Prilly kini tengah berdiri di balkon halaman belakang, kedua tangan nya kompak memeluk tubuhnya sendiri untuk menghalau dingin yang cukup menusuk-nusuk kulitnya.
Ia melirik kebawah dimana Veyara tertawa-tawa disana bersama Russell dan Almira.
Ya, seusai makan malam Russell dan Mira mengambil alih Veyara untuk mengajak gadis kecil itu bermain di halaman belakang bersama beberapa kelinci piaraan Almira.
Kemudian saat Prilly menolehkan kepalanya kearah kanan, di lihat Aliando sedang menatap kearah yang sama dengan nya.
Wajah pria itu nampak tersenyum seraya memperhatikan tingkah pola putri mereka."Maaf!" ucap Prilly tiba-tiba.
Ali menoleh sekilas kemudian kembali menatap kearah bawah.
"Maaf untuk apa?"
"Maaf karena sudah membuat kamu gak nyaman sama kehadiran Kavi pagi tadi.
Aku beneran gak tau kalo dia ada disini, apa kamu gak percaya sama aku?" jelas Prilly dengan suara lembutnya.
Ali terlihat menghela nafas perlahan kemudian ia merubah posisinya sehingga menghadap kearah Prilly."Boleh aku bertanya sesuatu sama kamu?" Prilly mengangguk.
"Apa kamu mencintaiku seperti aku yang mencintaimu?
apa kah kamu mau berjuang dengan hubungan ini seperti aku yang memperjuangkan kalian berdua? kamu dan Veyara.
Apa kamu juga berharap hal yang sama dalam hubungan kita yaitu sebuah pernikahan?
Tentu saja aku tidak ingin menundanya terlalu lama, aku tidak mau Veyara terus hidup dalam kebingungan.
Aku gak maksa kamu buat jawab sekarang tapi aku tidak menerima penolakan dalam bentuk apapun!" kata Ali mengakhiri kalimatnya dengan suara tegas.Prilly terpaku, ia tidak menyangka jika Ali akan mengatakan itu malam ini.
Ia bukan nya belum siap atau apa, hanya saja ia terlalu kaget melihat wajah Ali yang biasanya tengil kini terlihat sangat serius sehingga membuat jantungnya berdentam dengan keras.
Mengalihkan pandangan nya kembali kearah Veyara, Prilly kembali menghela nafas panjang.
"Aku memang belum sepenuhnya bisa menerima kamu di hati aku dan aku tau kamu pasti tau apa alasan nya kan?
Tapi, kamu sekarang aku sedang berusaha keras mencoba membuka hati aku buat kamu demi Veyara.
Kamu mau kan menunggu sebentar lagi sampe aku siap nerima kamu seutuhnya?" Prilly menatap wajah Ali dengan serius.
Ali tersenyum lantas menarik tubuh mungil itu kedalam pelukan nya.
"Seberapa banyak pun kamu minta buat aku nunggu, aku pasti bakalan nunggu kamu, selalu dan selalu.
Terimakasih untuk semuanya, Pril."Prilly tersenyum di dalam pelukan Ali, ia yakin tidak lama lagi dia akan bisa mencintai Ali seperti pria itu mencintainya.
*****
Keesokan paginya kehebohan di ciptakan oleh sepasang ayah dan anak ini yang mengadakan konser mini di dalam kamar Ali.
Bahkan, ketika Prilly masuk ke dalam kamar tersebut untuk menyuruh Veyara mandi, mereka berdua sama sekali tak sedikitpun merasa terganggu.
Mereka masih saja berduet dengan lagu dari penyanyi India yang memang cukup hits yaitu Tum Hi Ho.
Walaupun, sebenarnya yang bernyanyi hanyalah Ali namun yang berteriak heboh sejak tadi tentu saja putri centilnya itu."Ya ampun! kalian ngapain sih? Vey stop nak, ayo mandi sama Umi sayang," kata Prilly seraya mengangkat tubuh mungil Veyara yang masih berbalut piyama tidurnya.
Ali berhenti bernyanyi kemudian duduk bersila dikasurnya dengan tubuh setengah telanjang karna Ali memang terbiasa tidur tidak menggunakan baju."Umi bagus dak cuala Vey cama Abi? Umi tau dak tadi kami nanyi apah?" tanya si kecil itu menolak untuk di gendong Prilly.
"Gak tau, emang Vey sama Abi nyanyi apa?" Prilly bertanya balik.
Veyara tersenyum ceria siap untuk menjelaskan, "Itu tadi kata Abi lagu India lho Mi, judulna Tum Hi Ho, ya kan Abi?" Ali mengangguk mengiyakan.
Senyum Veyara kian lebar melihat anggukan dari Ali, "Tuh kan, Vey hebat kan, kan Umi?"
Prilly hanya tersenyum geli melihat kelakuan putrinya itu sedangkan Ali hanya menyengir ketika Prilly menatap kearahnya.
"Yasudah ayo mandi, katanya mau jalan-jalan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Izinkan Aku Mencintaimu (End) -Repost-
FanfictionKisah Ali dan prilly. *** Palembang, 22 Maret 2018