Lima

9.4K 588 1
                                    

Prilly menarik nafasnya berkali-kali, hari ini ia terpaksa tidak ke kantor karna ulah Ali dan Veyara yang menghancurkan rumahnya dalam sekejap.
Ia benar-benar shock tadi saat melihat keadaan Ali dan Veyara yang keluar dari kamar dengan badan basah kuyup.
Ia benar-benar tidak menyangka jika Ali bisa berbuat seperti itu.

Sekarang sudah pukul 11 siang, namun Ali sama sekali tidak berniat untuk pulang sepertinya, lihat saja sekarang? Pria itu malah terlelap bersama Veya di ruang tengah.
Kedua tangannya memeluk tubuh mungil Veyara dengan erat sementara Veyara membenamkan wajahnya di dalam dada bidang milik Ali.

"Aish, jadi sekarang aku harus memberinya makan juga?dasar CEO gila."gerutu Prilly kesal.
Ia segera pergi ke dapur untuk membuat makan siang.
Hari ini Ria belum bisa datang karna ada urusan mendadak di kampung, katanya besok baru dia akan datang.

Siang ini Prilly akan memasak Telur Balado, capcay dan tempe goreng, lagi pula sop ayam yang ia masak pagi tadi masih banyak jadi ia hanya perlu memanaskannya saja.

Tadi pagi Prilly di buat kaget juga dengan Ali yang memakan sop ayam buatannya dengan rakus.
Ia baru tau ternyata makanan kesukaan Ali dan Veya bisa sama.

Dan ya, Prilly tak lagi mengelak saat Ali mengatakan jika Veyara adalah putrinya karna percuma saja dia akan tetap akan kalah telak jika Ali sudah membahas soal DNA.

Hampir satu jam Prilly berkutat di dapur dengan berbagai makanan yang ia masak.

Setelah mengaturnya di meja makan Prilly segera ke ruang tengah untuk membangunkan ayah dan anak itu.

Prilly menggelengkan kepalanya saat Veyara gelisah dalam tidurnya, tangannya nampak rusuh untuk masuk ke dalam kaos yang Ali pakai.

"Ya, ampun Vey. Nggak bisa bedain apa mana punya Umi nya mana punya Abinya? "

Prilly mendekat pada veya kemudian mengelus pipi gembil itu dengan perlahan.

"Sayang, bangun yuk. Kita mam siang dulu ayok.."ujar Prilly pelan.

Veya mengucek mata nya kemudian langsung masuk kedalam pangkuan Prilly, si kecil itu nampak terpejam di lekukan leher Prilly.

"Vey.."panggil Prilly lembut.

Veya mengangkat wajahnya, terlihat sekali jika putri kecilnya itu masih mengantuk.

Prilly segera menggendong tubuh kecil itu lantas mendudukannya di atas kursi meja makan setelah sebelumnya mencuci tangan Vey di wastafel.
Setelah itu ia kembali keruang tengah untuk membangun Ali.

"Li, Li bangun. Udah siang ini?kamu nggak mau pulang?"

Katakan saja jika Prilly adalah karyawan paling kurang ajar, betapa tidak?dengan entengnya dia memanggil atasan dengan nama saja tanpa embel-empel'pak' di depannya.
Tapi, siapa peduli?ini rumahnya bukan kantor, jadi ia berhak memanggil tamunya apa saja.

Ali nampak menggeliat, ia membuka matanya perlahan.

"Eughh, udah jam berapa sekarang?"tanyanya dengan suara serak khas bangun tidur.

"jam 12, ayo bangun. Setelah makan kamu bisa pulang, aku tidak mau lagi menampung mu dirumah ini."kata Prilly dengan nada tajam.

Ali terkekeh mendengar itu lantas mengulurkan tangan nya pada Prilly.

Prilly mengendikan dagunya, bertanya lewat tatapan.

"Bantu aku, aku tidak bisa berdiri."ujarnya.

"Tsk! Manja !"decaknya kesal. Namun tetap membantu pria itu untuk berdiri, bukannya Ali yang berdiri malah Prilly yang terjatuh diatas tubuh Ali.

"Awwww..."jerit Prilly dengan wajah meringis.

Izinkan Aku Mencintaimu (End) -Repost-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang