Part. 5 Being Crazy

15.3K 933 13
                                        

Easok paginya Eleanor membantu Isabela menyeduh kopi di dapur. Tuan rumahnya masih tertidur nyenyak seperti bayi di kamar. Begitulah yang dikatakan Isabela tentang Garreth Blake. Isabela tidak berani bercerita banyak.

"Astaga." Tiba-tiba Isabela terpekik kaget sambil memegangi perutnya. "Dari semalam perutku sakit, sekarang datang lagi."

Eleanor mengambilkan air minum untuk Isabela dan membantunya duduk.

"Kau baik-baik saja kan?" Tanya Eleanor cemas.

Isabela meringis memaksakan senyum. "Hanya gastritis, besok juga sembuh."

"Eleanor, tolong bawakan kopi nya ke kamar Mr. Blake ya."

Eleanor menatap Isabela geram. "Aku khawatir Mr. Blake tidak suka melihat pelayan lain masuk ke kamarnya."

Isabel meremas lengan Eleanor setengah memohon. "Jam seperti ini biasanya Mr. Blake sedang mandi. Kalau kau bisa berjalan cepat ke sana, dia tidak akan tahu siapa yang mengantarkan kopi."

Eleanor menghela nafas lalu meletakkan kopi ke atas baki sebelum melesat pergi. Karena ulah Isabela, dia bisa jadi sarapan pagi yang lezat bagi Garreth Blake. Eleanor harus berjalan cepat jika tidak ingin tertangkap.

Dia membuka pintu kamar Garreth dan tidak menemukan siapa-siapa di dalam. Suara percikan air menandakan majikannya masih berada di dalam kamar mandi. Dengan hati-hati dia meletakkan kopi di atas meja dan merasa lega saat nyaris menggapai pintu. Tapi suara serak Garreth menggema di belakang dan seketika kedua kakinya mati rasa. Eleanor tidak kuasa berbalik.

"Well, well Eleanor. Kau mengendap-endap di dalam kamarku seperti tikus."

Eleanor berbalik dan terpekik melihat Garreth yang berdiri setengah telanjang, sehelai handuk melilit di pinggangnya.

Eleanor mengagumi tetesan air yang jatuh dari rambut Garreth yang basah. Tubuh nya atletis menampakkan tonjolan otot yang kuat.

"Saya membawa kopi anda, Sir. Isabela tiba-tiba sakit." Eleanor berusaha tidak menunjukkan kekagumannya.

Garreth mengambil kopi dan menyesapnya. "Hemm enak. Apa ini kau yang buat?"

Mata Eleanor tersenyum saat berkata. "Saya biasa meracik kopi di rumah setiap pagi."

"Aku akan merasa senang jika kau mau melakukannya untukku." Bibir Garreth melengkung miring membentuk senyum tipis.

Garreth mendekat ke depan jendela kamarnya, handuk yang menggantung di pinggulnya ikut mengayun saat dia bergerak.

Eleanor hanya bisa menelan ludah memperhatikan bokong garreth yang padat dan keras ketika pria itu berdiri membelakanginya.

"Eleanor..." Garreth memanggilnya seperti berbisik.

Eleanor menyadari Garreth sudah berbalik menghadapnya. Pandangan Eleanor tepat di selangkangan Mr. Blake. Dia tersentak dan hampir menjatuhkan lampu hias di atas meja ketika bergerak mundur tanpa perhitungan.

Garreth melipat tangan di dadanya. "Kau suka dengan apa yang kau lihat?"

Garreth sudah salah paham. Dia menggeleng cepat. "Maaf saya melamun Mr. Blake."

Tatapan tajam Garreth mengunci Eleanor. "Kemarilah." Ucapnya. Suaranya terdengar berbahaya.

Perut Eleanor mengejang. Eleanor bersumpah tidak akan menuruti perintah itu tapi kedua kakinya bergerak sendiri seolah bersekutu dengan Garreth. Eleanor lupa bagaimana dia bisa berada sedekat ini dengan Garreth. Aroma Garreth berbau rempah-rempah manis sangat khas pria, sepertinya dia menyemprotkan kolonye ketika di kamar mandi.

ELEANORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang