Part. 10

11.5K 816 23
                                    

Eleanor melangkah muram menyusuri koridor yang sepi. Sudah lewat tengah malam saat dia tiba di depan Blake House. Bukan karena Richard yang menahannya, pria itu mengundangnya makan malam di kediamannya untuk mengumumkan pertunangannya dengan pengusaha asal Inggris yang menetap di New York City. Cinta pertama nya kini menjadi milik wanita lain.

Berupaya menekan keinginan untuk melarikan diri sejak pertama menginjakkan kaki di kediaman Richard. Eleanor tidak mampu bertahan melihat senyum dan tawa bahagia dari pasangan yang duduk berpandangan penuh kasih. Kedua tangan mereka saling bertaut, setiap detik yang berlalu Eleanor merasakan panas di aliran darahnya seolah membakar. Dadanya sesak dan jantungnya berdetak terlalu kencang seakan melompat keluar. Kecewa. Itulah yang dirasakan Eleanor. Dia mengira Richard tengah membuka setitik harapan untuknya, dak ternyata gaun yang dikenakannya memang membuatnya seperti wanita jalang saat berbaur dengan kalangan atas yang menjadi tamu di rumah Richard. Dia mengakui Garreth mengatakan hal yang benar dan Eleanor bahkan tidak berusaha mengantisipasinya.

Eleanor tidak tahan berlama-lama di sana, betapa hatinya telah hancur dan terluka. Seulas senyum pahit terpahat di bibirnya ketika berpamitan pulang lebih awal.

*************

Di kediaman nya The Blake House, Garreth tidak bisa tidur membayangkan segala kemungkinan yang dilakukan Eleanor bersama kekasihnya. Suara geraman terlontar dari mulutnya ketika menyentak tirai kamarnya dan memandang keluar. Sejak gadis itu keluar dari pintu rumah nya, Garreth hanya berdiri gelisah menanti kepulangan Eleanor. Konyol. Itu yang disesalkan Garreth atas perilakunya sendiri yang tidak masuk akal. Dia meyakinkan diri sendiri tidak akan menikahi wanita manapun. Jadi bukan karena Eleanor seorang pekerja di rumahnya tapi saat ini Garreth hanya ingin menikmati hidup. Wanita hanya membawa masalah. Dan inilah yang terjadi padanya sekarang. Terlibat terlalu jauh dengan Eleanor. Harapan hampa apalagi yang akan ditawarkannya pada gadis itu. Gadis dengan impian seindah wajahnya yang rupawan. Garreth bahkan tidak menyimpan satu rencana pun yang bisa ditawarkan. Gadis itu telah menolaknya.

Garreth menyisir rambut dengan jari-jarinya yang panjang, beberapa wanita mengatakan dengan jujur betapa rambut yang dimilikinya membangkitkan sesuatu tidak pantas yang dirasakan wanita kepada pria. Tapi Eleanor bahkan tidak tertarik, Garreth menjadi kecil hati. Apakah mungkin karena dia jarang tersenyum? Para wanita cenderung menyukai perhatian meskipun kebanyakan diantaranya palsu.

Sinar lampu sebuah taksi menyita perhatian Garreth saat mobil tersebut berhenti di depan gerbang rumahnya. Bukankah dua jam terlalu cepat untuk sebuah kencan? Garreth bahkan mengira gadis itu akan pulang mengendap-endap di kala fajar. Bahkan saat ini belum lewat tengah malam. Apakah terjadi sesuatu?

Garreth bergegas keluar dari kamar dan menunggu gadis itu di koridor utama. Eleanor muncul dari balik pintu dengan mata sembab. Ketika melihat Garreth diantara kegelapan, gadis itu terkesiap hingga hampir terjungkal oleh tinggi hak sepatu tidak wajar yang dikenakannya.

"Kau sungguh mengagetkanku." Geramnya serak seperti habis menangis. Dia langsung menutupinya dengan berdeham beberapa kali.

Garreth memperhatikan riasan Eleanor yang sudah luntur. Sialan. Bibir Gadis itu basah merona seakan membutuhkan kecupan pria. Pria sepertiku. Pria yang akan menangkap kesempatan sekecil apapun kemudian membangkitkan hasrat sebesar-besarnya. Garreth yakin sesuatu telah terjadi dan membuat kesedihan yang terpancar di mata Eleanor.

"Apa Richard menyakitimu? Matamu sembab." Garreth menyembunyikan kedua tangannya ke dalam saku mantel. Sengaja menahan diri agar tidak mudah menyentuh gadis itu.

Eleanor memaksakan senyuman. "Kau selalu ingin ikut campur urusan orang lain. Kembalilah tidur. Selamat malam, Mr. Blake."

Garreth menahan lengan Eleanor saat berusaha melewatinya. Dan dia tidak berniat melepaskan sebelum gadis itu memberi penjelasan yang masuk akal. Namun lengan Eleanor sangat putih dan halus, bintik hitam berjajar acak di kulitnya seperti bintang di langit. Garreth seolah tersengat listrik saat menyentak Eleanor menjauh. Gadis itu terpaku dengan muka muram.

ELEANORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang