Lisa masih tidur dengan nyaman nya di pundak Jungkook. Jungkook hanya senyum-senyum saja melihatnya lalu lanjut membaca surat pertemuannya.
Apa! Papa dan Mama mau bahas soal perjodohan itu disini? Kenapa!!
Jungkook terkejut dengan isi rapat pertemuan tersebut.
Udah gilaak! Nggak bisa didiemin lagi!
Perasaan nya bercampur aduk. Antara marah, bingung, takut, semuanya terkumpul.
Hingga ia sadar Lisa masih tertidur di pundak nya dan dia tidak ingin membangunkan nya.
Jungkook berdiam diri sambil memandangi Lisa yang tidur pulas di samping nya. Sambil mengusap-usap pelan rambut Lisa.
Jungkook terlihat gusar. Masih memikirkan keegoisan kedua orangtua nya untuk menjodohkan nya dengan orang yang bahkan Jungkook benci.
Setelah tenang, Jungkook pun menggendong Lisa dan menidurkan nya di kasurnya. Menyelimutinya dengan selimut hangat. Lalu membentang kasur di bawah dan tidur disana.
Ia pun menengadahkan tangan nya lalu berusaha menenangkan diri. Mengingat lagi kejadian di masa kecil nya.
Dimana ia, Nayeon dan satu anak lagi, Jungkook tak terlalu mengingatnya karena anak itu dekat dengan Nayeon tidak dengan nya.
Mereka selalu bermain bertiga. Jungkook selalu bersikap baik pada siapapun. Karena dirumah jika terdengar tingkah Jungkook yang tidak menyenangkan, ia bakal dipukul.
Jadi untuk membentengi nya dari semua itu. Ia selalu tersenyum palsu. Senyum itu ia munculkan pada orang-orang yang tidak ia senangi.
Senyum itu topeng teraman dan ternyaman baginya untuk menutupi perasaan nya.
Nayeon mungkin menganggap kebaikan Jungkook sebagai teman lebih dari itu. Dan memendam perasaan padanya. Jungkook tidak menyangka ia akan segila ini. Bahkan memikirkan segala cara agar dapat dijodohkan dengan nya.
Namun Jungkook akhirnya muak. Muak dengan keadaan dimana ia harus patuh seperti peliharaan pada majikan dengan orang tua nya.
Ia berhenti tersenyum 2 tahun yang lalu. Saat dimana senyum itu hilang. Dimana nenek nya meninggal.
Ia berhenti memasang topeng. Topeng paling disukai Jungkook sejak kecil. Ia pun menunjukan sifatnya yang asli. Dan berhenti menjadi anak sempurna. Berhenti menjadi palsu.
Aku nggak bisa lagi maa... paa...
Jungkook pun memejamkan matanya.
Berusaha untuk tidur dan melupakan semuanya. Semua hal yang membuatnya sakit.Malam nan sepi pun berakhir dengan munculnya fajar di ufuk timur.
"Hmmm.... bau nya enakk.." Lisa yang mata nya masih terpejam mencium bau sedap dari arah dapur.
Ibu masak?
Lisa mengendus-endus bau harum dari arah dapur tersebut.Ta..ta..tapi.. tunggu dulu...
Ia pun membuka matanya. Matanya terbelalak sadar dia tidak berada di kamarnya.
"AAAAAaaghhkkkhhhhh!!!! Gimanaaa gue.... gimana... ibu.. aku belum bilang.. tungggu dulu.. ini.. rumah Jungkook kan..."
Lisa benar-benar tak habis pikir. Dia tertidur di rumah Jungkook dan belum mengabari ibunya. Ibunya pasti cemas dengan kabar Lisa itu pikirnya. Lisa masih memakai pakaian yang sama seperti kemarin.
"Oh.. lo udah bangun? Nih gue bikin sarapan. Ayo dimakan" Jungkook mengintip dari balik pintu dan kembali ke dapur.
"Di..di..a dia kok biasa aja yah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Forced Love
FanfictionLisa yang hidup sederhana dengan beruntungnya mendapat beasiswa di sekolah bergengsi. Beasiswa yang ia dapatkan, ada harga nya. Ia harus jadi pacar seseorang secara terpaksa. Kehidupan sekolah nya yang penuh drama pun dimulai!