4.

849 98 28
                                    

4.

Setelah badai berlalu, seharusnya pelangi yang muncul. Seharusnya.

Setidaknya, itulah yang diharapkan Alfred.

Duduk tegak di ruang tamu apartemen yang mereka tempati berdua, seorang wanita yang masih terlihat muda dan cantik, Valerie Prasetya, ibu kandung Alex.

Mata tajamnya menatap Alex, seolah ingin melihat tembus ke dalam isi pikiran Alex.

Yang ditatap dengan tatapan singa betina mengincar mangsa malah bersandar santai di sofa empuk, tak acuh dengan kecurigaan yang sama sekali tak disembunyikan.

Justru Alfred yang merasa gugup luar biasa, tangannya masih saja gemetar. Apalagi dia terciduk keluar dari dalam kamar hanya dengan memakai handuk.

"Jadi? Bisa jelaskan pada Mama, apa yang terjadi di sini?" Melirik sekilas ke arah Alfred yang telah berpakaian rapi, berdiri tak tenang agak jauh dari mereka, tentu saja Valerie menuntut penjelasan dari anak kesayangannya.

Valerie tahu siapa Alfred Gunawan. Sekretaris yang sangat kompeten mengurus jadwal pekerjaan Alex. Satu-satunya karyawan yang tahan dengan temperamen Alex yang luar biasa buruk. Juga pemegang rekor sebagai sekretaris Alex yang bertahan paling lama. Namun, perihal Alfred tinggal bersama Alex, baru hari ini dia tahu. Padahal dia sering melakukan inspeksi dadakan.

Sebagai ibu yang mengandung dan melahirkan Alex, tentu saja dia sangat mengenal kepribadian si pangeran pewaris takhta bisnis Global Grup. Termasuk kehidupan asmara Alex yang luar biasa aktif ; berganti pasangan sesering berganti pakaian, jumlah pacarnya tak kalah banyak dengan koleksi tas mahal yang terpajang di lemari Valerie.

Namun akhir-akhir ini, Alex berubah drastis. Selain tidak lagi keluar malam, dia makin serius dengan perusahaan kecil yang dibangunnya sendiri. ---Perubahan yang sebenarnya sudah diperlihatkan sejak 6 tahun lalu, seusai menjalani masa hukuman dari papanya.

Bukannya tidak senang dengan perubahan positif sang anak, tapi nalurinya sebagai ibu yang wajib melindungi anak membuatnya penasaran dengan perubahan Alex. Pasti ada seseorang yang mengubah anaknya sedemikian rupa.

Yang tidak diduganya, orang itu seorang pria. Sejak kapan Alex jadi penyuka sesama jenis?

"Apa yang harus dijelaskan sih, Ma? Kepo deh!" Memutar mata, menguap bosan, Alex sengaja menghindari topik yang ditanyakan Valerie walaupun dia sangat paham.

"Sa-saya, ahem, maksud saya, lebih baik saya tinggalkan Anda berdua." Alfred harus berjuang keras agar suaranya terdengar wajar. Dia sangat tak ingin mendengar pembicaraan mereka. Firasatnya memberitahunya, apa pun isi pembicaraan mereka, lebih baik dia tak tahu sama sekali. "Pak Alex, Bu Valerie, saya permisi."

Diabaikannya jengit tak suka di wajah Alex saat dia menyebutnya dengan panggilan formal. Menutup pelan pintu, dadanya langsung terasa lega. Tatapan Valerie selalu membuatnya gugup setengah mati. Selain gugup karena status sosial mereka yang bagai langit dan bumi, ada rasa bersalah di hati Alfred. Anak laki-laki satu-satunya, yang diharapkan meneruskan garis keturunan, malah terjebak dalam hubungan terlarang yang tidak memiliki masa depan. Ibu mana yang tidak akan bersedih.

Pengalaman sudah mengajarkan Alfred tentang hal itu.

Berjalan lunglai, taman di bawah menjadi tempat yang ditujunya. Dia akan menunggu di sana hingga Alex memanggilnya kembali setelah Valerie pulang.

---

Menatap punggung Alfred yang menghilang di balik pintu, Alex diam-diam mengeluh dalam hati. Sedikit banyak, dia bisa menduga apa yang saat ini berkecamuk dalam benak Alfred.

Rainy Day Memory : Alex and Alfred's SequelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang