47

3.9K 114 34
                                    

Siang ini Milla sengaja memasak beberapa makanan kesukaan Givan. Ia berniat ingin meminta maaf karena sudah memarahi Givan akhir-akhir ini.

Milla juga bingung, mengapa setiap melihat atau dekat-dekat dengan Givan bawaannya emosi terus ditambah Givan terasa bau sekali di penciumannya.

Jadi rencananya hari ini Milla akan kekantor Givan membawakan makan siang untuknya. Dan omong-omong mungkin ini hari perdana Milla datang ke kantor Givan.

Bukannya Givan tak pernah mengajak Milla ke kantor, hanya saja Milla memang tak tertarik untuk datang ke kantor Givan. Mereka semua juga tak ada yang tahu jika Givan sudah menikah ya wajar saja pernikahan Givan tidak berlangsung dijakarta dan juga hanya orang-orang tertentu yang tahu.

Milla masuk kesebuah taksi yang sudah dipesan sebelumnya.

Sekitar tiga puluh menit Milla sampai didepan kantor Givan. Dengan senyum manis Milla melangkah memasuki kantor suaminya.

Milla berjalan tanpa memperhatikan langkahnya sampai ia tak sengaja menabrak seseorang.

"Maaf, maaf saya tidak memperhatikan jalan." Ucap Milla dengan sopan.

"Kalau jalan tuh pake mata" Kesal wanita yang tak sengaja Milla tabrak.

"Saya minta maaf." Jawab Milla masih dengan kesopanan.

"Halah lagian anak kecil kayak lo mau apa kekantor sebesar ini?" Tanya wanita itu dengan kasar. Helloww anak kecil? Apa Milla masih terlihat kecil dimata orang-orang?

Semua pasang mata memperhatikan Milla dengan seorang wanita tinggi dengan pakaian kekurangan benang.

"Maaf saya tidak ada urusan dengan anda!" Jawab Milla lalu berjalan melewati wanita itu.

Milla hendak berjalan menuju lift namun jalannya dihadang oleh wanita itu.

"Lo mau kemana hah?! Urusan kita belum selesai ya!" Bentak wanita itu merasa diabaikan saat ditinggal pergi begitu saja oleh Milla. Mendapat bentakan seperti itu membuat Milla naik pitam.

"Minggir! Gue mau keruangan Givan!" Bentak Milla saat jalannya dihalangi oleh wanita itu.

"Mau apa lo keruangannya pak Givan hah?!" Mau apa lo bilang? Wah Mill belum tau dia lo siapanya Givan.

"Terserah gue dong mau apa juga hak gue! Apa? Lo cemburu?!" Tanya Milla dengan senyum miring. Hayuh Mill tantang terosss lama-lama orang kek gini minta di baku hantam.

"Jangan berani-beraninya deketin pak Givannya gue ya!" Helloww Givan nya lo? Gak salah denger gue?

"Gue yakin lo udah ditolak berkali-kali sama Givan sampai-samlai bisa se halu ini." Sindir Milla dan ya membuat wajah wanita itu memerah kesal.

Semua orang hanya menonton tidak berani memisahkan seorang sekretaris bos besar dengan gadis (mungkin:v) dengan mulut pedasnya.

"Lo gak tau apa-apa tentang gue sama pak Givan!" Bentaknya lalu merampas paper bag dari tangan Milla kemudian ia banting sampai masakan Milla berserakan dilantai.

Milla menatap makananya yang sudah dimasaknya susah payah dan wanita itu seenak jidatnya membuang hasil dari masakan Milla.

"Jalang kecil ga cocok ada disini." Katanya dengan pandangan meremehkan.

Milla mengangkat kepalanya, lalu tersenyum. Tersenyum sinis. Astaga baru kali ini Milla memperlihatkan senyuman sesinis itu.

"Siapa nama lo? Oh Debby. Dengar. lo takut kalah saing sama jalang kecil ini hah?" Milla berjalan mendekat kearah Debby dengan senyum yang sulit diartikan.

MY SENIOR IS MY BOYFRIEND [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang