Aku Tetaplah

938 118 17
                                    

Banyak typo.. Hati-hati yahh..  🤗😁


.

.

"kita harus pergi dari sini !, secepatnya.. Kalau perlu malam ini juga."

"Appa.. Kenapa begitu ?." NamJoon terkejut,

Tentu Saja, ditengah euphorianya bisa mendapatkan kembali hangatnya sikap sang ayah, ucapan yang tidak pernah NamJoon duga justru keluar dari bibir tebal sang ayah.

NamJoon tidak menyetujui ide ayahnya yang Menurutnya tidak masuk akal.

Heyy, NamJoon tidak mungkin pergi begitu saja meninggalkan ibunya, Bagaimana kalau nanti Jisoo sedih jika mereka bertiga meninggalkannya, atau jika mengungkit alasan sebenarnya mengapa NamJoon enggan menyetujui ajakan Ayahnya yang lebih mengarah pada perintah itu karena NamJoon masih ingin dekat dengan sang ibu, masih ingin mendapatkan perlakuan manis yang rasanya dulu menjadi ketidak mungkinannya.

NamJoon juga seorang anak yang sama seperti anak-anak lainnya. Mendambakan kasih sayang dan cinta serta perlakuan baik dari orangtuanya bukankah itu wajar..

Meskipun Hoseok dan Suran selama ini memperlakukan dirinya seperti anak kandung sendiri, tapi pasti akan berbeda rasanya jika kau mendapatkan perlakuan itu dari orang tua kandungmu.

Seketika tanpa disadari, perasaan egois itu muncul ke permukaan hati NamJoon yang selama ini mendamba dalam ketidak berdayaan ingatan.

Harap maklum karna NamJoon tidak tahu apa yang terjadi dengan keluarganya selama 10tahun terakhir ini, berbeda dengan Jungkook.

"Hyeong, appa benar.. Kita harus pergi dari sini, terlalu lama disini tidak baik untuk kita semua.." Jungkook mencoba memberi pengertian, namun tetap saja terdengar ambigu ditelinga NamJoon.

Dan heyyy.. Bukankah kalimat Jungkook terdengar begitu jahat untuk seorang ibu yang sudah melahirkanmu dan memberikan kasih sayangnya untukmu ?.

"appa, kookie.. Aku tidak tahu apa maksud kalian sebenarnya, tapi tidak mungkin kita pergi meninggalkan eomma ? Lagipula kenapa sepertinya kalian enggan tinggal bersama eomma.. ?. Jungkook-ah, apa yang kau katakan bukankah sudah cukup keterlaluan untuk wanita yang telah memperlakukanmu dengan baik hingga melupakan fakta bahwa dirinya masih memiliki anak yang lain ? " NamJoon menundukkan sedih, sebagai seorang anak dan kakak tentu NamJoon tak ingin berprasangka buruk terhadap ayah dan adiknya namun perkataan keduanya kentara sekali menunjukkan ketidak sukaan mereka akan kehadiran Jisoo. Bukankah ini salah ?

Jungkook tersadar ada segumpal rasa kecewa yang coba kakaknya sampaikan atas ketidak adilan yang ia terima di masa lalu dan perkataan juga sikap Jungkook yang sekarang yang menurut NamJoon kurang pantas jika diberikan untuk Jisoo melihat dari semua yang sudah Jisoo berikan untuk Jungkook.

"NamJoon.. Kau tidak mengerti, jadi menurut saja pada appa nak, ini demi kebaikanmu juga.." Seokjin berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan NamJoon yang duduk di kursi roda.

Satu tangan Seokjin menarik dagu NamJoon untuk melihat gurat kesedihan serta tatapan kecewa anaknya yang tersembunyi dari mata kecil anaknya yang mulai berkaca-kaca.

"ssttt Jungso-ya, kau jangan menangis.. Menurut saja pada eomma ne, ini semua demi kebaikanmu."

"dulu saat eomma membawaku keluar rumah tengah malam, eomma bilang itu semua demi kebaikanku..tapi kenyataannya ?." mata NamJoon yang berkaca-kaca bertemu dengan mata tua Jin yang menatapnya iba, lagi-lagi Seokjin dibuat buruk karna tak tahu apa-apa.

"kenyataannya aku harus tahu pada saat itu aku adalah anak yang mungkin kehadirannya tidak diinginkan oleh orang tuaku."

NamJoon mengusap kasar satu bulir kristal bening yang mewakili perasaan terluka, kecewa dan ketakutannya yang dulu sempat ia lupakan.

My Son Our Brother [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang