25

2.7K 94 2
                                    

Wajah Milla benar-benar kacau pagi ini. Mata sembab yang sepertinya ia menangis selama semalaman ini. Wajahnya sangat pucat bahkan terlihat tidak seperti biasanya. Ia juga terlihat lebih banyak diam.

"Mill lo gak papa?" Tanya Aldo yang sangat khawatir dengan keadaan Milla saat ini.

Milla hanya menggeleng tanpa mengeluarkan suaranya.

Gissa dan Gea yang berada dihadapan Milla terlihat sangat khawatir. Mereka berdua yakin pasti sejak kemarin Milla belum menyentuh makanan sedikitpun.

"Mill" panggil Gissa. Milla hanya mendongkan kepala sambil menatap Gissa dengan mata sembabnya.

"Ke kantin yuk Mill" kali ini Gea yang bersuara agar Milla mau ikut ke kantin bersamanya.

Milla hanya menggeleng lemah kepalanya tanpa berniat menjawab.

"Gue laper Mill." -Gissa

"Lo tau kan gue punya magh. Dan dari kemaren gue belom makan." Lanjut gissa tidak sepenuhnya berbohong. Dia memang mempunyai penyakit magh tetapi soal belum makan dari kemarin itu bohong agar Milla mau ikut ke kantin.

Milla menghela nafasnya lalu berdiri dari duduknya "ayo." Katanya sambil berjalan mendahului Gissa dan Gea.

Gissa berhasil. Ia yakin Milla pasti akan pergi kekantin karna ia tau Milla sangat tidak suka jika melihat dirinya kesakitan. Gissa dan Gea menyusul Milla berjalan sejajar tanpa ada percakapan dari ketiganya.

"Gee ada Givan. Gimana ini?" Bisik Gissa pada Gea yang ada disampingnya.

"Diem!" Gissa cemburut karna mendengar ucapan dari Gea.

Mata mereka bertemu tidak lebih dari satu menit Milla yang terlebih dulu memutuskan kontak mata.

Milla berjalan melewati Givan tanpa menyapa Givan bahkan melirik saja tidak.

Gea melihat Milla pasti sangat sakit ketika matanya melihat Givan. Ia tahu bahwa sahabat gila nya ini benar-benar mencintai laki-laki super dingin nan cuek itu.

Gea menggemgang tangan Milla erat. Milla menoleh kearah Gea yang berada disamping kirinya. Gea tersenyum saat Milla menoleh arahnya, Milla tersenyum dan ia merasa beruntung karna mempunyai sahabat seperti mereka berdua.

******

Milla pov_

Gue nangis semalam dirumah sendiri dengan keadaan rumah yang sunyi tanpa ada orang satupun yang bisa nenangin gue.

Dan ini hasil dari nangis semaleman, mata gue bener-bener sembab dan sulit buat ngeliat jelas jalanan.

Pagi tadi gue dijemput sama Gea tentu sama Gissa juga. Gue dimobil cuma diem ditanya mereka berdua aja cuma geleng-geleng kepala aja.

"Mill lo gak papa?" Tanya Aldo yang bisa gue liat kayaknya dia khawatir banget sama keadan yang sangat amat menyedihkan ini.

Gue cuma geleng-geleng kepala doang gak niat buat jawab toh gue juga emng males ngomong.

"Mill." Panggil Gissa dan gue cuma angkat kepala buat natap dia sama mata sembab gue.

"Kekantin yuk Mill" kali ini Gea yang bersuara yang gue jawab sama gelengan kepala.

"Gue laper Mill" Kata Gissa sampil megang perutnya itu.

" Lo tau kan gue punya magh. Dan dari kemaren gue belom makan." Katanya lagi sambil pasang tampang melas.

Gue gak bisa diem aja kalo Gissa belom makan. Terlebih lagi dia punya penyakit magh yang kalo lagi kambuh pasti Gissa bakalan nangis terus-terusan dan gue gak suka kalo dia nangis. Kenapa? Karna suaranya cemprengnya itu ganggu.

MY SENIOR IS MY BOYFRIEND [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang