Ali dan Veyara tampak lahap memakan sop yang baru saja Prilly siapkan untuk mereka.
Sedangkan Prilly yang memang sudah terlalu kenyang untuk ikut menyantap makanan itu hanya diam memperhatikan keduanya makan.
Sesekali ia akan menggelengkan kepalanya saat Ali dan Veyara berebut untuk menambah ayam."Perasaan aku masak banyak tapi, kalian masih berebut aja,"kata Prilly.
Ali dan Veyara menatap Prilly dengan cengiran khas mereka sebelum kembali menyantap makanan kesukaan mereka itu.
Saat ketiganya masih asik dengan makanan mereka Jennita datang dengan membawa makanan yang masih tersisa.
"Aduh, gara-gara kalian berdua Prilly ampe harus masak dua kali.
Dasar maniak sop ayam emang kalian tuh,"cetus Jen seraya menggelengkan kepala melihat betapa lahapnya Ali dan Veyara memakan makanan mereka."Biarin aja Mom, aku seneng kok liat mereka makan lahap gini,"jawab Prilly sambil tersenyum tipis, sesekali tangannya terulur untuk mengelap bibir Vey yang belepotan.
Jen tersenyum bangga pada Prilly, Ali sangat beruntung jika bisa menaklukan gadis ini, batin Jen.
"Oh, ya Li kalian tidur terpisah kan?"tanya Jen pada Ali.
Ali menghentikan suapannya lantas menatap sang Ibu.
"Kenapa Mom?lagian ada di tengah-tengah kami, jadi Ali nggak akan macem-macem lah Mom.
Jadi, kita bakal tidur sekamar."Jen menatap Ali horor, "Big No Son, kalian belum menikah Mom nggak mau ada Veyara kedua antar kalian."
Ali cemberut sementara Prilly hanya terkikik geli.
"Iya, Mom,"jawabnya pasrah.
Jen tersenyum kemudian pamit untuk segera tidur karena memang hari sudah sangat larut.Setelah, Ali dan Veyara selesai makan Prilly segera membawa Veyara untuk mencuci kaki dan menggosok gigi, kebiasaan yang sudah mereka lakukan sejak Veyara berusia 1 tahun.
"Pril kita tidur sekamar aja malam ini ya?"kata Ali sambil mengekori Prilly yang akan masuk ke kamar seraya menggendong Veyara.
"ENGGAK!!"tolak Prilly tegas.
Ali melotot, "Kenapa enggak?aku kan mau tidur sama anak aku?masa nggak boleh?"
"Kamu nggak inget pesan Mommy kamu?kita nggak boleh tidur sekamar sebelum sah, kamu ngerti?"ujar Prilly saat mereka telah sampai di kamar yang menjadi tempat istirahatnya.
"Tapi, biasanya juga kita tidur bertiga kan?kok sekarang nggak boleh?
Vey, abi boleh kan tidur sama Vey sama Umi?"Ali beralih pada Veyara yang hanya menatap kedua orang tua nya dengan tatapan bingung khas anak kecil."Dak boleh, kan tadi Oma cudah bilang dak boleh Abi.
Kata Umi jadi anak itu halus nulut ndak boleh bandel.
Ya kan, Umi?"
Skakmat. Ucapan Veyara membuat bahu Ali meluruh.
Prilly mengangkat sudut bibirnya menatap wajah kalah dari Ali, kemudian dengan keras ia tutup pintu kamar mereka yang membuat Ali terperanjat kaget."Prilly, Veyaaa... kok kalian tega sihh?"teriaknya di depan kamar Prilly.
Namun, tidak ada jawaban dan itu semakin membuat Ali kesal."Al? Kamu ngapain?" Aruna tiba-tiba datang dari balik punggung Ali.
"Eh, Runa?nggak papa.
Hm, gue duluan ya, good nite,"dengan tergesa Ali masuk ke kamarnya.
Sementara Aruna hanya menatap aneh pada pria itu."Aneh banget,"gumam Runa lantas pergi ke dapur karena tadi dia memang ingin pergi mengambil minum.
****
"Hikss ... Umi...Hikss..."suara tangisan Veyara langsung membangunkan Prilly yang terlelap.
Ia segera beranjak duduk saat melihat Veyara sudah terduduk dengan air mata yang sudah membasahi kedua pipi tembamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Izinkan Aku Mencintaimu (End) -Repost-
FanfictionKisah Ali dan prilly. *** Palembang, 22 Maret 2018