Sebelas

9.6K 605 5
                                    

"Abi, liat boneka Vey lucu ya?namana Mili, umulnya tiga cetengah taun cama kayak Veya coalnya kata Umi belinya pas Vey lahil hihihi... "celoteh Veyara pada Ali.

Sekarang mereka sedang berada di rumah Prilly, sesuai janji Jen bahwa hari ini mereka akan ke puncak.
Dan Ali sengaja membawa serta Prilly dan Veyara, lumayan bisa liburan bertiga walau tetap saja ramai-ramai.

"Iya bagus, cantik kayak Veya,"pujinya.

Veyara tersenyum lebar mendengar pujian yang keluar dari bibir Abi tampannya.

Tak lama kemudian Prilly keluar dari kamar dengan tas berukuran cukup besar yang berisikan pakaiannya juga perlengkapan Veyara.

Dia hanya membawa sedikit memang, karena kata Ali mereka hanya akan menginap dua hari disana tapi perlengkapan Veyara lah yang membuatnya harus membawa tas berukuran cukup besar itu.
Pakaian, perlengkapan mandi, perlengkapan susu dan beberapa mainan yang wajib di bawa kemana-mana.

Di puncak pasti akan sangat dingin, jadi Prilly harus benar-benar menyiapkan semuanya, takut Veyara tiba-tiba nanti sakit disana.

"Sudah siap semua?"tanya Ali.

Prilly mengangguk.

"Yasudah, ayok berangkat. Ayo sayang," Ali meraih Vey untuk di gendongannya kemudian tangan kosongnya mengambil tas dari tangan Prilly.

"Nggak usah biar aku bawa sendiri, kamu udah berat gendong Vey,"tolak Prilly.

Namun Ali hanya melotot pada Prilly dan akhirnya Prilly menyerah.
ia biarkan Ali membawa Vey dan tas nya menuju mobil.

Setelah semuanya selesai mereka segera meninggalkan halaman rumah Prilly.
Javier dan Jenni telah lebih dulu pergi ke puncak.
Jadi, mereka akan langsung pergi tanpa harus ke rumah Ali terlebih dahulu.

Ali melirik Prilly yang duduk tenang disampingnya, kemudian beralih pada Veyara yang tertidur pulas disana.

"Kamu nggak tidur?perjalan kita masih jauh, lho."

Prilly menoleh sebentar pada Ali kemudian kembali melihat ke depan.

"Aku tidak ngantuk, lagian aku tidak ingin tidur disaat kamu nyetir seperti ini. Takutnya saat melihat kami tidur kamu jadi mengantuk, dan aku tidak ingin mati dengan cara kecelakaan di sini."

Jawaban Prilly sukses membuat Ali tertawa.
Prilly dan mulut ajaibnya adalah hiburan tersendiri bagi Ali.

Setelah cukup lama menempuh perjalanan akhirnya mereka sampai di Villa milik keluarga Orlando.

Ali keluar sambil menggendong Veyara sementara Prilly hanya mengikuti dari belakang.
Sementara tas-tas mereka sudah dibawa oleh lelaki tua yang Prilly yakini adalah pengurus Villa ini.

"Aliiiii... "seorang wanita menjerit kegirangan saat melihat Ali masuk ke dalam Villa.
Ia bahkan langsung menubruk tubuh Ali.
Ali repleks menurunkan Veyara dari gendongannya karena takut akan terjatuh karena 'serangan' mendadak dari cewek itu.

"Umiii... "panggil Veyara dengan takut, ia segera mengulurkan tangannya agar Prilly menggendongnya.

"Al, aku kangen banget sama kamu. Kamu kok nggak bilang sih kalau pulang ke Indonesia?"cewek itu melepaskan pelukannya pada Ali kemudian mengerucutkan bibirnya kesal.

"Maaf, Runa ! Itu mendadak, kau tau kan Mom seperti apa?"jawab Ali.

Runa, cewek itu terkekeh seraya mengangguk, ia tau betul kekuasaan Jennita di dalam keluarga Syarief.

Ia melirik Prilly dan Veyara yang berdiri di belakang tubuh Ali.
Mengendikan bahu nya, Runa segera menggandeng Ali untuk membawanya ke teras belakang dimana Papa nya sedang bicara dengan Javier.

Izinkan Aku Mencintaimu (End) -Repost-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang