Part. 9 Just a friend

11.8K 835 23
                                    

Garreth ingin meremukkan botol wiski kosong di dalam genggamannya. Dia menghabiskan minuman itu seperti diserang dahaga di gurun pasir. Garreth menyadari ada hubungan istimewa antara Eleanor dan pria di ponsel tadi siang. Tidak seharusnya dia merasa panas dingin dan gelisah seolah terjangkit malaria. Tapi memikirkannya saja sudah membuatnya ingin menghancurkan koleksi minuman anggur miliknya di lemari kaca.

Garreth ingin mencekik leher Eleanor karena telah menolaknya. Sumpah serapah keluar dari mulutnya saat melihat sebuah mobil Jaguar masuk ke pintu gerbang dan berhenti di depan pintu utama Blake House. Seorang pria dengan penampilan berkelas keluar dari dalam mobil. Garreth menatap kesal dari balik jendela, ada hal yang terlihat familiar dari pria yang sedang setengah membungkuk saat membersihkan sepatu buatan Italia yang dikenakannya dari serbuan rumput yang tumbuh di sekitar carport.

Garreth meletakkan botol wiski ke atas meja bar dan bergegas keluar dari ruang kerja pribadinya. Dengan langkah lebar dia mendaki deretan anak tangga, dalam pikiran Garreth hanya ingin cepat sampai di kamar Eleanor. Gadis itu telah berdiri di koridor dengan gaun berwarna merah muda yang membalut ketat tubuh kurusnya.

"Mr. Blake?" Gadis itu tersenyum ragu. Pipinya yang merona merah tidak mampu menyembunyikan kebahagiaan yang sangat besar.

Garreth malah menatapnya sinis dan berkata kejam. "Kau seperti pelacur Ukraina berpakaian seperti itu."

Senyum di mata Eleanor mendadak lenyap. Gadis itu menatap kosong ke arahnya. Bola matanya seolah kehilangan arah. Kemudian gadis itu menunduk menyembunyikan kesedihannya. "Um, kau benar." Eleanor mengulum bibir. "Aku gugup dan bingung harus mengenakan apa."

Garreth menatapnya panas, tidak sanggup menyembunyikan sengatan gairah mengagumi potongan belahan dada gaun Eleanor yang terbuka cukup berani.

"Aku mengenal Richard Baker." Garreth berkata parau. Dia hampir melupakan Baker, si arsitek kaku yang menjadi bahan pembicaraan beberapa wanita. "Kurasa pria itu tidak menyukai perempuan."

"Lantas mengapa kau mengkhawatirkan pakaianku?" Gadis itu berkata dengan muka cemberut.

Garreth ingin sekali menutup mulut gadis itu dengan bibirnya agar diam. Mempertimbangkan koridor yang sepi akan sangat mudah menyeret Eleanor masuk ke dalam kamar. Garreth dengan senang hati merobek gaun murahan itu dan menggantinya dengan pakaian label ternama. Garreth rela membelikan Eleanor apapun yang dia minta. Andai saja gadis itu menurut, bukan menjadi penuntut.

"Aku penasaran bayangan apa yang ada di dalam otak mesummu, Mr. Blake."

Garreth membuang lamunannya jauh-jauh. "Kau sungguh senang melihatku menderita." Garreth menarik lengan Eleanor merapat kepadanya.

"Kau hanya bisa melihat belahan dadaku, tapi Richard yang akan mendapatkanku malam ini."

Sialan! Gadis itu menantangnya. Garreth menggertakkan giginya dan berkata keras. "Baker akan kehilangan minat jika tahu kau sudah tidak perawan. Apa kau pikir aku tidak tahu rumor yang beredar tentangnya?"

Eleanor terdiam. Kemudian tetesan air mata mengalir di pipinya. "Itu semua karena kau. Dasar brengsek."

Garreth langsung mendekapnya, gadis itu meronta hebat, Garreth membenamkan kepala Eleanor di dadanya, menahan dengan tangan kekarnya. Jemarinya mengusap rambut cokelat Eleanor berharap bisa menghentikan isakan  gadis itu yang lebih terdengar seperti lagu yang menyayat hati. Ketika gadis itu mulai lelah dan luruh di dalam pelukan, Garreth menyentuhkan telunjuknya di sepanjang lekukan leher Eleanor sampai ke bahu, membuat gerakan erotis di permukaan kulit selembut sutera itu. "Aku tidak menyesal bercinta denganmu. Aku ingin mengulanginya setiap malam, setiap waktu saat kita bersama. Katakan padaku kau merasakan hal yang sama, Eleanor."

Eleanor terbius oleh bisikan cinta Garreth. Gadis itu memiringkan kepalanya seolah menyerahkan jiwanya kepada Garreth. Mata hijau Eleanor menatapnya bimbang. "Aku ingin kita berteman."

Garreth membeku, tidak pernah mengira akan mendengar pernyataan itu keluar dari mulut Eleanor. Kakinya bergerak mundur saat melepaskan pelukan Eleanor. Dia kehilangan kata-kata di hadapan gadis itu.

Garreth seakan kehilangan jiwanya, dan itu sangat menyakitkan. Dia tidak ingin menelan pil pahit kenyataan.

Dia merasakan tekanan lembut jemari Eleanor saat menggenggam tangannya. Garreth mendengar suara lembut gadis itu berkata padanya. "Richard dan aku juga berteman."

"Aku tidak ingin kita berteman." Tukas Garreth. Bola matanya membulat tegas. Dilepaskannya tangan Eleanor dan menjauh. "Dengar, Eleanor. Baker akan mengetahui cepat atau lambat. Dan jika bukan orang lain maka aku sendiri yang akan melakukannya. Dan saat Richard Baker mengetahui Ms. Fanning yang tercinta tidak sesuci yang dia kira, menurutmu apa yang akan terjadi."

Garreth berhasil membuat Eleanor merinding akan pernyataannya. Dia bersumpah akan melakukan apapun demi mendapatkan Eleanor. Gadis itu seakan menciut diam tidak bergerak. Suara lirih nya terdengar seperti berbisik.

"Apa masalahmu, Blake?"

Garreth menghadap Eleanor dengan alis terangkat naik. Sudut bibirnya melengkung sinis. "Ini bukan tentang aku, tapi apa yang kau mau. Ayolah, Eleanor. Ini New York, kau bisa melakukan hal konyol sampai hal kotor tanpa ada yang perduli. Mengapa kau harus perduli dengan Richard Baker?"

Eleanor memberengut lalu suaranya meninggi seperti menyalak. "Kau takut bernasib seperti ayahmu yang tidak bisa melupakan istrinya sampai detik ini. Kau sampai membenci cinta dan tidak ingin jatuh cinta. Wanita lain di luar sana bisa kau beli dengan hartamu tapi tidak aku. Jadi jangan pernah berharap aku rela menjadi simpananmu."

Garreth tidak kuasa menahan amarah dan membentaknya kasar. "Diam, Eleanor! Tarik kembali perkataanmu. Kau mulai melampaui batas."

Nafas Garreth memburu mengendalikan emosinya yang mendadak tidak stabil. Gadis itu sepenuhnya benar. Ssmenjak ditinggal pergi sang istri, ayahnya mengalami fase kemurungan yang sangat parah dan bahkan tidak sembuh total hingga detik ini. Hal itu membuat Garreth berpikir panjang untuk menjalani komitmen. Wanita adalah yang terakhir di daftar hal penting di hidupnya.

"Kau di bawah kendaliku, Eleanor. Jangan pernah berpikir kau bisa membuatku diam oleh gosip murahan itu." Lanjutnya lagi dengan telunjuk mengacung di depan hidung gadis itu. "Lain kali kau berteriak di depanku seperti tadi, aku akan mengikatmu di tiang ranjangku."

Garreth menggeram kesal sebelum berbalik dan pergi menjauhi Eleanor. Semakin lama bertengkar dengan gadis itu dia akan menjadi frustasi. Saat marah, Garreth cenderung menjadi brutal dan lebih menyukai menyalurkannya bersama wanita di ranjang. Dan dia tidak ingin membuat Eleanor takut padanya. Untuk saat ini dia akan membiarkan Eleanor mendapatkan malam spesialnya dengan Baker, lagipula dia tahu Richard Baker tidak akan sampai meniduri Eleanor.

*********
To be continue. Maaf lama nongol 😁
Love you all 😘

ELEANORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang