"Aku suka ketika peganggu sepertimu mengganggu di setiap hari-hariku."
~Givano Malik Pratama
******
Saat ini Givan Lucky dan Bobby sedang ada di kelas mereka. Givan sedang memperhatikan Lucky dan Bobby yang sedang berebut makanan."Lo berdua berebut makan sampe kayak gitu. Jijik gue liatnya." Givan memasang wajah jijiknya.
Lucky dan Bobby menghiraukan ucapan dari Givan mereka malah sedang asik berebut makanan bahkan sudah tersisa sedikit.
"Sumpah lo Van harus coba nih nasi goreng buatan si Milla. Lagian bukanya nasi goreng itu makanan favorit lo ya?" Ujar Bobby setelah menghabiskan makanan yang ada didalam mulutnya.
"Gue gak suka makanan buatan dia!" Tegas Givan masih memandang jijik kedua sahabatnya itu. Pasalnya masih setia berebut nasi goreng itu.
"Lho Ky tau dari mana kalau masakan si Milla enak?" Tanya Bobby pada Lucky.
"Yeh si ogeb kan dulu gue satu sekolah sama dia pas SMP." Jawab Lucky sambil menoyor kepala Bobby.
"Lah apa hubunganya lo satu sekolah sama masakan dia?" Tanya Bobby polos sambil mengusap-usap kepalanya.
"Dia itu sering banget usilin gue. Jadi disetiap dia minta maaf pasti selalu bawain gue makanan buatan dia." Jelas Lucky sambil menghabiskan nasi goreng buatan Milla.
Givan tidak menghiraukan obrolan kedua sahabatnya itu. Dia lebih memilih memainkan ponselnya ketimbang mendengarkan celotehan mereka berdua.
"Oh gitu" jawab Bobby sambil manggut-manggut.
"Lo boleh ngejelasin tapi gak usah diabisin juga dong nasi gorengnya" lanjut Bobby baru sadar Jika makanannya sudah habis.
"Bodo amatan lah" jawab Lucky cuek.
Setelah Lucky dan Bobby selesai dengan nasi gorengnya mereka mulai sibuk dengan kegiatannya masing-masing.
Tettttt....
Bel masuk pelajaran sudah berbunyi. Givan yang semula posisi nya sedang berbaring diatas meja yang disatukan sekarang sudah duduk layaknya siswa biasa.
"Pagi semua" ujar seorang guru yang baru saja memasuki kelas.
"Pagi bu." Jawab semua penghuni kelas serentak.
"Pagi bu Lina" ucap Bobby pada guru yang bernama Lina itu.
"pagi Bob" jawab bu Lina dengan senyum.
"Ibu jangan senyum dong!" Kata Givan setengah teriak. Semua pasang mata menatap Givan tanpa kedip.
"Memang nya kenapa kalo saya senyum Givan?!" Tanya bu Lina setengah membentak.
"Kalo ibu senyum kadar gula saya naik. Memangnya ibu mau buat saya diabetes liat senyum manis ibu" jawab Givan sambil tersenyum puas melihat semburat merah dari kedua pipi bu Lina.
Lina salah seorang guru yang masih lajang dan masih muda dia memiliki kulit yang putih cantik dan rambut panjangnya.
"Ciahh gas Van gas" teriak Anwar teman sekelas Givan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SENIOR IS MY BOYFRIEND [Completed]
Teen Fiction[Part Lengkap] [BELUM DI REVISI] "Gue gak suka sama lo!" Bentak Givan. "Nanti juga Gipan bakal suka sama Milla." Jawab Milla dengan senyum percaya dirinya. "Gak akan!" "Dengar ya Gipan, sekarang emang Gipan gak suka sama Milla tapi nanti Milla yakin...