Eleanor hanyalah satu dari sekian banyak gadis muda yang berharap keberuntungan namun gagal. Nasi telah menjadi bubur, merasa malu kembali ke tanah kelahirannya di Shuttle Park, Eleanor menerima kenyataan bekerja sebagai pengurus rumah alih alih men...
Blake House menjadi lebih hidup karena kehadiran Garreth Blake. Sebelum fajar para koki sudah bersemangat di dapur menyiapkan sarapan pagi untuk Mr. Blake. Garreth selalu turun ke ruang makan.
Setiap hari tamu Garreth datang ke Blake House untuk urusan bisnis atau sekedar berkunjung. Sahabat Garreth, William Fanning, pria keturunan Inggris yang telah lama menetap di Amerika juga rutin mampir untuk minum. Dia dan William sering mengerjakan proyek bersama. Garreth berkembang di bisnis real estate dan William adalah arsitek-nya.
Garreth tidak menghadiri pesta yang biasa diadakan relasi bisnis nya karena William mengirimkan pesan dan mengatakan akan datang. Sore itu William datang membawa dua botol anggur lezat buatan Perancis.
"Hei, Dude. Rumah ini cantik, sangat Amerika." Sapanya dengan aksen khas nya yang masih kental.
Garreth menuangkan anggur ke gelas miliknya dan milik William lalu meletakkannya ke atas meja, lalu dia duduk di sofa seberang William.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aku menyayangkan tidak ada wanita yang bisa menghibur disini." Garreth tertawa renyah sambil menyesap manis rasa anggur di dalam gelas.
William meneguk habis anggurnya saat berdiri dari sofa dan berjalan ke arah jendela memandang keluar.
Pemandangan di luar jendela sepertinya lebih menarik menurut William karena saat Garreth mengungkit soal wanita, sahabatnya menyunggingkan senyum pada apa yang menurutnya menarik.
Garreth mengerutkan dahi saat mendengar William berkata, "Apa perempuan itu salah satu pegawaimu?"
Garreth bangkit dari kursi nya dan berdiri di belakang William untuk melihat apa yang menyita perhatian sahabatnya itu. Eleanor?
William ternyata sedang memperhatikan Eleanor dengan pakaian yang basah kuyup di dalam kolam air mancur. "Apa yang dia lakukan disana? Dasar gadis bodoh."
William malah tertawa dan terus memperhatikan. "Kenalkan aku padanya, Dude."
"Tidak." Jawabnya refleks.
William menatapnya curiga. "Apanya yang tidak?"
Garreth memperhatikan Eleanor. Gadis itu tidak mengenakan seragam pelayan tapi gaun terusan bermotif floral di atas lutut. Pakaian itu kini basah menampakkan lekuk tubuhnya dan menonjolkan bagian yang disukai pria.
"Dia hanya pelayan." Ucap Garreth dengan nada meremehkan.
William tertawa sekilas. "Hanya pelayan? Tapi aku bisa melihat air liurmu hampir menetes. Perempuan itu menyelamatkan seekor burung yang terjatuh ke kolam, manis sekali. Tidak bisakah kau bawa saja dia kemari? Kita bisa bersenang-senang."
Garreth memincingkan mata ke arah William seolah ingin menghempaskannya ke lantai. "Aku tidak suka berbagi."
Penegasan Garreth sudah cukup membuat William memahami apa yang diinginkan sahabatnya. "Hei, tenang, Dude. Aku tidak akan melanggar wilayah teritorimu."