard yang menghampiri membungkuk hormat.

Baru saja orang suruhan Taehyeong akan menanyakan identitas pria asing itu, salah satu bodyguard Jungkook lebih dulu memberikan salam hormat untuk pria yang  dikenalnya sebagai ayah dari tuan mudanya.

"Presdire Kim.."

"dimana putraku ?.." Seokjin melangkah tak sabar,

"ada didalam, Presdire.."

Dua orang bawahan Taehyeong membimbing langkah Seokjin dan dua orang bawahan Jungkook mengawal Seokjin dari belakang.

Tak mendapati si bungsu ditempat yang seharusnya membuat Seokjin kalang kabut, takut jika sang anak kembali melakukan hal yang tidak diinginkan, atau khawatir jika wanita yang berusaha untuk ia jauhkan kembali mendekati si bungsu dengan segala macam rayuan.

My Son Our Brother [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang