20

2.6K 87 1
                                    

Hari ini mood Givan benar benar sedang buruk. Melihat gadis gila itu bersama dengan laki laki lain? Oh itu membuat Givan merasa marah.

Apa yang Givan rasakan? Bukankah itu malah bagus. Jika gadis gila itu mempunyai pacar itu artinya tidak akan ada yang mengganggunya lagi. Tapi mengapa Givan merasa kehilangan?

Dretttt....

Ponsel Givan bergetar hingga beberapa kali pertanda ada beberapa pesan yang masuk.

Alis Givan terangkat membaca pesan yang dikirim oleh si pengirim.

Gila
Gipan kamu dimana?

Gila
Gipan dari tadi aku nyariin kamu.

Gila
Gipan aku khawatir😔

Apa ini? Gadis gila ini ngomong apa? Khawatir? Untuk apa gadis gila itu khawatir padanya?

Givan masih kesal melihat gadis gila itu bemesraan didepan matanya sendiri. Givan berbaring dengan matanya yang terpejam mendengarkan suara derasnya hujan menjadi penghantar rasa kesal Givan.

Dretttt..... Drettttt... Dretttt...

Ponsel Givan terus bergetar hingga mengganggu kesunyiannya.

Gila
Gipan apa kamu ada dirumah?

Gila
Kalo kamu ada dirumah bisa tolong bilang pada pak satpam untuk bukakan gerbangnya?

Gila
Aku diluar, disini hujan deras banget. Aku gak bawa payung cuma kantung plastik dipinggir jalan yang aku ambil untuk membungkus ponsel-ku  agar tidak rusak dan bisa memberimu kabar.

Givan dengan cepat berjalan kearah jendela dengan menyingkapkan gordeng untuk melihat apa benar gadis gila itu ada diluar.

Givan melihatnya, dia menggigil kedingan sambil menatap ponsel yang sudah terbungkus plastik.

Tanpa menunggu lama Givan berlari membuka pintu kamarnya dan menuruni tangga dengan secepat mungkin.

Tepat didepan pintu utama Givan membuka dan terlihat gadis gila yang membuatnya kesal seharian itu sedang tersenyum.

Givan berjalan mendekati gadis itu dan membuka gerbangnya dengan mudah.

"Hai Gipan" sapanya dengan bibir mungkil yang mulai membiru dan setelah itu ia mulai kehilangan kesadarannya.

Givan dengan sigap menangkap tubuh mungkilnya yang sudah tak sadarkan diri itu.

Givan berlari masuk kedalam rumah dengan menggendong Milla yang masih setia menutup matanya itu.

"MAMA... MAMA BANTU GIVAN MAA.." teriak Givan pada mamanya dengan membaringkan Milla diatas sofa.

Ya gadis Gila itu Milla. Milla yang berdiri menunggu pesannya terkirim sekitar satu jam lebih ia berdiri didepan gerbang rumah Givan dengan air hujan yang setia menemaninya.

"Ada apa..... Astaga" kaget Maya-mama Givan "ini bukannya Milla?" Lanjut Maya sambil duduk disamping Milla yang masih belum sadarkan diri.

"Iya mah" jawab Givan sambil menatap Milla.

"Bawa Milla ke kamar tamu jangan lupa selimuti dengan selimut yang ada di dalam lemari." Titah Maya yang diangguki olehnya.

Sedangkan Maya pergi kedapur mengambil air hangat untuk mengompres Milla.

Givan menyelimuti Milla dengan sangat hati hati, lalu menyentuh kening Milla yang sudah mulai demam itu.

"Ma, Milla demam." Kata Givan pada Maya yang kini sudah membawa kompresan.

MY SENIOR IS MY BOYFRIEND [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang