Di dalam kamar sunyi nan dingin. Aura keputus-asaan sangat terasa.
Isak tangis seorang gadis menggelegar di dalam ruangan itu.
"Non.. nona tolong keluarlah. Saya mohon" pelayan nya duduk di lantai benar-benar memohon dengan tulus agar ia menuruti nya.
"Ke na pa gue harus keluar coba.. hikss" isak tangis nya masih berlanjut. Mata nya merah padam. Sembab.
"Nona saya.."
"Gue mau mati aja boleh gak hikss...."
Bulu kuduk pelayan tersebut pun meninggi. Sungguh mengejutkan apa yang ia katakan barusan.
"Menurutmu Jungkook bakalan dateng gak hikss... hiksss"
"Nona saya mohon jangan katakan hal tidak wajar seperti itu. Saya mohon nona" pelayan tersebut juga ingin ikut menangis.
Benar-benar perih melihat gadis kecil yang ia asuh sejak bayi menjadi seperti kehilangan tujuan hidup.
"Gue gak mau dia diambil sama siapapun bik. Gue gggaakkkk maaauuuuuu" jeritan nya membuat seisi rumah terkejut.
Semua pelayan nya pun menuju ke sumber suara. Benar-benar mengejutkan memang.
"Gue mau sendiri. Tinggalin gue sekarang!"
Pelayan-pelayan nya pun hanya menurutinya saja.
"Cepat panggil Tuan Im. Nona dalam keadaan darurat. Secepatnya minta kemari" perintah kepala pelayan.
"Baik madam"
Nayeon hanya terpaku di dalam kamar nya tanpa melakukan apapun. Meringkuk di balik selimut nya yang hangat. Sambil memeluk foto mendiang ibu nya.
"Ibu.. aku mohon tolong kembalilah hikss... aku gak mau sakit lagi bu.. apa aku ke tempat ibu saja..." desah nya sambil berderai air mata.
"Untuk pertama kali dalam hidup, aku sangat mencintai seseorang begitu besarnya. Tak biasa nya aku seperti ini bu"
Nayeon seperti bercerita tentang hal-hal yang ia alami selama ini pada ibu nya.
Selama ini Nayeon sangat dekat dengan ibu nya. Masa kecilnya sungguh bahagia. Hingga kejadian itu terjadi.
Ibu dan ayah nya bercerai dalam sekejap. Ia lalu diperebutkan oleh ayah dan ibu nya dalam hak asuh anak. Dan ayah nya lah yang menang karena ia memiliki kekayaan dan kekuasaan.
Dua-dua nya memang menyayangi Nayeon. Namun Nayeon jika boleh memilih, ia hanya ingin ibunya.
Berada di sisi ibu nya membuatnya tenang dan merasa aman. Walaupun keseharian nya dipenuhi dengan segala macam kemewahan. Ia sebenarnya hanyalah gadis kecil yang mengharap kasih sayang seorang ibu.
Sejak berumur 11 tahun Nayeon berpisah dari ibunya. Dan setahun kemudian ibu nya dikabarkan meninggal dunia.
"Karena sangat merindukan mu ia jarang makan dan lebih sering menyendiri di kamar. Mungkin karena itu ia jatuh sakit. Kehilangan tujuan hidup dan meninggal karenanya" cerita paman nya, kakak dari ibu nya pada saat itu.
Nayeon saat itu sedang menikmati pesta yang dirancang ayahnya di rumah. Lalu mendapat kabar dari paman nya dan langsung jatuh pingsan.
Sejak ayah dan ibu nya bercerai. Sekali pun Nayeon tidak pernah diizinkan untuk bertemu dengan ibu nya. Ayah nya melarang nya dengan berbagai alasan dan cara.
Saat itu Nayeon membenci ayah nya.
Dan di saat-saat terpuruk dalam hidup nya. Ia bertemu seorang laki-laki di taman. Laki-laki itu menghibur nya dengan banyak cara hingga Nayeon pun tertawa. Tak banyak yang Nayeon ingat dari wajahnya karena ia memakai topeng di balik mata nya.
Seingat Nayeon laki-laki itu memiliki senyum yang sangat hangat. Saat pertemuan keluarga konglomerat. Nayeon ikut ayahnya ke sana. Dan bertemu dengan Jungkook.
Disana ia bermain dengan Jungkook dan lain-lain.
Dan melihat senyum Jungkook ia menyimpulkan bahwa laki-laki yang menyelamatkan hidup nya adalah Jungkook.Awal nya Nayeon ingin menyembunyikan perasaan nya dan tetap berteman seperti biasa dengan Jungkook.
Namun melihat Jungkook yang disenangi banyak perempuan ia pun geram dan mulai mengejar-ngejar Jungkook.
Dari situlah ia meminta kepada ayah nya agar ditunangkan dengan Jungkook dan ayah nya pun mengabulkan permintaan nya.
Namun Jungkook benar-benar enggan untuk di jodohkan dengan Nayeon.
Yang membuat hati Nayeon patah berkeping-keping hari itu bukanlah penolakan Jungkook. Namun rasa kasih sayang nya yang begitu terasa kepada gadis yang ia genggam tangan nya pada saat pertemuan itu.
Gadis itu bernama Lisa. Selama mengenal Jungkook dari kecil sekali pun Nayeon tak pernah melihat senyum tulus Jungkook. Merasakan kehangatan senyum itu lagi saat ia terpuruk dulu.
Semua itu membuat Nayeon geram.
"Gak ada yang bakal ngerebut apa yang aku punya lagi"
Saat kembali ke sekolah....
"Nay, lo baik-baik aja kan?" Tanya Jihyo yang merasa khawatir dengan teman nya itu.
"Lo beneran bakalan diem aja nih? Dari SMP lo kan selalu ngarepin Jungkook suka balik ke lo" ucap Mina di samping Jihyo. Mereka berdua mendekati kursi Nayeon.
"Gue baik kok" jawab Nayeon, senyum nya terlihat.
Tapi itu malah membuat Jihyo dan Mina semakin khawatir. Itu hanya senyum kebohongan saja.
"Tunggu saja. Semua nya ada waktunya bukan?"
Sementara itu setelah pulang sekolah hari pertama. Lisa diantar oleh Jungkook seperti biasa. Dan Jungkook pulang ke apartemen nya.
"Besok gue jemput agak telat yah?" Tanya Jungkook saat Lisa melangkah keluar mobil.
"Lah, kenapa memang nya?" Tanya Lisa kaget. Gak biasanya Jungkook mau dateng telat.
"Gue ada urusan sedikit. Yah?"
"Yaudah deh kalo gitu. Gue mah fine-fine aja sih" jawab Lisa sambil mengangguk.
"Oke deh gue pulang yah. Bye"
"Bye" jawab Lisa singkat. Mobil Jungkook pun melesat menjauh.
Sesaat Lisa mau memasuki apartemen. Ia melihat kejanggalan. Yaitu sepatu lelaki.
Terkejut bukan main Lisa langsung mengambil posisi mengintai.
"Ibu.. semenjak ayah meninggal seperti nya tidak pernah dekat dengan siapapun. Tidak juga cerita dengan ku. Apa jangan-jangan.... ahhhh gak mungkinn. Masak pacar gelap sih. Ih norak banget hahah ibu gak mungkin deh kek gitu. Kek nya cuma tetangga deh gue khawatir berlebih nih. Tapi.... kok sendiri? "
"Laki-laki dateng ke rumah gue sendiri. Walaupun tetangga juga ngapain coba. Gue udah tunggu disini lebih dari 5 menit gak keluar-keluar jugak"
Lisa pun menjinjit melangkah dengan pelan. Agar tidak terdengar ibu nya. Ia juga sangat berhati-hati dan mencoba mengintip di balik vas bunga.
"Ahahahah bisa aja" tawa ibu Lisa pecah.
"Yadong hahah" jawab laki-laki itu. Terdengar juga suara nya."Wahh gaswattt siapa sihh-__- gak liatan. Siapa jugak ngeletakin pot bunga di sini sih. Gak bisa liat nih. Ahhhh dikittt lagiii!!"
Lisa bertumpu pada pot itu.Dan
"PRangggg!!!!"
"Wah siapa itu?"
"Adudududuh... ahh sakiitt" desah Lisa meringis kesakitan, dia mengenai pot tersebut. Ia pun terluka di lengan nya.
"Lisa kamu udah pulang? Kok bisa sih pecah kamu apain pot nya?" Tanya ibu nya.
"Ihhh ibu mah masak pot yg di khawatirin! Sebel!"
"Sudah sudah berenti nangis kek anak kecil aja. Sini ibu obatin" ibu nya pun membantu nya berdiri.
"Lisa?"
Sesosok lelaki mendekat.
"Bambam?"
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
Forced Love
FanfictionLisa yang hidup sederhana dengan beruntungnya mendapat beasiswa di sekolah bergengsi. Beasiswa yang ia dapatkan, ada harga nya. Ia harus jadi pacar seseorang secara terpaksa. Kehidupan sekolah nya yang penuh drama pun dimulai!