Part. 8 Un-Fairy

13.3K 899 28
                                    

Perjalanan menuju Blake House terasa panjang. Eleanor duduk diam meresapi lantunan musik yang diputar oleh Garreth. Lagu tentang cinta dan hasrat yang menggebu, Eleanor memperhatikan mata gelap Garreth tersembunyi di balik kacamata hitam yang menghalau kilatan cahaya senja. Kemudian lagu berikutnya dimainkan, sang penyanyi bersenandung merdu dengan desahan kecil tak ketara.

Apa Garreth sengaja memutar musik yang membangkitkan gairah? Eleanor mencurigai pria tampan di sampingnya. Pria itu bahkan tidak bergerak gelisah seperti dirinya. Garreth terlalu tampan dengan kacamata hitam dan setelan resmi. Eleanor menggigiti bibir menahan erangan terlontar dari bibirnya. Untung saja suara ponsel membuyarkannya dari khayalan.

Eleanor membaca nama yang muncul di layar dan tertegun. Richard Baker.

"Kenapa tidak diangkat?" Teguran Garreth membuat Eleanor semakin gugup.

Eleanor mempertimbangkan mencabut baterai ponselnya tapi apakah ini yang dia inginkan? Eleanor selalu menantikan Richard menghubunginya.

"Hai." Eleanor menyapa singkat pria di balik ponsel.

"Eleanor, aku sedang berada di New York."

"Apa?" Eleanor hampir tersedak air liurnya sendiri. "Maaf, maksudku aku senang mendengarnya."

Richard terdengar tertawa kecil. "Kupikir kau tidak suka. Aku ingin bertemu malam ini, kita bisa makan di luar."

Richard bahkan tidak menanyakan pada Eleanor tentang jadwal, pria itu seakan memaksa untuk bertemu. Telapak tangan Eleanor yang menggenggam ponsel mulai basah oleh keringat.

Mengabaikan Eleanor yang tidak menjawab, Richard bertanya lagi. "Dimana aku bisa menjemputmu?"

Eleanor berdeham pelan. "Um, baiklah malam ini. Aku bisa. Nanti aku hubungi lagi untuk detail nya."

"Baiklah, sampai nanti." Eleanor lalu menutup ponsel dan memasukkannya ke dalam tas.

"Pacarmu?" Suara Garreth terdengar sinis dan tatapannya menakutkan. Pria itu telah melepaskan kacamatanya.

"Bukan." Eleanor menjawab santai. Karena memang mereka belum resmi berhubungan dekat. "Hanya teman dari Castle Park sedang berkunjung kesini."

"Kau sudah janji membuatkanku makan malam."

Pernyataan Garreth membuat dahi mengernyit. "Aku tidak bilang begitu. Setibanya di rumah aku akan masak. Tapi makan malam tetap tanggung jawab juru masak di Blake House."

Garreth mengenakan kacamatanya lagi. Eleanor menyadari seketika suasana hati pria itu berubah. Tapi dia tidak mungkin menceritakan tentang cinta pertamanya. Garreth tidak akan perduli dengan kehidupan cinta para pelayan di Blake House.

"Jika masakanmu sore ini tidak enak, aku akan mencambukmu." Garreth berkata tanpa memandang ke arah Eleanor.

Garreth membuat Eleanor gemetar. Pria itu bersungguh-sungguh dengan ucapannya. Terlihat jelas dari cara jemari pria itu mencengkram erat kemudi seolah ingin meremuknya.

Eleanor menelan ludah dengan gugup, tenggorokannya seakan tercekik. Dia pandai melukis, menulis puisi, bahkan menyanyi. Tapi memasak, Eleanor meragukan kemampuannya itu. Dia hanya ingin menawarkan spaggeti yang saos nya bisa diracik dengan mudah.

"Kau ingin makan apa?" Tanyanya polos. Eleanor berharap bisa mengelabui Garreth dengan mencari resep melalui internet. Tapi pria itu tidak menjawab. Eleanor kesal karena Garreth sengaja mempersulitnya.

"Buatkan aku makanan Perancis." Akhirnya dia bersuara juga.

Setahu Eleanor, masakan Perancis yang amat diingatnya merupakan Ratatouille, film yang menceritakan tentang sekumpulan tikus yang pintar memasak. Ratatouille aslinya berasal dari daerah Nice dan isi makanan ini adalah sayur yang terdiri dari courgette atau zucchini semacam ketimun, lalu terong dicampur tomat, cabai merah dan hijau serta bawang. Eleanor menjadi bersemangat.

ELEANORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang