jangan lupa vote & comment
***
tok... tok...
Seseorang mengetuk pintu kamar Mingyu.
Hyori makin panik dan berusaha nyari tempat sembunyi.
"Em... lo sembunyi di lemari aja"
ucap Mingyu yang ikutan panik."Ih, baju lo bau semua!"
Hyori mundar - mandir sambil nyari spot sembunyi yang bagus.Cekrek...
pintu kamar terbuka.
Hyori sama Mingyu langsung gerasak - gerusuk panik mau nyembunyiin Hyori dimana.
Zap!
Mingyu dengan sigap memeluk Hyori dalam dekapannya, membelakangi pintu kamar Mingyu berharap staff Pledis gak nanya aneh - aneh.
Hyori membulatkan matanya, gak nyangka kalo Mingyu nyembunyiin tubuh mungilnya dalam pelukan. Hyori bisa ngerasain betapa bidangnya dada Mingyu dan ngerasain kalo detak jantung Mingyu lagi lari di dalam sana.
Deg Deg Deg Deg...
'Mingyu punya penyakit jantung
kali ya? Jantungnya deg - deg an
cepet bgt'
Batin Hyori."Ya! Kalian berdua ngapain?!"
Refleks Mingyu dan Hyori ngeliat ke arah pintu, dan terpampang jelas wajah Vernon di depan pintu.
"Eoh!"
Hyori langsung ngelepasin pelukan Mingyu. Mingyu juga langsung salah tingkah karena Vernon natap dia tajem.
"Ye! Malah ambil kesempatan dalam kesempitan!"
ucap Vernon sambil berjalan keluar kamar Mingyu."Aish!"
Hyori menarik nafas lega. Jantungnya sempat mau copot karena takut kalo yang ngetuk pintu kamar Mingyu tadi adalah staff.Mingyu dan Hyori keluar kamar dan duduk di ruang tamu sama S.coups dan Vernon.
"Wonwoo mana?"
tanya Mingyu."Di panggil ke kantor."
jawab S.coups.Hyori cuma diem gak berkutik satu katapun. Karena dia gatau mau ngomong apa, Hyori langsung ngibrit lari ke kamarnya.
---
+ Pledis Entertaiment Office +
Wonwoo jalan dengan santai ngituin staff yang ngejemputnya tadi, kemudian menyuruh Wonwoo untuk nunggu di ruang rapat yang kosong.
15 menit kemudian seseorang datang menghampiri Wonwoo, dia adalah Lee Taemin orang kepercayaan CEO Han Sungsoo.
"Maaf lama nunggu,"
ucap Taemin.Wonwoo menoleh ke arah suara,
"Ne, gwenchana.""Jadi kamu yang terlibat gosip?"
tanya Taemin langsung to the point.Wonwoo mengerutkan keningnya, dan tersenyum smirk.
"Saya kasih kamu dua pilihan,"
"Mwo?"
"Pertama, lanjutin hubungan kamu sama Seulgi-"